Skip to main content

Cerpen: Gadis dan Impian Ponsel Termahal

Cerpen: Gadis dan Impian Ponsel Termahal

Di sebuah desa kecil, tinggal seorang gadis yang ceria dan penuh semangat bernama Tiwi. Ia sering melihat teman-temannya membawa ponsel-ponsel canggih dan terbaru, yang membuatnya ingin memiliki ponsel termahal yang sedang menjadi tren di kalangan mereka.

Tiwi tahu bahwa ponsel tersebut sangat mahal, jauh di atas kemampuan ekonomi keluarganya. Ayah Tiwi bekerja sebagai buruh tani dan ibunya adalah seorang penjahit kecil-kecilan. Meskipun hidup sederhana, Tiwi tidak pernah merasa kekurangan kasih sayang dan perhatian dari keluarganya.

Namun, keinginan Tiwi memiliki ponsel termahal semakin mendalam. Ia merasa bahwa dengan memiliki ponsel itu, ia akan lebih diterima di kalangan teman-temannya dan merasa lebih modern. Tiwi mulai mengumpulkan uang dari uang jajan yang ia hemat dan menjual beberapa barang yang tidak lagi ia butuhkan.

Tiwi juga mencoba mencari pekerjaan sampingan, seperti membantu ibu menjahit dan membersihkan halaman tetangga. Namun, uang yang ia hasilkan masih jauh dari cukup untuk membeli ponsel yang diimpikannya. Meskipun demikian, Tiwi tidak menyerah. Ia tetap bersemangat dan penuh tekad untuk mewujudkan impian tersebut.

Suatu hari, Tiwi mendengar tentang sebuah lomba menulis cerita pendek dengan hadiah yang cukup besar. Dengan bakat menulisnya, ia memutuskan untuk mencoba peruntungannya. Tiwi mulai menulis cerpen tentang perjuangan seorang gadis yang ingin memiliki ponsel termahal, tetapi harus mengatasi berbagai rintangan dan belajar menghargai apa yang dimilikinya saat ini.

Cerpen Tiwi tidak hanya menceritakan keinginannya sendiri, tetapi juga mengandung nilai-nilai tentang pentingnya bersyukur, kerja keras, dan kesetiaan kepada keluarga. Tiwi mengirimkan cerpen tersebut ke lomba dengan harapan bahwa kisahnya dapat menginspirasi orang lain.

Beberapa minggu kemudian, Tiwi menerima kabar gembira bahwa cerpennya telah meraih juara pertama dalam lomba tersebut. Hadiah yang ia terima lebih dari cukup untuk membeli ponsel yang diinginkannya. Namun, setelah merenung dan mengingat semua perjuangan yang telah ia lalui, Tiwi memutuskan untuk menggunakan sebagian hadiahnya untuk membantu keluarganya dan mengikuti nilai-nilai yang ia tuliskan dalam cerpennya.

Tiwi akhirnya menyadari bahwa memiliki ponsel termahal bukanlah segalanya. Yang lebih berharga adalah hubungan baik dengan keluarga dan teman-teman, serta kebahagiaan yang ditemukan dalam perjuangan dan pengorbanan. Dengan penuh kebahagiaan, Tiwi memutuskan untuk tetap menggunakan ponsel lamanya dan melanjutkan hidup dengan semangat dan rasa syukur.

***

Sampai suatu hari keinginan Tiwi muncul kembali setelah bertemu tiga orang anak Punk bernama Herman, Satria, dan Agus.

Ketiga orang teman barunya itu mempengaruhinya dengan menawarkan berbagai pilihan.

Ada yang menawarkan menjadi penipu dan ada juga yang menyarankan menjual diri sama Om Om.

Perlahan tapi pasti perangai Tiwi juga jadi berubah, ia bukan lagi seorang gadis yang ceria dan penuh semangat, sekarang ia jadi pemarah dan sering menendang botol di jalanan, bercelana robek di lutuk, beranting di bibir, dan berambut pendek berwarna hitam.

