Skip to main content

Cerpen: Tersesat di Pasar (Lost in the market)

Cerpen: Tersesat di Pasar (Lost in the market)

Pernikahan Pak Azat dengan istri pertamanya memiliki 3 orang anak laki-laki bernama Ertas, Suga, dan Sanif. 

Pak Azat ingin sekali memiliki anak perempuan dan kemudian ia menikah lagi namun istri pertamanya tidak mau dimadu dan akhirnya mereka bercerai. 

Pada pernikahan keduanya bersama wanita inggris, Pak Azat mendapatkan anak perempuan bernama Tiwi. 

Pak Azat sangat menyayangi Tiwi karena sangat pintar, sejak bayi Tiwi sudah pintar berbahasa inggris, karena ibunya memang orang inggris. 

Tiwi juga lucu dan menggemaskan, saat usia 3 tahun dia selalu menghampiri ayahnya dan mengajak ayahnya berdansa. 

"Dady, will you dance with me?" 

"Of course.." 

Pak Azat menggendong Tiwi dan membawanya berdansa hingga Tiwi tertidur dalam pelukannya. 

Tiwi juga pandai memasak, saat berusia 10 tahun ia sudah bisa memasak berbagai resep masakan dalam dan luar negeri, salah satunya memasak Mie. 

Menurut ayahnya, Mie buatan Tiwi terlezat di dunia karena dibuat dari bumbu-bumbu cinta dan kasih sayang seorang anak pada orang tuanya. 

Hari ke hari perhatian Pak Azat hanya tertuju pada Tiwi. Sementara ketiga anaknya yang lain ia perlakukan berbeda. 

Pernah suatu hari Ertas, Suga, dan Sanif ikut-ikutan bermanja ingin bermain kuda-kudaan ke punggung ayahnya tapi ayah mereka malah mempelototi mereka. 

Hal itu kemudian menimbulkan kecemburuan dari ketiga anak laki-lakinya. 

"Ayah pilih kasih." Ujar Ertas sedih. 

"Kita seperti anak tiri." Ucap Suga menimpali Ertas. 

Sampai suatu hari ketiga anak laki-lakinya menyusun rencana ingin menyingkirkan Tiwi. 

Rencananya mereka bertiga akan mengantar Tiwi berbelanja ke pasar dan meninggalkannya disana. 

Mereka bertiga kemudian meminta izin ke ayah mereka untuk membawa Tiwi jalan-jalan berbelanja ke pasar. 

Pak Azat mengizinkannya dengan syarat mereka bertiga harus menjaga adik perempuannya itu baik-baik, kalau lecet sedikit saja mereka bertiga akan ditendang dari sabang terlempar ke marauke. 

*** 

Mereka berempat kemudian membawa Tiwi ke pasar. 

Sesampainya di pasar mereka bertiga sembunyi-sembunyi pulang meninggalkan Tiwi. 

Sanif terlihat tidak tega melihat kakak perempuannya di tinggalkan begitu saja di pasar, ia mengancam akan mengadukan itu pada ayah mereka tapi kedua kakak laki-lakinya juga mengancam dirinya, jika Sanif sampai melapor pada ayah mereka maka ia juga akan di tendang oleh kedua kakaknya dari sabang terlempar ke marauke. 

Mendengar itu, Nyali Sanif langsung ciut seciut-ciutnya dan patuh pada kedua kakaknya. 

*** 

Sementara itu Tiwi menangis di pasar kehilangan ketiga kakaknya. 

"Kakak where are you?" Berharap kakak-kakaknya mendengarnya. 

"Father, Mother, i'm lost in pasar." Berharap kedua orang tuanya dapat mendengar jeritan hatinya. 

Tiwi tidak tau arah jalan pulang. Meskipun sudah berumur 10 tahun tapi selama ini ia dimanja kedua orang tuanya sehingga tidak tau apa-apa. 

"God, please! Aku tersesat dan tak tau arah jalan pulang, aku tanpaMu butiran debu." Tiwi menengadahkan kedua telapak tangannya ke langit. 

Sampai akhirnya Tiwi bertemu dengan seorang nenek-nenek dan nenek-nenek itu membawanya pulang kerumah nenek itu. 

*** 

Pak Azat sangat sedih kehilangan putri semata wayangnya, Tiwi. 

"Darpada kehilangan Tiwi, lebih baik sakit gigi ini biar tak mengapa." Ratap Pak Azat dalam sedih. 

