Cerpen ini 100% fiktif dan merupakan kelanjutan dari cerpen sebelumnya Dear Diary #1 dan #2
Saat itu Lia hamil di luar nikah mengandung anak dari salah seorang personel BoyBand SAH bernama Satria.
Namun Satria tak mau bertanggung jawab dan malah menikah dengan wanita lain bernama Eno yang merupakan sahabat Lia sendiri.
Karena Satria tak mau bertanggung jawab akhirnya Lia berinisiatif menutupi aibnya dengan menikahi saudara tirinya bernama Jaey dan dari pernikahan mereka itu mereka dikaruniai satu orang anak bernama Baby-J1 yang sejatinya adalah anak Satria.
Sementara pernikahan Satria dan Eno juga dikaruniai satu orang anak bernama Baby-J2. Jadi anak Satria ada 2 bernama Baby-J1 dan Baby-J2.
Namun disamping itu pernikahan Lia dan Jaey tak berlangsung lama karena Jaey mengalami kecelakaan di Lab dan meninggal dunia, lalu kemudian Lia menikah lagi dengan seorang laki-laki yang sudah sejak lama menaruh hati padanya yaitu Nuhid.
***
Di Dear Diary #3 ini, Nuhid suami Lia menghilang tanpa jejak, dan oleh sebab itu Lia kembali berstatus janda untuk kedua kalinya.
Dan kemudian entah apa yang merasuki Lia dan Satria? Mereka kemudian memutuskan untuk menikah dan otomatis Lia menjadi madunya Eno.
Sekedar pengingat: BoyBand SAH berasal dari Korea dan personelnya mempunyai nama lokal Indonesia yaitu Satria, Agus, dan Herman.
Dan diantara penggemar mereka yang paling fanatik adalah 3 orang sahabat asal Indonesia yaitu Eno, Lia, dan Fanny.
Satria sudah menikah dengan Eno dan Lia dan mengukir cerita cinta mereka di Dear Diary #1 dan #2.
Lalu bagaimana dengan Agus, Herman, dan Fanny? Itulah yang akan menjadi cerita pada Dear Diary #3 ini. Check the out!
***
Musim gugur telah tiba, suhu menurun, warna daun berubah dari hijau menjadi kuning, dan kemerahan, lalu berjatuhan.
Seiring itu warna langit (sunset) juga ikut berubah mengikuti warna dedaunan, cerah dan dramatis, menjadikannya terlihat indah menakjubkan.
Namun tidak seperti suasana hati Fanny saat ini. Di balik kaca jendela besar di salah satu hotel di AS dimana tempat ia menginap, tatapannya kosong menatap ke arah jalan raya, memikirkan nasib dirinya yang sudah sedewasa ini tapi masih menjomblo.
Sedangkan kedua bestienya, Lia dan Eno sudah sejak lama menikah dengan pasangan mereka masing-masing, kini hanya tinggal dirinya saja yang belum.
Ada kekawatiran dalam dirinya bagaimana jika sampai tua nanti belum juga mendapatkan jodoh? Bisa-bisa masa suburnya akan menurun dan sulit mendapatkan anak. Mana sudah dekat lebaran pula dan neneknya akan datang dan bertanya: "Kapan kawin, Cuk?", aku harus menjawab apa, masa iya aku jawab dengan jawaban yang sama terus?, "Huuh.." Ucap Fanny kesal memikirkan itu.
Pandangannya masih tertuju ke jalan raya dan dari balik kaca itu terlihat sepasang laba-laba merayap dan seketika pikirannya berspekulasi seolah laba-laba itu meledek dirinya dan mengatakan: "Laba-laba aja gandengan masa kamu engga?"
"Argghh.." Fanny semakin kesal gara-gara laba-laba itu, tapi tak ingin merusak harinya dengan memikirkan itu, ia kemudian memutuskan pergi ke area latihan panjat tebing yang tak jauh dari hotel tempat ia menginap.
"Pokonya sebelum lebaran, aku harus sudah mendapatkan jodoh! Minimal sudah mendapatkan pacarlah buat dikenalin ke Nenek." Ucap Fanny ambil ancang-ancang untuk memanjat.
"Semangat, Fan, semangat!" Ucapnya menyemangati diri sendiri sambil memanjat tebing itu dan dalam hitungan detik ia sudah sampai ke puncak dan melihat timer dengan capaian rekor terbaru melampui rekor-rekor sebelumnya.