Siang itu di tempat tongkrongannya bersama teman-temannya, Tiwi duduk di atas ban bekas, menaikkan sebelah kakinya ke atas peti bekas.

Sambil menghisap sesuatu dan menghembuskannya, Tiwi berkata: "Teman-teman, beri saya saran. Apapun selain menjual diri akan saya lakukan." Ucap Tiwi.

Satria menghampirinya dan duduk diatas ban dekat Tiwi.

"Bagaimana kalau kamu berpura-pura sebagai karyawan PT yang mengurus pengiriman produk?" Usul Satria.

"Lalu..??" Jawab Tiwi.

"Lalu kamu meminta laporan resi penjualan handphone kepada operator resi di perusahaan ekspedisi."

"Setelah memiliki resi itu selanjutnya kamu kirim ojek online untuk mengambil barang dengan dalih disuruh oleh pemilik barang."

"Dengan modal resi itu lalu kamu kelabui operator jasa pengiriman untuk mengambil paket sehingga yang dibeli secara daring itu tidak sampai ke pembeli sebenarnya."

"Terdengar mudah? Oke akan saya lakukan!" Ucap Tiwi.

"Anak pintar, haha.." Jawab Satria sambil tertawa.

"Pintar juga Suhu Satria ngasi ide." Celetuk Herman.

"Pengalaman dia kali tuh." Timpal Agus.

"Gue cuma baca dari berita aja kok!" Jawab Satria lagi sambil tertawa.

Keesokan harinya dengan bantuan ketiga temannya,Tiwi berhasil menggondol total sebanyak 28 barang yang terdiri dari perangkat iPhone 14 Pro, MacBook dan iPad.

"Bagi Wi, satu.." Pinta Herman.

"Wee, enak aja, nyolong sendiri noh sono!" Ucap Tiwi seraya pergi dari tongkrongannya.

"Iya Man, masa lu kalah sama anak cewe." Ledek Agus. Herman hanya mesem-mesem.

"Kalau lu mau, masih ada satu trik lagi, Man!" Usul Satria.

"Jangan yang sulit-sulit, Huu.." Ucap Herman.

"Kamu kenal Khanif kan Man, petugas cleaning service di Kantor Bea Cukai disana?"

"Iya kenal.." Jawab Herman.

"Nah di gudang penyimpanan barang bukti (barbuk) di tempat dia bekerja itu kan ada puluhan handphone merek iPhone?"

"Yayaya betul itu.." Jawab Herman antusias.

"Nah Kamu sikat aja minta bantuan sama Khanif." Terang Satria.

Hari-hari berlalu, Herman menyikatnya secara bertahap dari total sebanyak 105 unit iPhone yang ada di gudang Bea Cukai itu, ia mengambilnya sebanyak 63 unit dan menjualnya kepada dua orang penadah dan menyisakan dua buah untuk ia pakai sendiri.

Agus terbelalak mendengar kisah Herman itu dan sedikit menelan ludah kepengen minta bagian namun Herman hanya memberi Agus bekas pakai bermerek Nokia E-63.

"Buat apa ini Mas, buat nge-ganjel pintu?" Ucap Agus kesal dan ditertawakan oleh Herman dan Satria.

Agus panas dan meminta trik lebih canggih pada Satria namun Satria malah menasehati Agus.

"Buat apa toh Mas..??" Ucap Satria.

"Kita ini sudah berkeluarga, kalau ketangkep gimana?" Ucap Satria lagi.

"Lagian, kaga berkah Mas, Cepat Dapatnya Cepat Habisnya!" Ucap Satria lagi dan membuat mata Agus jadi berkaca-kaca.

"Ya Allah, ampunilah hambamu ini, hampir saja hamba khilaf, untung Engkau mengirimkan teman sebaik Satria yang mau menasehati hamba dengan tulus." Doa Agus.

Suasana tongkrongan mendadak jadi sendu, Herman sampai salah tingkah merasa tak enak hati dan akhirnya Herman memberikan satu ponsel terbarunya pada Agus plus duit dua juta buat beli pulsa.