"Kalau tergigit nyamuk atau tertusuk duri mungkin masih dapat ku tahan, tapi ini, sakit lebih sakit, kecewa kehilangan Tiwi." Ratap Pak Azat lagi dalam sedih. 

Ia sudah menyuruh kedua anak sulungnya, Ertas dan Suga, untuk mencari Tiwi serta melapor ke Polisi tapi kedua anak laki-lakinya itu hanya mengiyakannya saja tanpa benar-benar melaksanakan perintah ayahnya. 

Hari ke hari kesedihan Pak Azat semakin parah, sampai-sampai ia tidak mau makan samasekali. 

Setiap di suruh makan oleh istrinya, ia hanya memperagakan seperti sedang makan tapi tidak memakannya. 

"Nyam-nyam kenyang.. nyam-nyam kenyang." Ucapnya seperti gaya gadis-gadis TikTok yang lagi diet (NCT/anxiety cemas takut gendut). 

Istrinya jadi prihatin melihat kondisi suaminya seperti itu. 

Ketiga anak laki-lakinya juga khawatir takut terjadi sesuatu pada ayahnya, mereka tidak menyangka jika akhirnya akan seperti itu. 

Ketiga anak laki-lakinya mencoba untuk menebus kesalahan mereka dengan mencari Tiwi namun sepertinya sudah terlambat. Gadis berusia 10 tahun, blesteran Indonesia-Inggris itu sudah benar-benar menghilang di pasar. 

*** 

10 tahun berlalu sejak ditinggalkan keempat kakaknya di pasar, kini Tiwi genap berusia 25 tahun. 

Dia tinggal di rumah nenek-nenek yang dulu memungutnya dari pasar dan menikah dengan cucu dari nenek tersebut bernama Serman. 

Serman dan Tiwi membuka warung Mie di rumah dan terkadang Serman menjajakan Mie dagangan-nya ke luar kota menggunakan motor. 

Suatu hari Serman berjualan lewat di daerah rumah Pak Azat dan mereka sekeluarga membelinya. 

Setelah memakan Mie itu Pak Azat jadi teringat dengan resep buatan Tiwi yang rasanya sama persis dengan yang di jual Serman. 

Merasa yakin itu mie buatan Tiwi, Pak Azat lalu memerintahkan pada kedua anaknya Ertas dan Suga untuk mencari penjual Mie tersebut namun sayang Serman sudah tidak berjualan di sekitar sana lagi karena agak kurang laku. 

Ertas dan Suga melapor ke ayahnya bahwa tak menemukan penjual mie yang dimaksud, ayahnya jadi marah dan melarang mereka pulang sampai menemukan penjual mie itu. 

"Hemm, cari dimana ya?" Ertas bingung karena tidak ada info mengenai penjual mie itu, dia tidak ingat wajah penjualnya, juga tidak ingat motor apa yang dipakainya, satu-satunya yang dia tau hanyalah rasa mie itu memang khas buatan Tiwi. 

"Gimana kalau kita cari di kandang ayam aja, Kak! kan nama mienya mie ayam." Usul Suga. 

"Ah elu malah bercanda." Jawab Ertas makin bingung. 

Dalam proses pencariannya, Ertas dan Suga bertemu seorang preman dan preman itu membegal dompet dan ponsel mereka. 

Ertas dan Suga mengejar preman itu dari Jakarta sampai ke luar kota. 

Hingga mereka tersesat di luar kota tak bisa kembali. Bensin habis, duit dan ponsel dirampok, mereka tak punya apa-apa lagi selain meratapi nasib. Sejenak mereka teringat mungkin ini balasan dari Tuhan karena mereka telah sengaja meninggalkan adik mereka tersesat di pasar, kini mereka yang mengalaminya tersesat di luar kota. 

"Oh Tuhan! sungguh kami menyesal atas kesalahan kami dimasa lalu, maka ampunilah kami." Ertas menengadahkan kedua telapak tangannya ke langit. 

"Amin.." dan Suga mengaminkannya. 

Dalam keterpurukannya Ertas dan Suga akhirnya bertemu penjual mie itu tapi sayang mereka tidak mempunyai uang untuk membelinya karena uang mereka sudah habis dirampok preman. 

Namun untungnya Serman orang baik, ia akan memberikan mie secara cuma-cuma untuk mereka berdua dengan syarat mereka berdua harus cuci piring. 

Ertas dan Suga tak punya pilihan selain harus menyanggupi syarat itu agar mendapat mie gratis dan juga untuk mendapatkan info tentang si pembuat mie itu. 

