Skip to main content

Cerpen: Jebakan Peri #2 (Teleportasi)

Cerpen: Jebakan Peri #2 (Teleportasi)

Akhirnya Peri berhasil menjebak ketujuh orang pendaki gunung itu yakni Jaey, Amanda, Agus, Satria, Herman, Wawan, dan Khanif, dengan memindahkan mereka dari alam nyata ke alam ghaib. 

Setelah beberapa hari berlalu, Pak Tanza selaku juru kunci gunung meminta bantuan Tim SAR untuk mencari mereka namun tidak menemukannya dan pencarian dinyatakan berakhir. 

Tapi Pak Tanza sangat yakin para pendaki itu masih terjebak disana. 

Pak Tanza dapat merasakan kehadiran para pendaki itu dan berkomunikasi melalui telepati. Salah seorang pendaki bernama Herman memiliki kemampuan bertelepati dan dia memberitahukan posisinya pada Pak Tanza namun karena mereka tak terlihat alias berada di dimensi lain jadi tetap tak bisa ditemukan. 

"Apakah Peri itu mengajukan tuntutan, Man? Misalnya minta Ayam, Kelapa muda, Pop-corn atau apa?" Tanya Pak Tanza. 

"Tak ada.." Jawab Herman. 

"Bagus, kebetelulan saya tidak menoleransi negosiasi dalam bentuk apapun terhadap hantu." Ucap Pak Tanza. 

Berhubung tak ada tuntutan jadi salah satu cara untuk membebaskan mereka dari penyanderaan alam ghaib adalah dengan melakukan ritual khusus yaitu Pak Tanza harus mengajak para warga menuju ke TKP untuk memukul alu dan lesung seolah menumbuk padi, menampi beras, dll. 

Ritual tersebut dimaksudkan untuk mengelabui Jin/Peri agar melepaskan para sandera. 

Pak Tanza kemudian meminta bantuan warga untuk melaksanakan ritual tersebut tapi sebagian besar warga menolaknya secara halus, ada yang beralasan sibuk, ada juga yang beralasan tak percaya pada hal-hal seperti itu, lagipula Alu dan Lesung sudah tidak ada di tahun 2024 ini dan jika harus membuat replikanya tentu membutuhkan biaya untuk menggaji tukang, alu dan lesung yang dibutuhkan juga tidak sedikit, suara alu dan lesungnya harus terdengar seperti dipukul oleh ratusan warga, pasti biaya pembuatannya cukup besar. 

Setelah berfikir cukup lama Pak Tanza kemudian berinisiatif menciptakan sound dengan bantuan teknologi AI gratis yaitu sebuah sound/suara yang terdengar seperti ratusan warga yang sedang menumbuk padi dan sound yang terdengar seperti ratusan warga sedang menampi padi. 

Setelah sound buatannya selesai Pak Tanza langsung membawa semua peralatan ritual tersebut ke hutan dibantu oleh beberapa warga. 

Sebelum melaksanakan ritual tersebut terlebih dulu Pak Tanza bertelepati dengan Herman. 

"Man.. bagaimana kabar kalian?" Tanya Pak Tanza. 

"Baik.." Jawab Herman. 

"Jangan kaget ya, saya mau menyalakan sound dengan speaker besar?" Ucap Pak Tanza. 

"Siap.." Jawab Herman lagi meski tak mengerti maksud dari Pak Tanza. 

Sound di putar dan muncul suara seperti banyak orang yang sedang menumbuk padi serta menampi yang terdengar oleh seisi hutan. 

Mendengar suara-suara sound itu para Jin/Peri jadi kesal, "Berisik kata mereka." Saking berisiknya, Peri jadi marah dan membuang semua tawanannya sehingga semua tawanan itu terlempar kembali ke alam nyata namun entah bagaimana, apakah karena soundnya palsu? ataukah Peri yang salah melemparkan tawanan?, ketujuh orang pendaki itu memang terlempar ke alam nyata tapi bukan ke masa sekarang melainkan terlempar ke tahun 1945. 

Pak Tanza kembali menghubungi Herman melalui telepati tapi tak terkoneksi. 

"Halo.. halo, Man." Tapi tak ada jawaban dari Herman, mungkin semacam di luar jangkauan atau sinyal terputus. 