Dan begitulah, perjuangan Tiwi untuk memiliki ponsel termahal mengajarkan kepada kita semua tentang pentingnya bersyukur, kerja keras, dan menghargai hal-hal sederhana dalam hidup.


TAMAT!


Sebagian kisah di adaptasi dari situs berita online dan dipublikasikan dalam bentuk cerpen di blog ini bertujuan agar pembaca berhati-hati dan agar modus semacam itu tidak terulang kembali dimasa mendatang.

Dilansir dari Tempo.co, RFP alias Anggi kemudian terlacak dan berhasil ditangkap polisi dari Unit IV Subdirektorat IV Tindak Pidana Siber di Bandara Soekarno-Hatta pada 14 Agustus 2023. Barang bukti yang disita dari Anggi adalah satu unit iPhone 14 Pro Max, satu unit Samsung Galaxy Z Flip, dan satu kartu ATM Bank Mandiri.

Anggi dijerat dengan Pasal 30 juncto Pasal 46 dan/atau Pasal 32 juncto Pasal 48 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan/atau dugaan pencurian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 362 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Safri Simanjuntak mengatakan, mahasiswi berusia 20 tahun itu berpura-pura sebagai karyawan PT Erajaya yang mengurus pengiriman produk.

"Tersangka berhasil mendapatkan barang-barang tersebut senilai Rp 337.458.000," kata Ade Safri.

Selain itu dengan kasus berbeda, dilansir dari Detik.com, "Unit Judisila Satreskrim melakukan penangkapan terhadap pelaku pencurian berinisial ASM. Pelaku diamankan atas kasus pencurian puluhan handphone merek iPhone di gudang barang bukti Kantor Bea Cukai Batam," kata Kasat Reskrim Polresta Barelang, Kompol Budi Hartono, Senin (21/8/2023).

"Setelah melakukan serangkaian penyelidikan akhirnya tim berhasil menangkap ASM. Aksi pelaku terekam kamera CCTV yang berada di lokasi," ujarnya.

Atas perbuatannya pelaku ASM dijerat dengan pasal pencurian dengan pemberatan ancaman 7 tahun penjara. Sementra pelaku ER dan SU (dua orang penadah) dijerat pasal penadahan dengan ancaman 5 tahun penjara.

Comments

  1. Menarik juga Huu kisah kriminal nyata diubah jadi Cerpen. Dari kasus Anggi sampai pencurian I-Phone dibeacukai Batam yang pelakunya Clening service beacukai sendiri.😁👍👍


    Lebih hebat lagi si Satria Huu, bisa berubah dari Mafia sampai jadi Ustad.🤣🤣🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya memang begitu huu, umumnya manusia ada sisi baik dan sisi buruknya, kalau di cerita film2 box office biasanya kedua sisi itu diangkat dua2nya, ini cerpen sekelas box office huu 🤣

      Delete
    2. wahh kalo begitu cerpen ini cocok di jadikan movie layar lebar bang, pasti langgung naik ratingnya :D

      Delete
    3. Iya mas nanti pemeran utamanya mas Khanif dan pemeran keduanya Fajar SadBoy, Khanif pasti kepengen banget kan ngabisin si Fajar 🤣🤣

      Delete
  2. mantul cerpennya, ..... dengan latar beakang kehidupan sehari hari..... ada tokoh baik, ada pula tokoh jahat

    ReplyDelete
  3. Mas jaey kereeen ah cerpennya based on kisah nyata. Aku malah baru tahu ada modus kejahatan begitu.

    Sejujurnya kalo beli gadget, aku ga suka online mas. Lebih suka DTG langsung ke official storenya. Biar bisa liat langsung, dan diajarin juga beberapa features baru yg mungkin aku blm paham. Kalo online kan utak atik sendiri hahahaha. Lebih ngerasa tenang aja kalk beli langsung, dan pegang langsung. Tapi khusus gadget sih. Kalo lainnya ya mending online

    ReplyDelete

Post a Comment