"Semoga aku cepat mendapat jodoh secepat rekor ini." Ucapnya membatin.
Fanny turun dari tebing dan melap keringatnya, dari kejauhan tampak asistennya berlari kecil seperti ingin menyampaikan sesuatu.
"Mbak, ada kiriman nih tapi nama pengirimnya tidak ada?" Asistennya menyerahkan paket itu padanya.
Dari area latihan panjat tebing, Fanny kembali ke kamarnya membawa paket itu, dan setelah selesai mandi ia kemudian membukanya dan di dalam paket itu terdapat sebuah surat dan gelas styrofoam bekas, di surat itu bertuliskan: "Kamu ingat benda ini?" dan di akhir surat tersebut terdapat gambar finger_love.
"Apa-apaan ini, siapa yang iseng sih?" Fanny membuang paket tersebut ke tong sampah, namun setelah beberapa saat kemudian ia mengambilnya kembali karena baru melihat di balik amplop surat tersebut juga terdapat lambang finger_love. Sekelebat pikirannya teringat akan sesuatu tapi ingatannya terpotong.
"Dimana dan pada siapa ya dulu aku mengacungkan finger_love." Ia mencoba mengingat-ingat tapi ingatannya tetap terpotong.
"Terus gelas styrofoam bekas ini apa maksudnya? Duh kenapa aku jadi pelupa sih?" Fanny mengetuk-ngetuk keningnya.
Ia kembali duduk di dekat jendela kaca, pandangannya menerawang menatap ke jalan raya dan mencoba mengingat-ingat kembali dimana dan pada siapa dulu ia mengacungkan finger_love dan apa hubungannya dengan gelas styrofoam bekas?
Sejenak kemudian lamunannya buyar ketika ada orang mengetuk pintu yang ternyata adalah asistennya yang kembali membawakan sebuah paket tanpa nama pengirim.
Ia kembali membuka paket itu dan kali ini isinya kulit kuaci dan surat, ia mengamati surat itu dan membolak-baliknya siapa tau menemukan petunjuk tapi tak ada, hanya sebuah tulisan: "I Love U".
Kemudian ia mengambil surat yang ia buang ke tong sampah tadi dan membandingkan kedua surat tersebut dan tampaknya berbeda, di kirim dari dua orang pengirim yang berbeda.
Tak ada petunjuk dari surat, Fanny kini beralih mencari petunjuk dari kulit kuaci.
"Kuaci.., kuaci.. kuaci..??" Fanny menyebutnya berulang-ulang dan perlahan teringat dengan Eno dan Lia karena saat terakhir makan kuaci ketika mereka menonton konser boyband SAH di Bali beberapa bulan yang lalu.
"Apa iya Eno dan Lia iseng mengirimkan barang-barang ini ke aku?" Fanny menebak-nebak jangan-jangan pengirim kedua buah paket tersebut adalah Eno dan Lia.
Fanny kembali mengambil gelas styrofoam bekas yang ia buang ke tong sampah tadi dan menjajarnya dengan kulit kuaci, serta dua pucuk surat beserta amplopnya itu.
Fanny kemudian mengambil ponselnya dan memotret semua barang tersebut lalu mengirimnya ke WhatsApp Lia dan Eno.
Namun tak seorangpun dari kedua orang bestienya tersebut yang mengakuinya dan itu membuatnya semakin bingung.
Dalam kebingungannya ponselnya berbunyi dua kali dan terdapat dua pesan masuk dari Herman dan Agus. Mereka berdua adalah personel dari Boyband SAH (Satria, Agus, Herman).
Bunyi pesannya sama: "Apakah kamu sudah menerima paket dariku?" Bunyi pesan itu dalam bahasa inggris.
Fanny sedikit kerepotan membalas dua chat itu karena waktunya bersamaan dan untungnya pertanyaan mereka sama jadi jawaban balasan dari Fanny juga sama.
"Oh jadi kamu pengirimnya? Iseng banget sih tanpa nama?" Balas Fanny pada chat Herman dan Agus.
"Sengaja, karena aku menyukai game!" Balas mereka menjelaskan bahwa mereka menyukai permainan semacam itu.
