Skip to main content

Cerpen: Oknum Paspampres Penculik (Kisah Nyata)

Cerpen: Paspampres Penculik (Kisah Nyata)

CERPRN INI DIANGKAT DARI KISAH NYATA dengan lokasi kejadian yang nyata hanya saja nama tokohnya kami ganti.

Pelaku diduga bernama Praka RM diperankan oleh Satria dan korban Imam Masykur diperankan oleh Khanif.

***

Satria (anggota Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres) dan dua rekannya Agus (Satuan Direktorat Topografi TNI AD) serta Jaey (Satuan Kodam Iskandar Muda).

Sore itu sekitar jam 5 mereka bertiga naik mobil menuju toko kosmetik dan memarkir mobilnya di bagian belakang toko tersebut.

Jalan Sandratek, RT 02/06, Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan.

Saat itu toko dalam kondisi terbuka dan penjaganya hanya seorang diri bernama Khanif.

Agus dan Jaey menunggu di mobil, sementara Satria turun dari mobil dan masuk kedalam toko menemui Khanif lalu terlihat pertengkaran antara mereka berdua, Satria memukul Khanif, dan kejadian itu disaksikan oleh Tiwi.

Tiwi menuturkan, warga sekitar sempat melerai pertengkaran antara mereka berdua namun (meskipun anggota TNI) tapi Satria berdalih jika dirinya merupakan aparat Kepolisian.

Karena mengaku polisi warga kemudian membiarkan Satria memborgol Khanif dan membawanya pergi (menculiknya) dari toko tersebut.

Kejadiannya begitu cepat tidak sampai satu menit, Tiwi hanya sempat melihat kedua rekan Satria saja dan tidak tau mereka pakai mobil apa, namun Tiwi mengatakan Satria tinggi dan berambut cepak.

***

Satria CS (Agus dan Jaey) membawa Khanif ke suatu tempat dan di tempat itu mereka bertiga menganiaya Khanif.

Jam 8 malam Satria CS menyuruh Khanif untuk menelpon keluarganya dan meminta tebusan 50 juta. Khanif kemudian menelpon sepupunya, Pak Tanza.

"Pak Tanza, tolong Pak.. aku dianiaya, mereka memukuliku dan meminta duit tebusan 50 juta. Tolong saya Pak." Ucap Khanif sambil menangis dari balik telepon.

"Waduh, Nif.. mana punya kita duit segitu." Jawab Pak Tanza.

"Pak, tolonglah, Pak, saya sudah gak kuat, sedikit lagi hampir mati dihajar mereka."

Pak Tanza selaku sepupu Khanif beserta pihak kelurga kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polda Metro Jaya.

Laporan tersebut STTLP/B/4776/VIII/2023/SPKT.

Tetapi karena dimintai saksi pada akhirnya meskipun laporannya pada hari minggu dan baru hari senin diterima oleh Polda.

Sementara kabar penculikan Khanif sudah tersiar ramai di berbagai media sosial, dalam unggahan yang beredar Khanif terlihat hanya meringis kesakitan saat disiksa dan dipukul di bagian punggung.

Dan, Khanif pun tewas.

Setelah penganiayaan itu Khanif dibuang di waduk, jembatan waduk Purwakarta dan ditemukan oleh warga setempat.

***

Seiring berjalannya waktu, Polisi Militer Kodam Jayakarta langsung menahan Satria dan dua rekannya yang diduga menganiaya Khanif hingga tewas.

"Terduga saat ini sudah ditahan di Pomdam Jaya untuk diambil keterangan dan kepentingan penyelidikan" ujar Asisten Intelejen Danpaspampres, Kolonel Kav Herman Taryaman, melalui keterangan tertulisnya, Ahad, 27 Agustus 2023.

Herman mengatakan jika terbukti bersalah, maka anggota Paspampres itu akan diproses secara hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dengan tegas dan transparan.

Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar mengatakan motif anggota Paspampres Praka RM dan dua rekannya menculik Imam Masykur karena alasan ekonomi.

"(Motifnya) Uang tebusan," kata Irsyad saat dihubungi, Senin, 28 Agustus 2023.

"Karena mereka (Imam Masykur) kan pedagang obat ilegal. Jadi, kalau misalnya dilakukan penculikan, dilakukan pemerasan, itu mereka nggak mau lapor polisi. Akhirnya mereka menculik orang-orang itu," kata Irsyad saat dihubungi Detik, Senin (28/8).

Sumber: Tempo.co dan Detik.com

Comments

  1. Pertayaannya kira2 pelaku diproses nggak Huu... Soalnya Sambo aja nggak jadi dihukum mati. 🤣🤣

    Meski faktanya orang yang tahu hukum atau seorang aparat harusnya jika berbuat salah hukumannya harus lebih berat. Ini mah malah Uuuhhukkk2!! 🤣🤣🤣

    Emang untuk jelasnya meski tanya sama Kolonel Kav Herman Taryaman. 🤣🤣🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu nama asli lho huu, Kolonel Herman, bukan nama teman kita, namanya sama sih 🤣🤣

      Diproses tentunya huu soalnya kayaknya yg ini ga punya duit, beda ma Sambo duitnya banyak 🤣

      Delete
  2. Kaget bercampur sedih mendengar berita ini...

    ReplyDelete
  3. teryata.....
    di era reformasi ada juga penculikan oleh aparat!

    ReplyDelete
  4. Serem juga yaa. Mentang2 aparat, merasa punya kuasa, seenaknya main culik dan minta tebusan. Pake dibunuh segala 😔. Jadi inget zaman orba, baret merah sering menculik warga dan hilang. Banyak yg ga ketahuan rimbanya Sampai Skr. Masih ada ga sih baret merah ini? Dulu kalo udh denger namanya, langsung serem mas. Pas di Aceh sih ini...

    ReplyDelete
  5. Ini ceritanya kok mirip dengan berita yang aku baca di media beberapa waktu lalu ya. Cuma namanya yg beda. Wkwkwkwkwk

    ReplyDelete

Post a Comment