Dua A adalah Amanda dan Amelia. Cerita mengandung unsur 90++ guys wkwk.
Dirumah orang tuanya, dari balik jendela kaca kamarnya, Amanda memperhatikan percikan hujan yang mengenai kaca, tatapannya kosong memikirkan suaminya (Jaey Senior) yang ia tinggalkan dirumah bersama anaknya-anaknya, sebulan lebih sudah ia pisah ranjang karena kecewa suaminya memiliki anak ketiga (Jaey Junior) dari hubungan tanpa status bersama orang ketiga (Ariana).
Ilustrasi |
Dirumah orang tuanya, dari balik jendela kaca kamarnya, Amanda memperhatikan percikan hujan yang mengenai kaca, tatapannya kosong memikirkan suaminya (Jaey Senior) yang ia tinggalkan dirumah bersama anaknya-anaknya, sebulan lebih sudah ia pisah ranjang karena kecewa suaminya memiliki anak ketiga (Jaey Junior) dari hubungan tanpa status bersama orang ketiga (Ariana).
Jauh dalam lubuk hatinya sudah memaafkan suaminya dan berharap suaminya menjemputnya untuk pulang kerumah tapi tanpa ia ketahui suaminya juga berharap hal yang sama agar istrinya pulang sendiri kerumah tanpa harus dijemput karena suaminya sudah hafal sifat istrinya kalau dijemput malah jual mahal dan ujung-ujungnya orang tuanya ikut campur urusan anaknya, mana ayahnya besar seperti body Ade_Ray (Binaraga) sementara body Jaey langsing seperti Lee_Min_Ho (Artis Korea) wkwk.
Dari tempak duduknya di tepi ranjang itu ia memperhatikan percikan hujan yang mengenai kaca, ia beranjak dari duduknya mendekati jendela kaca itu dan menulis simbol J ❤ A di embun kaca. Lama ia terdiam memandangi simbol itu hingga pandangannya teralih ke sebuah piano yang ada dalam kamarnya itu.
"Mas Jaey pasti belum tau kalau aku bisa main piano." Ucapnya lirih, sambil mengusap piano putih itu. Ia duduk didepan piano tersebut dan mulai memainkannya.
(Song By Amanda Manopo - Tanpa Batas Waktu)Aku masih ada di siniMasih dengan perasaanku yang dahuluTak berubah dan tak pernah berbedaAku masih yakin nanti milikmuAku masih di tempat iniMasih dengan setia menunggu kabarmuMasih ingin mendengar suaramuCinta membuatku kuat beginiAku merinduKu yakin kau tahuTanpa batas waktuKu terpakuAku memintaWalau tanpa kataCinta berupayaEngkau jauh di mataTapi dekat di doaAku merindukanmu
Sambil menyanyikan lagu itu ia terbayang saat ia berdansa dengan suaminya di lantai atas gedung rumah mereka yang mencapai awan, mereka berdansa sambil hujan-hujanan, dari daster tipisnya (harga_45_juta) tampak tali merah dari balik bajunya yang melingkar ke bahu dan tampak warna segitiga merah disekitar pinggul yang tampak transparan terkena hujan, mereka berdansa hingga basah-basahan dan desah-desahan.
Amanda tersenyum mengingat semua itu sambil mengusap-usap perutnya yang hamil satu bulan, sejenak ia menghela nafas yang dalam lalu menghentikan permainan pianonya dan beranjak ke luar kamar.
"Pak, siapkan Helicopter, tolong antarkan saya pulang kerumah." Ucapnya pada Pak Pilot melalui ponselnya.
"Maaf Bu, tapi cuaca sedang buruk." Jawab Pak Pilot tersebut dari lantai atas menjawab telpon Amanda tersebut.
Mendengar itu Amanda sedikit kecewa dan menghempaskan tubuh ke sofa, ia meraih ponselnya dan ingin melakukan VC dengan suaminya tapi kemudian ia melemparkan ponselnya kembali ke sofa.