Berkali-kali mencoba menghubungi Herman namun tetap tak tersambung akhirnya Pak Tanza memutuskan pulang dan menyerah. 

"Ya sudahlah, aku sudah berusaha semaksimal mungkin." Ucap Pak Tanza berlalu pergi meninggalkan tempat itu. 

*** 

Sementara itu ketujuh orang pendaki/pecamping tersebut yakni Jaey, Amanda, Agus, Satria, Herman, Wawan, dan Khanif, telah berpindah ke masa lalu yaitu ke tahun setelah 1945, tahun setelah kemerdekaan Indonesia. 

Meski sudah merdeka tapi masih ada sisa-sisa Belanda yang ingin menjajah Indonesia kembali. 

Ketujuh orang tersebut merasa kebingungan. 

"Inimah sama saja seperti keluar dari mulut Buaya masuk ke mulut Harimau. Sama-sama tidak enak." Ucap Agus. 

"Masih lebih enak di alam ghaib, banyak rondonya dan dikasi makan tiap hari oleh Peri." Ucap Satria. 

"Pemandangan di alam Peri juga keren, banyak bintang berkilauan, burung, pohon, dan kunang-kunang yang terang, layaknya dunia fantasi." Ucap Herman. 

Sedangkan Wawan dan Khanif hanya diam saja, mereka fokus memperhatikan dua orang Nona Belanda yang aduhai. 

Perempuan di jaman itu pipisnya masih berdiri tidak seperti dijaman sekarang, sebagian pribumi juga banyak yang tidak memakai beha alias hanya kemben dibawah dada itulah yang membuat Wawan dan Khanif betah menatap mereka berlama-lama, nyaris tak berkedip. 

Selain Wawan dan Khanif, Jaey dan Amanda juga hanya terdiam karena malu. Mereka berdua terpindah dari alam nyata ke alam ghaib di saat mereka sedang asik goyang ngebor dalam tenda sehingga saat berpindah ke alam ghaib mereka tanpa busana dan beruntung saat melakukan itu kedua tangan Amanda berpegangan erat pada selimut sehingga selimutnya ikut terbawa ke alam ghaib yang dapat mereka gunakan menutup tubuh. 

Sebenarnya di alam ghaib banyak kostum milik Peri, Kuntilanak, maupun Vampir, yang bisa dicolong tapi mereka tidak berani mencurinya karena kalau ketahuan takut di kutuk oleh Peri menjadi kodok. 

Dan setelah mereka berpindah/teleportasi dari alam ghaib ke tahun setelah 1945 inilah barulah mereka mendapatkan pakaian yang mereka lucuti dari mayat yang bergelimpangan di jalanan. 

"Heuff.." Jaey menghela nafas memikirkan itu sambil mengecup pipi Manda sebagai penenang diri. 

"Aku mau pipis dulu." Ucap Manda pamit ke Jaey mencari semak-semak. 

Sontak Agus, Satria, Herman, Wawan, dan Khanif, menoleh ke arah Manda. 

"Jangan ngintip!" Ucap Manda memperingatkan mereka sambil masuk ke semak-semak. 

Saat Manda selesai pipis di semak-semak tanpa sengaja tangannya menyentuh rumput bergoyang yang sejatinya Jebakan Peri. 

Manda berteriak-teriak minta tolong dan dengan sigap Jaey menyusul ke semak-semak menarik tangan Manda yang separuh tubuhnya telah berteleportasi ke alam lain. 

Tarikan dari alam lain tersebut cukup kuat, Jaey tak kuat menahannya, Jaey juga berteriak meminta tolong pada ke 5 orang temannya yang lain tapi sudah terlambat, Jaey dan Amanda sudah di telan oleh alam lain. Sedangkan rumput bergoyang tersebut ikut tercabut karena Manda berpegangan erat pada rumput tersebut. 

Kejadian tersebut terjadi di depan mata Agus, Satria, Herman, Wawan, dan Khanif, mereka melotot dan ternganga melihat kejadian itu. 

"Emezing." Ucap Agus kagum. 

"Jadi begitu rupanya cara berteleportasi dari 1945 kembali ke 2024." Ucap Herman senang akhirnya menemukan jalan pulang. 

"Ayo.. ayo.. cepat cari rumput bergoyang lainnya." Ajak Satria sambil mencari rumput bergoyang di semak-semak itu. 