Fanny tidak heran karena sebelumnya dia memang sudah tau kalau ketiga personel Boyband SAH memang jahil-jahil dan suka menjadikan apapun sebagai permainan.
"BTW mengapa tiba-tiba menghubungiku?" Balas Fanny lagi merasa heran karena terakhir mereka bertemu sudah lama sekali dan tiba-tiba baru menghubunginya lagi.
"Kami ingin melamarmu?" Balas Herman dan Agus.
Balasan chat mereka sontak membuat Fanny shock sekaligus bingung, antara percaya dan tidak percaya, sekaligus merasa dipermainkan seperti game. Tapi ia tidak marah dan malah merasa bangga.
"Gokil! Sekalinya mendapat jodoh, langsung dua sekaligus! Aku mesti menjawab apa?" Ucap Fanny dalam hati.
"Fan?" Chat Herman lagi.
"Fan?" Chat Agus lagi.
"Ya?" Balas Fanny ke Herman.
"Ya?" Balas Fanny ke Agus.
"Gimana?" Chat Herman lagi.
"Gimana?" Chat Agus lagi.
"Aduh Binguuung! mereka sudah janjian apa gimana sih, kok chat mereka bisa sama? Kalau aku beritau chat mereka sama dan sementara mereka tidak janjian gimana dong?" Lagi-lagi Fanny membatin.
"Kamu serius ingin melamarku?" Balas Fanny kemudian ke Herman.
"Kamu serius ingin melamarku?" Balas Fanny kemudian ke Agus.
"Ya, kami serius, Aku dan Agus sama-sama mencintaimu jadi kami juga berbarengan ingin melamarmu serta berbarengan juga chat ke kamu." Terang Herman.
"Sama seperti chatnya Herman." Terang Agus.
"Kalian lucu banget sih, hehe!" Balas Fanny ke Herman.
"Kalian lucu banget sih, hehe!" Balas Fanny ke Agus.
"Jadi gimana, Fan?" Chat Herman lagi.
"Sama seperti chatnya Herman." Chat Agus lagi.
"Inikan perkara serius ya ges ya, gimana kalau aku pikirin dulu?" Balas Fanny ke Herman.
"Sama seperti chat ku ke Herman." Balas Fanny ke Agus.
"Ya udh, jangan lama-lama ya Fan mikirnya." Chat Herman lagi.
"Sama seperti chatnya Herman." Chat Agus lagi.
"Oke guys!" Balas Fanny ke Herman.
"Oke guys!" Balas Fanny ke Agus.
"Heuffft berasap kepalaku!" Ucap Fanny membatin sambil meniup keatas, ke ubun-ubun poninya setelah selesai chat yang berlika-liku itu.
Sejenak ia baru teringat dengan semua barang misterius itu terutama kuaci dan gelas bekas. Saat boyband SAH konser di Bali beberapa bulan lalu, Fanny, Lia, dan Eno, serta diantara ribuan penonton lainnya mereka bertiga terpilih di tunjuk oleh Satria, Agus, Herman untuk menemani mereka satu malam. Saat itu mereka bergadang sambil makan kuaci dan saat di WC, Fanny cebok pakai gelas bekas karena kejahilan dari boyband SAH yang menyembunyikan gayung.
Fanny jadi senyum-senyum sendiri mengingat semua itu, sebenarnya Fanny juga jahil, dia balas dendam dengan menjadikan handuk Satria, Agus, dan Herman sebagai keset untuk diletakkan di depan kamar mandi.
"Hmm.." Fanny menghela nafas dalam-dalam mengingat semua itu dan bertanya-tanya dalam hati apakah masa lajangnya akan segera berakhir.
"Masalahnya adalah mereka berdua akan melamarku, apa yang harus kulakukan? Tak mungkin aku menerima keduanya, sementara jika memilih salah satunya saja yang lainnya pasti akan kecewa."
"Kalau laki-laki menikahi dua wanita mungkin akan wajar-wajar saja, seperti halnya Satria yang menikahi Eno dan Lia?"
"Sementara aku seorang perempuan! Kalau aku menikahi Agus dan Herman sekaligus, apa yang akan terjadi?"
"Sejujurnya mereka berdua bukanlah tipeku dan perasaanku pada mereka biasa-biasa saja layaknya perasaan pada teman. Tapi, kesempatan tak datang dua kali, jika aku tidak memilih salah seorang di antara mereka maka hilang kesempatanku untuk mengakhiri masa lajang ini dan sementara lebaran tinggal sebentar lagi dan Nenek akan bertanya kapan kawin."