"Ogah ah, entar si_Vijaey makin besar kepala, huuuh!... tapi kangeeen!." Ucapnya sambil memukul-mukul bantal sofa dan merenung sejenak lalu kemudian ia meraih ponselnya lagi dan menelpon Pak Pilot.
"Pak, tolong siapkan saja Helinya, kita berangkat sekarang." Ucapnya.
"Baik, Bu.." Jawab Pak Pilot.
***
Sementara itu dirumahnya, Jaey juga sedang memperhatikan hujan dari balik jendela kaca, kedua tangannya bersilang kedada sambil melamun dan tampak kedinginan, lamunannya buyar ketika pintu ruang kerjanya di ketuk-ketuk.
"Ya, masuk." Ucapnya sambil beranjak duduk ke kursi di meja kerjanya.
"Maaf Pak, ada kabar buruk. Sepertinya Heli yang ditumpangi ibu hilang dari radar pantauan kami."
"Oh, ya sudah kerahkan saja tim pencari, saya tunggu kabar selanjutnya, kabari lewat ponsel saja."
"Siap, pak.."
***
Beberapa saat kemudian ponsel Jaey berdering.
"Iya, halo!"
"Maaf Pak, ibu sekarang dibawa ke RS setempat." Suara dari seberang ponsel membuat Jaey sontak terdiam, tangannya gemetar dan ponsel dalam genggamannya terjatuh, matanya berkaca-kaca dan bibirnya bergerak-gerak seperti ingin mengucapkan sesuatu tapi tak sepatah kata pun keluar.
Tak berselang lama Satria dan Agus masuk ke ruangan Jaey.
"Bagaimana Boss?" Tanya Satria.
"Aku ingin ke TKP!" Jawab Jaey.
"Sebaiknya tunggu disini saja Boss, kan sudah banyak yang mengurus disana! Lagipula tidak terjadi apa-apa pada Amanda." Tambah Agus.
"Aku tidak percaya." Jawab Jaey.
"Hanya mengingatkan Boss, cuaca saat ini sedang buruk dan terjadi banjir dimana-mana."
"Aku tidak peduli dengan cuaca!"
"Maaf Boss, tetap tidak bisa." Jawab Agus.
"Dia itu istriku dan kalian berdua pun sudah seperti Ayah baginya yang mengasuh dia sejak kecil. Kenapa kalian membawa ini seperti urusan bisnis."
"Ayolah Boss, Amanda dan calon bayinya tidak kenapa-kenapa." Ucap Satria membuka kaca mata dan mengusap air matanya.
"Andai Boss tau, kami yang paling bersedih disini, kami merawatnya sejak kecil, tapi pliss tolong mengerti." Ucap Agus sambil mengusap air matanya juga.
"Maaf aku telah tidak sopan menyebut kalian dengan kata 'kalian' tapi aku harus pergi." Ucap Jaey berlalu pergi keluar dari ruang kerjanya tersebut meninggalkan Agus dan Satria yang sedang sedih.
Sementara Jaey keluar dari ruang kerja tersebut Satria menelpon ke bagian operator Helicopter untuk menahan Jaey agar tidak pergi.
Dan sepertinya Jaey mendengarnya dari luar dan masuk lagi ke ruang kerja tersebut.
"Aku akan tetap pergi dengan atau tanpa Pilot. Asal kalian tau aku pernah menerbangkan Jet Tempur." Lalu Jaey keluar lagi dari ruangan tersebut.
Sementara Agus dan Satria saling pandang.
"Jet Tempur?" Ulang Agus.
"Akupun mendengarnya begitu." Ucap Satria kalem.
***
Sesampainya di lantai atas gedung rumahnya itu, atap ruangan khusus Helicopter itu terbuka.
"Pak tolong antarkan saya ke TKP." Ucap Jaey pada pilot.
"Maaf Pak, tidak diperbolehkan oleh Pak Agus dan Pak Satria." Jawab pilot tersebut.