Saat mereka berlima sedang asik-asiknya mencari rumput bergoyang tiba-tiba datang dua orang prajurit Belanda yang sedang berpatroli. Mereka datang mungkin karena mendengar suara teriakan dari Jaey dan Amanda yang berteriak minta tolong. 

"Be.. Be.. Belanda.." Ucap Khanif terbata-bata gugup melihat Belanda yang akan menembaknya. 

"Belanda masih jauh. Ayo terus cari rumput bergoyang." Ucap Wawan terus mencari rumput tanpa melihat Belanda sudah di dekat mereka. 

Hanya Khanif yang melihat kedatangan Belanda tersebut sementara ke 4 temannya yang lain fokus mencari rumput bergoyang. 

Belanda sudah dekat dan berhasil menahan mereka berlima, Belanda menyuruh mereka jongkok dengan kedua tangan ke belakang leher. 

"Kalian disuruh kerja malah sembunyi di semak-semak, mau makan gaji buta kalian?" Bentak Belanda itu. 

Satria tak suka di bentak-bentak oleh Belanda, dia menjawab: "Sejak kapan kalian menggaji kami, bukankah kami bekerja tanpa gaji, kerja paksa?" Bantah Satria. 

"Eh, beraninya-beraninya kamu menjawab kami, tanyakan pada Bupati atau Camatmu, kami sudah menyetor gaji kalian pada mereka." Balas Belanda itu sambil ancang-ancang akan menghantamkan gagang senapan kepada Satria sementara Belanda satunya lagi akan menusukkan belati yang ada di ujung senapannya. 

Melihat Satria sedang dalam bahaya spontan Agus dan Herman menghantam dua orang prajurit Belanda itu, dan tak tinggal diam Wawan dan Khanif juga ikutan dan terakhir Satria menginjak-injak kedua prajurit Belanda itu hingga tewas. 

Setelah itu mereka berlari jauh kedalam hutan dan beruntungnya mereka menemukan banyak rumput Jebakan Peri dan langsung saja mereka menyentuh rumput itu dan "Serrrrrrtttt.." mereka berpindah ke alam ghaib/peri bertemu lagi dengan Jaey serta Amanda disana. 

*** 

"Selamat datang kembali Guys di alam peri/ghaib? Hehe.." Ucap Jaey meledek sambil senyum dan menghembuskan asap udut. 

Di baju prajurit yang Jaey jarah di tahun setelah 1945 itu ternyata pada kantong baju itu ada rokoknya, sepertinya rokok buatan gadis cantik yang trend di jaman itu yang julukannya Gadis Kretek. 

"Ahh.. kirain bakal langsung pulang ke 2024 ternyata masih nyangkut disini." Jawab Agus lesu. 

"Tak ada rumput Jebakan Peri di alam ghaib ini kita akan tetap terjebak disini?" Ucap Herman juga lesu karena sudah lelah hidup di alam ghaib. 

"Kata siapa tak ada, itu ada di dekat Amanda." Ucap Satria bersemangat. 

"Oh iya kok aku baru kepikiran ya." Ucap Manda sambil menggengam serumpun rumput beserta akarnya yang tercabut saat ia berpegangan pada rumput itu ketika berteleportasi dari 1945 ke alam ghaib tempat mereka saat ini. 

Jaey buru-buru menanam rumput itu sebelum layu dan begitu di tanam langsung tumbuh subur berkilauan dan kilaunya seperti pernak-pernik lampu disko. 

Entah Jaey yang sakti ataukah tanah di alam Peri memang subur, sehingga ajaib rumput itu langsung segar seketika. 

"Hmm berarti saat layu rumput tersebut tidak berfungsi dan saat sudah segar kemungkinan dapat berfungsi sebagai alat teleportasi." Terang Jaey menduga-duga. 

"Oke, ayo kita sentuh rumput itu bersama-sama." Ajak Manda. 

"Tunggu.." Ucap Satria mencegah. 

"Bagaimana kalau setelah di sentuh kita balik lagi ke tahun 1945? Ogah gue." Ucap Satria. 

"Modyar.." Jawab Agus lagi semakin lesu karena mereka berlima baru saja menghabisi dua orang prajurit Belanda.. kalau mereka kembali ke tahun 1945 kemungkinan bakal di penjara. 

Lama mereka terdiam mencari ide setelah hampir seharian akhirnya Herman menemukan ide. 