"Sepertinya aku perlu sholat hajat meminta pilihan terbaik ke Tuhan." Tanya Fanny pada dirinya sendiri, membatin.
Hasil jawaban dari sholat hajat biasanya akan dikirim Tuhan langsung ke hati sehingga hati merasa yakin condong ke pilihan terbaik atau dapat berupa semakin jelasnya perbedaan dari suatu pilihan.
Setelah sholat hajat, hati Fanny condong ingin kembali ke Indonesia dan ia memutuskan untuk melanjutkan memikirkan pilihan terbaik di Indonesia.
***
Dari Amerika *Wuzzz* pesawat yang Fanny tumpangi mendarat di bandara Jakarta, Indonesia. Fanny beserta asistennya turun dari pesawat dan masuk ke taksi serta pulang kerumahnya.
Di rumahnya, Fanny langsung menuju ke spot favoritnya yaitu area panjat tembok di belakang rumahnya yang ia desain seperti tempat panjat tebing. Disana, ia terus memanjat, lalu turun lagi, kemudian naik lagi, lalu turun lagi, dan melakukannya berulang-ulang sambil memikirkan jawaban apa yang akan ia berikan untuk menjawab lamaran Herman dan Agus.
Seketika di pertengahan tebing ia berhenti sejenak, memikirkan Agus maupun Herman yang sulit dibedakan, mereka sama-sama tampan, sama-sama baik, sama-sama lucu, sama-sama bersuara bagus. Nyaris tak ada perbedaan selain pada wajah mereka meskipun bukan anak kembar.
Itu adalah pilihan tersulit bagi Fanny di tambah lagi waktunya yang terbatas hanya sampai lebaran saja yang hanya tersisa beberapa hari saja lagi. Fanny harus cepat menentukan pilihan apakah memilih Agus atau Herman. Berhubung dua-duanya sama-sama unggul maka Fanny memutuskan untuk "lempar dadu saja" yaitu mengadakan sebuah game lomba memanjat tebing, siapa yang menang dialah yang akan menikah dengan Fanny.
Fanny kemudian menghubungi Agus dan Herman untuk meminta mereka datang ke Indonesia dan ke rumahnya untuk lomba panjat tebing.
***
Dari Korea *Wuzzz* pesawat mendarat di bandara Jakarta, Indonesia. Agus dan Herman turun dari pesawat dan masuk ke taksi menuju hotel dan setelah cukup beristirahat di hotel mereka kemudian menuju ke rumah Fanny.
Di rumah Fanny mereka akan main game panjat tebing. Mereka hanya perlu memanjat secepat mungkin dan siapa paling cepat dialah yang akan jadi suami Fanny.
Namun ternyata Agus dan Herman sama-sama phobia dengan ketinggian sehingga lomba batal dilaksanakan.
Dan mereka mengusulkan untuk main game arisan saja mengundi nama mereka atau suit (gunting, batu, kertas) tapi Fanny menolak usul itu dengan alasan "Aku bukan barang taruhan."
Baru terpikirkan oleh Fanny bahwa dirinya bukanlah barang taruhan sehingga game jenis apapun bukanlah ide baik untuk menentukan pilihan.
Fanny harus memikirkan cara lain lagi untuk menentukan pilihan sementara sisa waktunya semakin sedikit.
Tapi semakin kesini semakin jelas terlihat bahwa Agus ataupun Herman dua-duanya bukan pilihan terbaik bagi Fanny. Ia juga baru mengetahui dari Google bahwa mereka berdua memiliki banyak bini di Korea.
Dari semua itu Fanny merasa bahwa Tuhan telah memberi petunjuk atas sholat hajatnya beberapa waktu lalu, dan ia memutuskan untuk tidak menerima lamaran mereka berdua dan memilih untuk tetap menjomblo saja.
Lalu bagaimana dengan desakan dari family yang bertanya kapan kawin dan juga desakan dari rasa takut akan usia masa subur yang dapat menurun secara signifikan ketika menginjak usia 35 tahun dan peluang kehamilan pada usia tersebut tidak begitu tinggi serta memiliki risiko komplikasi kehamilan.