"Oh Tuhan, mengapa semua orang menyebalkan hari ini. Ini rumahku semua ini milikku." Namun tak ingin berdebat Jaey pun bergegas menuju ke ruangan khusus penyimpanan Zirah IronMan yang ada dirumahnya, ia berencana ingin pergi menggunakan kostum robot tersebut tapi baru saja ia menekan tombol sidik jari di pintu ruangan tersebut tiba-tiba tembakan bius menancap di pahanya dan ia pun roboh tak sadarkan diri.
***
Perlahan Jaey membuka mata dan melihat ke sekeliling ruangan tampak seperti berada dikamar RS, dibagian sebelah kanan tempat ia berbaring ada tiga orang anak yang sepertinya sedang menjaganya saat pingsan akibat tembakan bius tadi.
Jaey memandangi satu persatu dari ketiga anaknya itu yang sedang asik bermain ponsel (Anissa Tiwi, Adelia Keza, dan Jaey Junior) tak tampak kesedihan di wajah mereka tapi mungkin juga mereka belum tahu kalau ibu mereka kecelakaan di Helicopter.
Jaey kemudian memalingkan wajah ke sebelah kiri tempat ia berbaring, ada Herman dan Ariana yang juga duduk di kursi sedang bermain ponsel, namun sesuatu banget dengan Ariana yang hanya mengenakan rok mini tanpa hotspan, Jaey langsung segar otaknya melihat itu dan jarak antara mereka hanya dua meter.
"Man, sudah pulang dari Banjarnegara?" Sapa Jaey pada Herman dengan suara datar karena masih lemas. Herman adalah sama dengan Agus dan Satria yang juga pernah mengasuh Amanda sejak kecil.
"Ya gitu deh." Jawab Herman sambil memasukkan ponselnya ke saku, begitu juga dengan Ariana.
"Anak-anak, Mama bisa minta waktu sebentar untuk bicara dengan ayah kalian?" Tanya Ariana pada ketiga anak itu dan mereka pun pamit keluar dari kamar RS tersebut.
Ariana dan Herman kemudian mendekatkan kursi ke sisi ranjang tempat Jaey berbaring, ada sedikit rasa grogi dihati Jaey melihat paha Ariana dari dekat sementara Herman tampaknya tak menyadari itu.
"Mas Jaey, kami tau mungkin ini bukan waktu tepat untuk mengatakan ini tapi para pemegang saham (Agus, Herman, Satria) sepakat mewakilkannya ke saya untuk menyampaikannya, mengingat perangai Mas Jaey yang juga marah kalau mereka terlambat memberikan informasi." Tutur Ariana.
"Ada apa Rin?" Tanya Jaey heran sambil menatap mereka bergantian.
"Saat mendengar kabar Amanda kecelakaan, Amelia berkunjung ke RS dimana Amanda dirawat namun naas dalam perjalanan Helicopter yang ditumpangi Amelia juga mengalami kecelakaan. Dan saat ini mereka berdua dirawat dirawat di RS yang sama."
Wajah Jaey yang tadinya mulai berseri-seri selepas siuman dari pingsan kini kembali pucat pasi mendengar kabar itu, kedua istri yang ia sayangi mengalami kecelakaan dihari yang sama, tak terasa air matanya menetes membasahi pipi dan tatapannya kosong menerawang kedalam rok Ariana.
"Mas Jaey, Mas Jaey.." Ucap Ariana menguncang-guncang bahu Jaey melihat wajah Jaey yang seketika berubah beku seperti es.
"Sabar Kang." Ucap Herman ikut bicara sambil mengusap-usap lutut Jaey.
"Mas Jaey, tolong kuat lah, ada banyak hal lagi yang harus segera ditangani."
"Barangkali Mas Jaey berminat melakukan download otak buat Amanda dan Amelia, buat jaga-jaga jika terjadi sesuatu sama mereka dan janin mereka."
"Kalau Mas Jaey setuju tolong tanda tangani berkas ini agar semua prosedur download otak dapat segera dilakukan."
Jaey menepis tablet yang disodorkan Ariana tersebut.