*** 

Saat mendapati Ertas dan Suga sedang mencuci piring dirumahnya, samar-samar Tiwi teringat dengan kedua kakaknya yang telah membuangnya di pasar puluhan tahun lalu. 

Tiwi sama seperti orang pada umumnya yang memiliki rasa dendam dihatinya mengingat semua kejahatan kakaknya puluhan tahun lalu, tapi ia juga mengtahui kedua kakaknya saat ini sedang mengalami masa sulit karena habis dirampok preman dan tak bisa pulang. 

Akihirnya Tiwi memaafkannya, baginya apa yang kedua kakaknya alami saat ini sudah cukup sebagai balasan dari Tuhan untuk mereka. 

"Kakak?" Sapa Tiwi menyapa kedua kakaknya yang sedang mencuci piring. 

"Tiwi!" Jawab Ertas dan Suga seraya memeluk Tiwi. 

Sementara Serman hanya senyum-senyum menyaksikan itu, ia sudah tau cerita masa lalu Tiwi karena telah diceritakan oleh istrinya itu hampir setiap hari kepada dirinya. 

"Tiwi, I'm so sorry, because.. because.. ah susah bahasa inggris, apakah kamu bisa berbahasa Indonesia?" Tanya Suga ke Tiwi. 

"Tentu saja Kakak, Mas Serman sering mengajariku berbahasa Indonesia." Jawab Tiwi. 

"Ah syukurlah, kami hanya ingin minta maaf atas kesalahan kami dimasa lalu." Ucap Suga. 

"Aku juga." Ucap Ertas. 

"Iya aku sudah memaafkan kalian kok. Oya bagaimana keadaan ayah dan ibu?" Jawab Tiwi. 

"Nah itu dia Wi, ayah jadi stress berat setelah kehilanganmu." Ucap Suga. 

"Sebaiknya kamu ikut pulang bersama kami dan ajak juga suamimu, Wi." Timpal Ertas. 

"Baiklah aku akan ikut pulang bersama kalian." Jawab Tiwi. 

*** 

Sesampainya di rumah orang tuanya Tiwi merasa senang bisa kembali berkumpul bersama keluarganya dan Tiwi ingin sekali mengenang masa kecil bersama ayahnya yang menjadi ungkapan sebagian besar orang bahwa cinta pertama seorang wanita adalah ayahnya. 

[Plot Twist dong] 

"Ayah! mau kah ayah berdansa denganku?" Ajak Tiwi tersenyum mengenang masa kecilnya yang selalu mengajak ayahnya berdansa. 

"Tentu saja anakku, tapi kali ini mari berdansa bersama-sama agar tak ada lagi yang merasa cemburu atau merasa pilih kasih." Ucap ayahnya. 

"Wkwk.." Tawa Tiwi merasa lucu terhadap sindiran ayahnya untuk ketiga kakaknya. 

Tiwi pun berdansa bersama ayahnya. 

Ertas, Suga, dan Sanif juga ikut tertawa oleh sindiran ayah mereka namun saat mereka akan ikut berdansa sang ayah langsung mempelototi mereka. 

"Haha.." Tiwi tertawa lagi, ternyata sikap ayahnya masih belum berubah alias masih pilih kasih, sementara suaminya, Serman juga ikut tersenyum dan bersyukur akhirnya istrinya bertemu kembali dengan keluarganya. 

TAMAT! 

Catatan: Cerpen di atas murni fiksi hanya saja sebagian alurnya terinspirasi dari alur kisah tentang Nabi Yusuf. 

Nabi Yusuf paling tampan dan disayang ayahnya dan ke lima saudaranya iri dan membuang Nabi Yusuf ke sumur kering. 

Juga, dalam cerita Mahabarata dan juga Pewayangan di Indonesia, Nabi Yusuf mungkin digambarkan sebagai Arjuna dan saudarara-saudaranya sebagai Pandawa Lima. 

By the way, Nama Suga dan Ertas jika dibalik menjadi apa guys? Wkwk.. 

Suga dibalik jadi Agus. 

Airtas dibalik jadi Satria, dalam pengucapan Inggris, Airtas dibaca Ertas, xixi.. 

Nama Khanif dan Herman susah dibalik, haha..