Ingin rasanya ia menceritakan semua itu pada Eno dan Lia tapi ia tidak ingin menganganggu kedua sahabatnya itu karena mereka pasti sangat sibuk sekali terlebih Eno dan Lia juga sudah memiliki bayi bernama Baby-J1 dan Baby-J2.
Namun disisi lain jika ia tidak bercerita pada Eno dan Lia, kedua sahabatnya itu akan menyalahkannya jika terjadi apa-apa pada dirinya.
"Kenapa gak cerita sih Fan?" dan bentuk pertanyaan kenapa kenapa lainnya yang pasti akan disesalkan kedua sahabatnya itu pada dirinya. Membayangkan itu akhirnya Fanny bercerita pada mereka.
"Ya sudahlah ku VC saja mereka." Ucapnya membatin sambil memvideo call kedua sahabatnya itu dan begitu tersambung tampak Eno sedang menyusui Baby-J2.
"Halo Baby-J?" Ucap Fanny menyapa Baby-J yang sedang menyusu ke Eno di video call itu.
"Halo juga tante, apa kabar?" Jawab Eno dan Lia berbarengan mewakili Baby-J untuk menjawab Fanny.
"Duh kuatnya menyusu, gemes deh! Usia berapa bulan sih, tidak minum susu formula kah?" Tanya Fanny pada Eno ataupun Lia.
"Iya, kuat banget menyusu, biasanya sih aku sama Lia bergantian menyusuinya." Jawab Eno. Kebetulan Lia juga punya Baby jadi bisa menyusui bayinya Eno.
"Ga mau dia susu formula!" Jawab Lia.
"Cerewet juga ya Baby-J. Btw ayahnya (Satria) dimana?" Tanya Fanny.
"Biasalah (Satria) lagi mengarang lagu bareng teman-temannya (Herman dan Agus)." Jawab Eno.
"Wah Herman dan Agus sudah bertemu Satria kah? Kalian tau nggak sii! Herman dan Agus melamar akuuu." Ucap Fanny.
"Wah, aku dukung banget Fan." Jawab Eno dan Lia ikut senang.
"Tapi aku tidak mencintai mereka." Jawab Fanny lalu kemudian menceritakan semuanya termasuk akan ketakutannya pada masa subur yang dapat menurun secara signifikan ketika menginjak usia 35 tahun dan peluang untuk hamil pada usia tersebut tidak begitu tinggi serta memiliki risiko komplikasi kehamilan.
"Kalau tidak cinta jangan dipaksakan Fan." Ucap Eno.
"Iya No, sudah ku tolak sii lamaran mereka berdua." Jawab Fanny.
"Setuju banget sama Ka Eno! Kalau tidak cinta jangan dipaksakan Ka Fan! Kalau soal ketakutan masa subur, Ka Fanny bisa mencoba metode Kriopreservasi aja." Terang Lia.
"Nah, betul itu apa kata Lia, coba metode Kriopreservasi aja Fan?" Timpal Eno.
Kriopreservasi oosit matang atau pembekuan sel telur adalah metode memperpanjang masa subur wanita yaitu sel telur wanita di usia subur diambil dan dibekukan di fasilitas penyimpanan khusus tanpa pembuahan dan dapat digunakan untuk hamil di masa depan.
"Duh! Kalian memang bestie_bestieku yang paaaling baik dan pintar, makasih ya atas sarannya. Peluk jauh!" Jawab Fanny seraya memberikan pelukan virtual pada kedua bestienya itu dan kemudian mereka mengakhiri video call itu.
Sejenak setelah itu Fanny merenung apakah ia perlu melakukan pembekuan sel telur atau tidak? Jika ia melakukannya semua masalahnya akan selesai.
Sedangkan untuk urusan menjawab lamaran Herman dan Agus sudah ia tolak dua-duanya karena menuruti saran dari Lia dan Eno yang mengatakan percuma bersama jika tidak saling cinta. Lagi pula mereka berdua punya banyak bini di Korea.
Dan masalah terakhir tentang pertanyaan semua orang tentang "Kapan kawin?", Fanny berusaha menganggap itu sebagai lelucon yang tidak perlu dipikirkan.