"Gamau, entar kalau mereka jadi robot susunya gapunya air." Ucap Jaey sambil berbalik memunggungi mereka berdua.
"Ekhem.. tetap Ada.." Jawab Herman berdahem.
"Masa Man?" Tanya Jaey antusias berbalik lagi menatap mereka.
"Iya, yang bawah juga ada pelumasnya, cuma tak ada rasa hangatnya."
"Ah Mas ini.." Jawab Ariana tersipu.
"Tuh.. bisa tersipu juga." Jawab Herman menunjuk Ariana untuk meyakinkan Jaey.
Jaey terdiam sejenak sambil memperhatikan paha Ariana yang memang terdapat pori-pori bulu halus layaknya manusia sungguhan.
"Baiklah Rin, aku akan cap jempol di tablet, agar proses download memori otak kedua istriku dapat segera dilakukan."
"Betul Mas, agar jika mereka meninggal dunia downloadan tersebut dapat dipasang ke tubuh baru dan mereka hidup lagi."
Sesaat kemudian terdengar suara pintu diketuk-ketuk dan seiring itu muncul Agus dan Satria.
Satria langsung menghampiri Herman dan menepuk-nepuk pundaknya.
"Wih juragan kita satu ini sepertinya baru pulang nih dari Banjarnegara? Bagaimana hasil modifikasinya gan?" Tanya Satria pada Herman.
"Modifikasi apa ya? Wah mulai gak bener nih, cabut yuk Rin." Ucap Herman menarik tangan Ariana dan keluar dari ruang rawat inap tersebut sambil memberi isyarat pada Jaey untuk pamit.
"Rin.." Panggil Satria pada Ariana sambil mengedipkan sebelah mata.
"Woy, bini orang tuh Kang." Ucap Agus pada Satria sambil tersenyum geleng-geleng.
"Halah Gus, elu juga kayak gitu." Jawab Satria.
"Tapi tak di depan suaminya juga kali Kang, wkwk!" Jawab Agus.
Jaey hanya tersenyum melihat ulah kedua relasi bisnisnya tersebut.
"Wah Boss senyum-senyum, udah baikan nih Boss?" Tanya Satria pada Jaey.
"Ya lumayan sudah pulih." Jawab Jaey seraya beranjak berdiri dari tempat tidur.
"Syukurlah kalau begitu. Maaf waktu itu kami terpaksa menyuruh petugas menembakmu Boss dengan obat bius!" Timpal Agus.
"Ah tidak apapa Mas, saya cukup mengerti situasinya." Jawab Jaey bijak.
"Jadi gimana nih Boss.. Amanda dan Amelia bakal dibuat jadi robot juga ya?" Tanya Satria.
"Saya belum tau Kang." Jawab Jaey sedikit lesu karena tak ingin itu terjadi.
"Yang sabar ya Boss." Ucap Agus.
"Eh sebentar, kalian berdua tolong tunggu disini sebentar ya saya punya sesuatu untuk kalian!" Ucap Jaey seraya bergegas keluar kamar.
Sesaimpainya keluar dari pintu kamar tampak dua orang Bodyguard menyambutnya. Jaey berbisik pada salah seorang Bodyguard.
"Tolong tembak dua orang di dalam dengan peluru obat bius." Bisik Jaey memberi perintah pada Bodyguard itu.
***
Sehari berlalu selepas Jaey pingsan terkena tembakan bius kini dia sudah pulih dan bisa pulang ke kamarnya karena RS tersebut juga berada dirumahnya.
Namun ia masih belum tau bagaimana kabar Amanda dan Amelia di RS terdekat dimana mereka kecelakaan, yang dia tau Ariana sudah memindahkan mereka ke laboratorium dirumah Ariana dan dalam pengawasan Ariana.
Meskipun Satria dan Agus serta Herman telah mengijinkan Jaey untuk menjenguk kedua istrinya itu tapi kini giliran Ariana melarangnya karena aturan laboraturium yang tak memperbolehkan masuk selain petugas bahkan Ariana sendiripun pemilik laboraturium tersebut tak boleh masuk karena tubuh Ariana mengandung logam dimana ruang lab tersebut harus benar-benar steril dari kuman dan logam.