"Aku ada ide." Usul Herman tiba-tiba. 

"Gimana kalau salah satu dari kita mengintip terlebih dulu ke alam sebelah?" Usul Herman. 

"Ide bagus." Ucap Wawan. 

"Tapi siapa yang mau jadi relawan, saat beteleportasi itu kan rasanya sakit sekali, tubuh seperti melebur menjadi partikel kecil dan partikel itu menyatu kembali saat sampai di dimensi lain." Ucap Khanif. 

"Kita hompimpa." Usul Manda. 

Mereka bertujuh kemudian hompimpa ala eum gambreng dan ternyata Khanif yang kalah dan harus menjadi relawan. 

"Tenang Nif, jika kamu sampai mati dalam menjalankan tugas ini kami akan mengenangmu sebagai pahlawan." Hibur Agus pada Khanif. 

"Menghibur sekaligus menakuti, hihi.." Ucap Herman. 

Satria kemudian mengambil benalu yang menempel di pohon apel untuk digunakan sebagai tali pengikat kedua kaki Khanif agar tubuhnya tidak menyebrang seluruhnya ke alam lain. 

Keenam temannya yang lain juga ikut memegangi tubuh Khanif. 

Pada hitungan ketiga Khanif memegang rumput itu dan serrr separuh tubuhnya menyebrang ke alam lain dan setelah dirasa cukup mereka berenam menarik kembali tubuh Khanif. 

"Ada apa Nif di alam sebelah?" Tanya Wawan tak sabar. 

"Pohon terbalik.." Jawab Khanif sambil tersengal-sengal. 

Semuanya jadi tepuk jidat karena tak menemukan hasil yang diharapkan. Harapannya mereka dapat mengetahui sesuatu yang lebih spesifik yang mencirikan bahwa alam sebelah adalah tahun 2024. 

"Semua ini konyol, teman-teman.." Ucap Jaey geleng-geleng kepala. 

"Kita coba sekali lagi. Kali ini biar aku yang mencoba." Ucap Satria percaya diri dan langsung mencobanya namun sama seperti Khanif ia juga tak melihat sesuatu yang spesifik yang mencirikan bahwa di alam sebelah adalah tahun 2024. 

"Aku mau mencoba juga." Usul Wawan menawarkan diri. 

"Jangan buang-buang tenagamu kawan, kita tidak akan berhasil dengan mencoba cara yang sama berulang-ulang." Ucap Jaey dengan pasti. 

"Widih ilmu Albert Einstennya keluar.." Ucap Herman tertawa. 

"Aku serius guys, kita tidak bisa mengakhiri sesuatu sebagaimana kita memulainya." Tambah Jaey lagi masih menirukan ucapan Albert Einsten. 

"Kayaknya ada yang punya ide lebih baik nih?" Selidik Agus. 

"Ya, aku akan mencari Peri sialan itu dan mengajaknya duel. Die or Never!" Ucap Jaey mantap melangkah pasti mencari Peri itu untuk mengajaknya bertarung. 

Namun baru beberapa langkah ia kembali lagi. "Kok tak ada yang mencegah saya sih? Aihh.." Ucapnya yang sukses membuat teman-temannya menghela nafas kecewa. Mereka menyangka Jaey seorang Suhu ternyata cuma Cupu, wkwk.. 

Mereka semua tampak lelah karena di alam ghaib tak makan nasi, hanya makan buah-buahan saja. Ada nanas, anggur, salak, tebu, apel, kelinci, burung, dll. 

"Teman-teman mending tidur aja yuk, sudah larut malam, biasanya setelah bangun tidur pikiran akan segar kembali dan ide baik pun datang.. terlebih kalau bobonya sama Manda, Wkwk.." Ucap Jaey. 

Jam 12 malam waktu alam ghaib mereka pun tidur. 

Suasana di alam ghaib itu seperti taman bunga, rumputnya seperti lapangan bola, wkwk.. mereka tidurnya berkasur awan, ada juga tempat tidur privasi, bentuknya seperti gelembung sabun besar yang memiliki tirai/korden, wkwk.. 

Khusus Peri tidurnya di tower kastil tinggi, turunnya pakai lift awan, awan turun dan naik seperti lift, wkwk.. 