Dengan begitu tinggal satu masalah lagi yang belum selesai yaitu apakah perlu melakukan pembekuan sel telur atau tidak? Semua ini demi berjaga-jaga jika sampai suatu saat nanti belum juga menemukan jodoh maka masih bisa punya kesempatan untuk hamil meski sudah tua.
Fanny merasa mantap akan melakukan pembekuan sel telur. Ia kemudian menemui Dr. Jacka Artub untuk berkonsultasi dan sesampainya bertemu Dr. Jacka ia menceritakan semua hal yang mengganggu pikirannya.
"Oh begitu! Anda merasa cemas dan takut tidak laku karena masih jomblo?" Ulang Dr. Jacka mengonfirmasi pernyataan Fanny.
"Iya, Dok." Jawab Fanny.
"Sepertinya Anda terkena penyakit Anxiety Disorder yaitu kecemasan atau ketakutan berlebihan yang berhubungan dengan kejiwaan atau gangguan otak." Lanjut Dr. Jacka.
"Tapi jangan kuatir! Nanti saya kasi resep obat merek Xanax, yang dapat berfungsi merangsang otak untuk meningkatkan aktifitas. Ketika aktifitas otak meningkat, maka kecemasan dan ketakutan akan menurun atau bahkan menghilang sama sekali." Tambah Dr. Jacka lagi.
"Thank you, Dok! Lalu bagaimana soal pembekuan sel telur, Dok?" Jawab Fanny sekaligus bertanya kembali.
"Ya ada tahap-tahapan tertentu yang harus di lalui. Setelah melalui tahap-tahapan itu baru dapat dilakukan pembekuan sel telur. Namun satu hal yang perlu Nona Fanny ketahui adalah cara ini tidak menjamin 100% untuk bisa hamil di masa depan, potensi kegagalan itu tetap saja ada dan juga Nona Fanny perlu mempertimbangkan biayanya yang tidak sedikit." Terang Dr. Jacka.
"Berapa biayanya, Dok!" Tanya Fanny.
"Tergantung berapa buah telur yang akan diambil nantinya, semakin banyak bisa semakin mahal. Umumnya akan diambil 3-5 sel telur, namun terkadang diperlukan sampai 15 sel telur, dan biayanya berkisar antara 70-100 juta." Jawab Dr. Jacka.
"Baik Dok! Saya setuju. Soal biaya tidak masalah! Yang penting saya bisa membekukan sel telur." Jawab Fanny.
"Kalau begitu, inikan masih bulan ramadhan ya? Nanti setelah lebaran, Nona Fanny silakan kembali lagi ke klinik ini, akan kita lakukan pengecekan." Jawab Dr. Jacka sambil menuliskan resep untuk penyakit Anxiety Disorder Fanny.
"Untuk sementara kita obati penyakit Anxiety disordernya terlebih dulu ya! ini resepnya silakan ditebus dan semoga lekas sembuh!" Ucap Dr. Jacka kemudian.
"Baik Dok! Terimakasih." Jawab Fanny sambil bersalaman dengan Dr. Jacka.
"Ya, sama-sama!" Jawab Dr. Jacka.
***
Setelah keluar dari ruangan Dr. Jacka, Fanny menuju ke apotik untuk menebus obat dan tanpa sengaja ia berpapasan dengan Satria.
Fanny menjadi salah tingkah karena terakhir bertemu Satria saat konser di Bali dan kini Satria tinggal di Jakarta dan sudah mahir berbahasa Indonesia.
"Lho Fan, sakit apa?" Tanya Satria.
"Biasalah sakit cemas. Kamu sendiri sakit apa?" Jawab Fanny sekaligus bertanya balik.
"Menjenguk teman tadi! Khanif di gigit laba-laba lalu berubah jadi Spiderman." Jawab Satria.
"Oh!" Jawab Fanny.
Satria terus mengikuti Fanny sampai ke apotik dan setelah Fanny selesai menebus obat kemudian mereka terus berjalan ke parkiran sambil mengobrol.
Tak terasa saking asiknya mengobrol, Fanny sampai ikut masuk ke mobil Satria dan setelah menyadari itu akhirnya mereka tertawa bersamaan.
"Ya sudah, yuk! Kita jalan-jalan sekalian." Ajak Satria dan Fanny pun mengiyakannya.