Selain itu Ariana melarang Jaey kesana juga karena kuatir diikuti paparazi mengingat laboratorium milik Ariana tersebut masih ilegal dan takut terendus wartawan dan pihak berwajib.
Harap-harap cemas menunggu kabar dari Ariana, Jaey hanya bisa melamun sambil mendengarkan lagu.
(Song by Steven Pasaribu - Belum Siap Kehilangan)Sehari sudahKau tak berada di sisikuKau menghilang dari pandanganku, oh-ohTak tahu kini kau di mana, ho-ohTernyata belum siap akuKehilangan dirimuBelum sanggup untuk jauh darimuYang masih s'lalu ada dalam hatikuTuhan, tolong mampukan aku'Tuk lupakan dirinyaSemua cerita tentangnya yang membuatkuS'lalu teringat akan cinta yang dulu hidupkanku
Mendengarkan lagu tersebut membuat Jaey teringat kenangan lama bersama Amanda dan Amelia di Spesial Selamat Tahun Baru
***
Waktu terus berlalu dan sudah dua hari sejak kecelakaan yang menimpa kedua istrinya tersebut Jaey belum juga tidur, matanya tampak lebam, cerutu yang ia nyalakan hanya menjadi abu disela jarinya tanpa dia hisap. Pandangannya kosong menatap ke luar jendela kaca.
"Paa, Anissa boleh masuk gak?" Terdengar suara dari luar kamar sambil mengetuk pintu dan masuklah Anissa Tiwi, Adelia Keza dan Jaey Junior.
"Papa belum makan sudah dua hari ini, Papa makan ya, ini Keza dan Tiwi tadi buatin pentolan campuran daging_wagyu, serbuk_emas dan seledri yang di-asap dengan anggur non-alkohol dari prancis, semoga Papa suka." Ucap Keza.
"Biar Tiwi suapin Paa.." Ucap Tiwi sambil menyodorkan pentolan yang ditusuk emas berbentuk lidi ke mulut Papanya.
"Oya Paa, ini juga ada Coca_Cola kiriman Elon buat Papa!" Ucap Jaey Junior menyerahkan satu kardus minuman Coke beserta kartu ucapan. Jaey meraih kartu ucapan itu membukanya dan membacanya sementara Jaey Junior memijat-mijat pundak ayahnya itu.
"Aku tak tau harus berkata apa atas musibah yang menimpa keluarga Anda tapi semoga minuman ini dapat membantu Anda. Tertanda: Elon Musk." Jaey tersenyum membaca kartu ucapan itu, Elon pernah bilang di berita ingin membeli Perusahan Coca_Cola dan mengembalikan campuran kokain kedalam minuman tersebut.
"Hmm.., kalian anak-anak Papa yang manis-manis, tengkyu anak-anak." Ucap Jaey sambil menciumi rambut ketiga anaknya itu, meskipun usia anaknya sudah 17an sementara Jaey Senior sendiri baru 30an, karena Jaey pintar bikin anak sejak SMP jadi umurnya dan anaknya tak terpaut jauh.
"Mama kapan pulang Paa?" Tanya Tiwi. Jika ada anak yang paling bersedih atas musibah itu Tiwi dan Keza lah yang paling bersedih karena Tiwi anak Amanda, Keza anak Amelia, dan Jaey Junior anak Ariana.
"Ya doakan saja, semoga ibu kalian dapat secepatnya pulang kerumah." Sambil memeluk ketiga anaknya itu.
***
Setelah memakan pentolan dan meminum coca-cola akhirnya Jaey tertidur dari jam 4 sore dan terbangun jam 2 malam.
Saat Jaey membuka matanya tengah malam itu tampak dua orang wanita yang sepertinya cukup lama menunggunya sampai terbangun, kedua wanita itu menyambutnya dengan senyuman.