Diam-diam saat semua tertidur, Khanif dan Wawan menyentuh rumput itu dan mereka berteleportasi ke tahun 1945 dan tak berselang lama mereka kembali lagi dengan masing-masing membawa Nona Belanda, wkwk.. 

Sementara Jaey dalam tidurnya bermimpi bertarung dengan Peri dan merampas tongkat sang Peri, dengan bantuan tongkat itu Jaey dan teman-temannya berhasil keluar dari alam ghaib setelah menghancurkannya hingga menjadi tandus dan sejak saat itu rumput Jebakan Peri di alam nyata menjadi tidak berfungsi. 

Sementara Herman bermimpi berbicara dengan rumput bergoyang tersebut menanyakan bagaimana cara keluar dari alam ghaib tersebut namun sayang rumput itu tak menjawabnya. 

*** 

Pagi hari saat terbangun, Jaey dan Herman saling menceritakan mimpinya pada teman-temannya dan berencana merealisasikan mimpi itu namun sayangnya tak ada seorangpun yang berani mencobanya. 

Mereka takut kalau merampas tongkat Peri bakal dikutuk menjadi kodok. 

Sedangkan mencoba berbicara dengan rumput juga tidak berhasil. 

Mereka kembali putus asa dan pasrah menerima nasib. 

Mereka mulai membiasakan diri dengan lingkungan alam ghaib. 

Satria mengumpulkan telur burung dan merebusnya menggunakan kolam air panas. 

Herman merebus jagung dan ubi menggunakan tempurung kelapa yang di kupas tupai, wkwk.. 

Agus memetik kopi, menumbuknya lalu membuat kopi dengan kolam air panas serta mencampurnya dengan sedikit perasan tebu agar kopinya ada manis-manisnya, gelasnya dari tumbuhan yang disebut sebagai priuk iblis, wkwk.. 

Jaey berbeda dia tidak mau minum dari gelas itu, dia membuat gelas sendiri dari kulit jeruk yang sudah dikeluarkan isinya, jadi kopinya ada sedikit aroma jeruknya, karena rasa kopinya jadi aneh akhirnya ia ikut memakai gelas dari priuk iblis, wkwk.. 

Kalau Peri makanannya enak, dia tinggal menyulap pakai tongkatnya, muncul kalkun panggang, paha sapi, gelas dan kobokannya dari emas. 

Pagi itu Wawan dan Khanif bangun terlambat karena malamnya mereka keluyuran ke tahun 1945 dan pas bangun mereka menceritakannya. 

Dari cerita Wawan dan Khanif itu mereka berkesimpulan sepertinya rumput dari tahun 1945 hanya dapat digunakan berteleportasi ke tahun 1945 juga. Jadi jika mereka bisa mendapatkan rumput tahun 2024 besar kemungkinan mereka bisa berteleportasi ke tahun 2024. 

"Bagaimana cara mendapatkan rumput tahun 2024?" Tanya Manda. 

Kalau Manda yang bertanya, Jaey langsung mendapatkan ide, karena baginya memandang wajah Manda dapat memunculkan ide di tambah lagi jika merokok buatan Gadis Kretek, makin banyak idenya. 

"Herman bisa bertelepati kan? Kita suruh saja dia bertelepati sama Pak Tanza dan membawakan rumput tahun 2024 ke alam ghaib ini?" 

TAMAT!

Comments

  1. kayaknya lebih enak hidup di alam gaib kenapa haris balik ke th 2024 mas, di alam gaib semua ada, tidur juga enak, ga usah kerja banyak duit :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gampang nanti balik lagi ke alam ghaib bawa beras kulkas 😂😂

      Delete
  2. Itu Herman nya ada dua kah? Yang sama pak tanza sama yang diculik peri?

    Wah, pasti Wawan sama khanif ganteng itu, makanya Noni Belanda mau ikut ke tahun 2024.😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. Herman nya cuma satu mas 😅

      Ganteng tentunya mas, mereka datang dari masa depan, Khanif selalu bawa game konsol dikantongnya buat memikat Nona Belanda wkwk..

      Delete
  3. Kok tamat sih... trs kapan donk teleportasi ke kamar Amanda nya.... hehe 😅

    ReplyDelete
  4. asiik kayaknya, bisa bolak balik ke alam nyata dan gaib..... bisa pula ke tahun 1945......

    Apakah bisa juga ke jaman nabi nabi?

    ReplyDelete

Post a Comment