Pesona Satria memang luar biasa di antara personel Boyband SAH lainnya dialah yang paling membuat penggemarnya tergila-gila diantara personil lainnya. Sudah menjadi hal lumrah di dalam satu Boyband ada personel yang paling menonjol dan itu adalah Satria.
Sontak hanya dalam beberapa menit saja setelah bertemu Satria, Fanny berubah 180 derajat menjadi ceria dan lupa segalanya.
Dia lupa bahwa Satria adalah suami dari kedua sahabatnya, Eno dan Lia.
Fanny juga lupa telah meninggalkan mobilnya di parkiran RS dan ikut bersama Satria entah kemana dan Fanny benar-benar sudah lupa segalanya.
Begitu juga Satria, seolah terhipnotis oleh Fanny, ia juga lupa sama kedua istrinya serta anak-anaknya. Ia juga lupa dengan kedua temannya Agus serta Herman.
Yang mereka berdua ingat saat ini hanyalah dunia milik mereka berdua.
Rupanya pangeran yang Fanny tunggu selama ini "untuk menjemput dirinya" adalah Satria, karena itu pula Fanny betah menjomblo serta menolak setiap cinta yang datang selain cinta Satria.
Entah berapa lama Fanny menyimpan rasa itu sendirian, ia tak pernah menceritakannya pada siapapun termasuk pada bestienya Eno dan Lia.
Sulit memang ketika berada pada posisi Fanny, orang yang paling dia sayangi adalah merupakan suami dari kedua sahabatnya sendiri.
Rasa takut akan disebut pelakor, rasa takut akan menyakiti hati kedua sahabatnya sendiri menjadi momok paling mencemaskan dalam dirinya yang dapat menimbulkan penyakit apapun termasuk penyakit Anxiety disorder.
Apa kata Lia dan Eno nantinya jika mengetahui semua ini? dan bagaimana perasaan Herman dan Agus yang tercampakkan begitu saja oleh sahabatnya sendiri.
Namun perasaannya sudah tak terbendung lagi, ibarat korek api dan farfum beralkohol, sekujur tubuh Fanny penuh farfum dan tersambar oleh api cinta Satria.
Sehingga dalam sekejap wanginya farfum perselingkuhan itu terbakar oleh sakitnya rasa bersalah akibat penghianatan.
Entah berapa lama mereka bersama sejak dari apotik itu hingga berkeliling jalan-jalan mengitari kota metropolitan, naik ke speedboard dan berkeliling melihat pemandangan indah pulau-pulau kecil tak berpenghuni hingga mereka tersadar segala sesuatu yang entah di inginkan atau tidak telah terjadi.
"Maafkan aku Fan." Ucap Satria sambil memasang celana jeans-nya.
"Hiks hiks.." Fanny hanya menangis sesegukan meringkuk di jok kapal speedboard itu.
Apa yang harus ia katakan nantinya pada kedua sahabatnya itu bahwa ia telah melakukan kesalahan bersama suami mereka.
Semuanya terjadi begitu cepat sama halnya seperti yang terjadi pada Lia dan Eno ketika Satria melakukannya begitu saja tanpa rencana alias khilaf.
Namun apakah kali ini Satria dapat menyelesaikan masalahnya seperti cara dia menyelesaikannya waktu itu ketika sama Lia dan Eno yaitu menikahinya.
Kali ini berbeda dan mungkin tidak akan mudah sebab kali ini, Satria berurusan dengan 4 orang sekaligus, yaitu kedua istrinya dan juga kedua sahabatnya.
Apakah mereka berempat dapat memaklumi ini ataukah tidak mempermasalahkannya?
***
Malam takbiran tiba, tanda besoknya akan lebaran. Sebagai orang paling bersalah dalam hal ini, malam itu Satria mengumpulkan mereka berempat, Agus, Herman, Eno dan Lia.
Satria mengakui semua kesalahannya dan bersedia menerima konsikuensi apapun. Entah itu diceraikan oleh kedua istrinya maupun dibenci oleh kedua sahabatnya.
"Terserah kalian, namun aku tetap akan menikahi Fanny." Ucap Satria memulai percakapan.
"Kuharap ini yang terakhir!" Jawab Eno.
"Cukup sudah tiga bini saja Ka, jangan menambah lagi." Ucap Lia menimpali.
"Hmm, beruntung malam ini malam lebaran, jadi aku memaafkanmu, Bro!" Ucap Agus.