Jaey membalas senyuman itu dan bangun dari tempat tidur memeluk kedua orang yang sangat ia sayangi itu, Amanda dan Amelia.
"Hmm.., kok terasa anget ya, juga terasa degup jantungnya." Ucap Jaey sambil merenggangkan sedikit pelukannya pada dua wanita itu.
"Mas ngomong apa sih?" Tanya Amanda heran.
"Ini kami Mas, Mas pasti menyangka kami jadi robot ya?" Timpal Amelia.
"Beri aku bukti?" Ucap Jaey memberikan isyarat mata kearah pusar mereka.
Mereka berdua pun menurunkan celana mereka "Nih lihat!", tampak setempel dibawah pusar mereka bertuliskan "Jaey_Zone", yang mereka buat bersama waktu itu dan sedangkan pada bawah pusar Jaey tertulis "A & A alias Two A."
"Good, berarti kalian masih manusia asli soalnya setempelnya masih ada."
"Ya iyalah manusia asli." Jawab mereka berbarengan sambil berpose melipat tangan ke dada dan berkacak pinggang dengan ekspresi jutek namun tetap manis.
"Namun sepertinya perut kalian terlihat kempes, dimana kandungan kalian yang berumur 1 bulan itu?"
"Ariana memindahkan janin kami ke Rahim Buatan dan Pengasuh Janin Robotik, Mas.. sebenarnya tidak terjadi apa-apa pada kami saat kecelakaan Helicopter itu Mas, cuma oleng sedikit dan Pak Pilot memilih mendarat disuatu tempat, cuma ya itu karena ini istri Boss walau tidak apa-apa tapi para pegawai jadi heboh dan terjadi desas-desus dan para Bodyguard juga memaksa kami ke rumah sakit karena Prosedurnya memang begitu katanya."
"Dan saat di RS Ariana membujuk kami untuk memindahkan janin kami ke Rahim Buatan dan Pengasuh Janin Robotik di Lab dia, karena terdengar seru tidak repot-repot mengandung 9 bulan jadi kami setuju saja. Sama seperti Operasi Caesar biasa Mas tapi canggih tanpa bekas luka."
"Oh syukurlah.. Everything is ok!" Ucap Jaey seraya memeluk kembali kedua istrinya itu. Namun mereka melepaskan pelukan itu.
"Eit gak boleh peluk-peluk.. Tadi Mas curiga kan, kami ini robot?"
"Terus kalau kami robot Mas gamau lagi sama kami kan, iya kan?"
"Waduh kumat.. mereka ngambek lagi, mana kalau ngambek selalu berbarengan pula seperti saudara kembar." Jaey bersungut-sungut sambil garuk-garuk kepala.
"Ayo Mel kita minggat lagi saja." Ajak Amanda pada Amel sambil meraih tangan Amel seperti gelagat ingin keluar kamar dan minggat lagi.
"1.. 2.. 3.. Kami mau minggat ke hatimuu.. Mass.." Mereka berdua melompat berbarengan menubruk Jaey, hingga Jaey yang tadinya duduk di springbed menjadi terbaring kena tubruk.
Jaey telentang di tengah-tengah antara Amanda dan Amelia. Sambil mengusap-usap batang hidung Jaey, Amanda berbisik "Mas masih sayang gak sama aku, kenapa Mas tak pernah menjemputku!"
Lama Jaey terdiam memikirkan jawaban yang pas karena kalau salah jawab bisa-bisa bakal ngambek lagi, tak menemukan jawaban pas akhir Jaey hanya menjawabnya dengan "Hmm.."
"Heuuf.. aku dicuekin." Ucap Amelia sambil memunggungi Jaey.
"Gak kok Amel sayang. Sinih ngadep sini lagi!" Ucap Jaey menghadap ke Amel.
"Maaas, Mas belum jawab pertanyaan akuh!" Ucap Manda sambil menarik tubuh Jaey menghadap kearahnya.
"Dua-duanya disayang kouok!" Jawab Jaey sambil membelai rambut kedua wanitanya itu.
"Malam ini giliran siapa Mas?" Tanya Amelia.
"Giliran dua-duanya aja deh, huhuhu!"
"Aww.., ihh tangan Mas jahil."
Tamat!
Unsur cerita 90++ pegimane bang... Biasanya kan 17++ aahahaaha
ReplyDeleteKlo 17++ dimarah gugel tapi klo 90÷÷ ngga 😜😜
DeleteLhaa si Amanda dan Amelia kenapa mendadak jadi kepikiran pulang Huu...Kan Syuting Film yang berjudul Birahi belum tuntas Huu..?? Bisa kecewa nanti sutradara Agus Aceng Huu...🤣🤣🤣
ReplyDeleteIni yang kangen pasti bukan Amanda tapi si Jhaey Triliunner...Karena kata Amanda dan Amelia ia punya bukti rekaman cctvnya.😁😁😁 Daster tipisnya saja seharga 45 juta, Berarti Cd & Branye setengahnya yee Huu kisaran 25 juta. Wah luar biasa.🤣🤣🤣
Yakin nih Herman udah balik dari Banjar Negara, Apa mungkin Herman sudah punya ilmu penangkal anu Ariana yang memang manusia robot.🤣🤣🤣
Dan setelah Jhaey Triliunner bersama kedua istrinya kembali bersama apa mungkin Amanda dan Amelia betah tinggal di Apartement J-Tower77 karena Ariana ada disana juga.🤣🤣🤣
Suting filmnya memang blm tuntas huu dan pending dulu karena sutradara Agus Aceng kabur entah kemana 🤣
DeleteYa biar adil sebut saja sama2 kangen huu dan soal harga daleman ya atur aja dah huu ujar Babe Herman 😜
Iya huu Herman sdh baiik, dia di Banjarnegara murni bisnis bukan karena takut dijepit robot 😜
Ariana juga punya Apartemen sendiri huu, dia kan seorang miliarder juga tapi jika A&A keberatan seumpuma Ariana sesekali tinggal di Apartement J-Tower77 yaa mungkin bakal jadi panjang episodenya, kabur lagi, jemput lagi, kabur lagi, dst, wkwk.
Btw angka 77 di J-Tower77 itu artinya apa huu? 🤣
Saya jadi curiga jangan-jangan tokoh dalam cerita ini bakalan jadi robot semua nih?
ReplyDeleteTapi bagus sih kalau jadi robot semua bisa saingan sama skynet.. wkwkwk.
Ternyata si herman udah balik ya dari Banjarnegara padahal belum lebaran haji?
Gada huu, tetap jadi manusia semua kecuali Ariana 😄
DeleteMantan anak asuhnya (Amanda) kena musibah huu jadi dia pulang sebentar, gampang lah huu kembali lagi ke Banjarnegara kalau memang mau kembali, kan Herman punya kostum Superman wkwk
Dih cuma Ariana doang, ngga adil banget.. wkwkwk
DeleteAtau kembali lagi ke Banjarnegara naik USS Enterprise NCC-1701..hihihi
Iya nanti dipikirkan lagi biar adil, entah dijadikan manusia lagi ato gimana, misal "ternyata Ariana berbohong me-ngaku2 robot untuk mengetes cinta Herman" wkwk
DeleteSaya gatau USS Enterprise NCC-1701 mas, sepertinya itu sesuatu yg cepat banget ya, tapi masih lbh asik Superman mas dia bisa langsung hinggap dijendela 😄
Setuju sama mas Herman, sekarang belum jadi robot, tapi nanti semua peran utama plus peran pendukung jadi robot semua dan nanti pindah ke planet namec untuk cari dragon ball biar bisa jadi manusia lagi semua.😄
DeleteMohon maaf lahir dan batin ya kang jaey.🙏🙏🙏
Iya mohon maaf lahir dan batin juga mas agus 🙏🙏🙏
DeleteAgus aceng kok bisa ngilang?
ReplyDeleteapa punya ilmu ngilang?
Betul pak, punya pusaka gading emas dia 😅
Delete