"Idem!" Jawab Herman memberikan jawaban yang sama seperti jawaban Agus.
Mereka berempat sangat paham akan takdir Tuhan, menjadi percuma melawan takdir, lebih baik menerimanya saja, dan semuanya akan baik-baik saja, karena pada dasarnya bersabar atau marah dua-duanya memerlukan tenaga yang sama namun yang paling baik adalah bersabar karena akan mendapat ganjaran pahala dan sebaliknya marah hanya akan membuat segala sesuatunya bertambah parah dan mungkin akan mendapat ganjaran dosa.
***
Seminggu setelah lebaran, Fanny dan Satria menikah, sementara Agus dan Herman pulang kembali ke Korea.
Eno dan Lia tetap baik pada Fanny, seolah tak terjadi apa-apa dan semua itu sepertinya berkat dari pesona Satria yang mampu membuat tenang ketiga istrinya.
Fanny tak jadi membekukan sel telur dan penyakit anxiety_disordernya sembuh dengan tiba-tiba.
Mereka bertiga menjadi istri yang akur dan membagi tugas sama rata, hari ini giliran Eno dan Lia ke pasar sementara Fanny menjaga Baby-J dibantu asisten.
Fanny bingung ketika Baby-J rewel, menangis tanpa henti, ia bingung harus melakukan apa. Sejenak Fanny teringat ketika video call bersama Eno dan Lia waktu itu, yang sedang menyusui Baby-J, Fanny pun melakukan hal yang sama dan berhasil, Baby-J pun diam.
TAMAT!
Nama band nya aja SAH. Tapi selalu saja melakukan hal yang belum sah. Dasar BANG SATria. 😂😂😂
ReplyDeleteOiya, untung saja si dokter itu orangnya baik dan tidak perpikiran porn. Jadi tidak terjadi hal yg mustahil dilakukan. Wkwkwkwkwk
Peluang ente lagi sempit kang Jack, Jadi sorry nih gue ambil duluan.🤣🤣🤣
DeleteEmang dasar ente, bang. Suka nyerobot jatah teman. 😂😂😂
DeleteYa begitulah dunia per boyband'an kang selagi masih laris maka sikat saja semuanya wkwk
DeleteSebenarnya bisa saja dr. Jacka macem2.. secara yg berhubungan dgn sel telur ini kan arahnya ke anu wkwk.. tapi tdk di tuliskan takut merusak alur haha..
Nah makanya, kang, untung saja alur ceritanya si dokter hanya sebagai figuran. 😂😂😂
DeleteBisa begitu jadinya Huu? 🤣🤣🤣
ReplyDeleteBentar2 gue mikir ke masa lalu.. Yaa dulu pernah punya pacar 3 sekaligus sewaktu masih sekolah Stm cuma 4 bulan kemudian bubar semua Huu.🤣🤣🤣
Dua istri saja kadang sering bersitegang gimana 3 atau 4 sekaligus yee Huu.🤣🤣🤣
Kenapa nggak dikasih si Khanif aja Huu, Kan dia habis digigit Gonggo langsung jadi manusia super.🤣🤣🤣
Wah pernah ya huu pas STM, cocok dong berarti pas dgn karakter begini di cerpen wkwk
DeleteYg jelas banyak lah huu yg punya bini 2 3 sampai 4 bahkan mgkn lbh wkwk, akur2 aja tuh, pada intinya ini cuma buat seru2an aja huu, yaitu dgn sedikit mengesampingkan pikiran normal wkwk
Ya nanti kita kasi ke Khanif huu wkwk
maruk banget kang sat ketiganya di ambil semua, kasiam tu bang herman sama mas agus :D
ReplyDeletebtw nama baby nya j1 j2 kayak merek hape samsung j1 j2, tar kalo punya anak udah 7 jadi baby prime j7 🤣
Bang Herman dan Mas Agus juga punya banyak bini Mas di Korea, wkwk
DeleteIya ya baru nyadar saya klo nama babynya sinkron sama type2 merek hp samsung wkwk
orang serakah ternyata ada di mana mana, termasuk di cerpen....😁👍
ReplyDeleteUdh speechless langsung bacanya 🤣🤣🤣🤣. Kalo dalam kehidupan nyata, aku mending ga nikah2 drpd jadi istri ketiga 😂😂😂😂
ReplyDelete