Comments

  1. tumben ceritanya happy ending mas, biasanya kan ada yang kenapa-kenapa di akhir :D, gw inget sih cerita yang nabi yusuf di buang di sama saudaranya, dulu pernah baca cerita 25 nabi dan rosul :D, tapi gw ga nyangka mas jaey terinspirasi dari cerita itu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, kayaknya yg nulisnya lg happy gitu deh... :D

      Delete
  2. Inspiratif, cerita nabi Yusuf AS versi modern.😀

    Btw, gambarnya bagus

    ReplyDelete
  3. Tiwi baik banget ya sama saudaranya, biarpun sudah dibuang saat kecil tapi ngga dendam saat ketemu.😀

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dendamnya tipis2 aja mas, saudaranya cukup di suruh nyuci piring aja, wkwk..

      Klo dlm kisah Nabi Yusuf beliau juga tdk dendam, hanya bikin panik sedikit, saudaranya tdk akan dijuali gandum klo tdk membawa saudara kesayangannya yg bernama Benyamin.

      Delete
    2. Oh cuma suruh nyuci piring doang, kirain disuruh nyuci WC juga. Habis itu disuruh ngepel warung.😂

      Delete
  4. "Sanif terlihat tidak tega melihat kakak perempuannya di tinggalkan begitu saja di pasar"

    Hmmm, yg kakak, yg adik yg mana sih mas? aku kok bingung???

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwk..

      1. Ertas
      2. Suga
      3. Sanif
      4. Tiwi

      Delete
    2. "Sementara itu Tiwi menangis di pasar kehilangan ketiga kakaknya. "
      tapi...

      "Sanif terlihat tidak tega melihat kakak perempuannya di tinggalkan begitu saja di pasar"

      makanya aku bingung, yg jadi kakak yg mana? hehe...

      Delete
    3. Oh iya, harusnya: "Sanif terlihat tidak tega melihat adik perempuannya.." 🤣✌

      Delete
    4. Maklum, kang Jaey nulis cerpen sambil elus-elus Amanda dan Nancy makanya ga konsen.🤣

      Delete
    5. Ada satu lagi mas, Rose anak Blackpink 🤣

      Delete
    6. Rose bukannya pacarnya Jack di Titanic.😅

      Delete
    7. Bukan mas, yg ini Rose Korea, klo Rose Titanic juga oke sih.. saya juga mau, haha.. tapi Rose Titanic kayaknya lbh tua deh mas daripada kita? 😅

      Delete
  5. Me gusto el relato y me dio pena por la nena. Te mando un beso. Enamorada de las letras

    ReplyDelete
  6. Waktu Tiwi ditinggalkan di pasar usia Tiwi 10 tahun, 10 tahun kemudian kok usia Tiwi jadi 25?

    Tadinya saya pikir cerita ini diilhami kisah nyata seorang wanita yang hilang di pasar (kalau ngga) dan bertemu kembali dengan keluarganya setelah puluhan tahun gara-gara cucu wanita yang hilang itu KKN di desa tempat keluarga si wanita tinggal.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oke harusnya 15 tahun kemudian ya? wkwk, sengaja itu huu biar ditanya, haha..

      Ga huu ini murni karangan, klo Nabi Yusuf kan hilangnya di hutan nah saya inisiatif bikin hal serupa menghilangkan Tiwi di Pasar. 😅

      Delete
    2. Oh disengaja ya, oke dapat dimengerti..hihihi

      Kalau begitu kasihan Tiwinya, Kang..wkwkwk

      Delete
    3. Ya konsepnya mirip sama Nabi Yusuf huu, beliau juga kasian.

      Penderitaan Tiwi disini sebenarnya blm seberapa dibanding Nabi Yusuf huu.

      Nabi Yusuf setelah dibuang ke sumur, terus di jual ke saudagar kaya, terus di fitnah dan di penjara 7 tahun.

      Tadinya mau memenjara Tiwi juga selama 7 tahun tapi takut ceritanya jadi panjang dan malas nulisnya, haha..

      Delete
    4. Ngga apa-apa, makin panjang malah makin bagus.

      Delete
    5. Lha iyalah belum seberapa dibandingkan nabi yusuf, nabi yusuf kan kisah benaran yang tertulis di dalam Al-Qur'an sedangkan Tiwi cuma rekaan biar dibuat semenderita mungkin masih tetep kalah.

      Hahaha.. sudah masuk tahun kabisat (2024) itu penyakit (malas) masih ada aja kirain saya sudah lenyap bersama lenyapnya suara terompet tahun baru..hahaha.

      Dalam cerita pewayangan nabi yusuf mungkin digambarkan sebagai Arjuna tapi kenapa yang dibuang ke sumur itu justru Bima bukannya Arjuna?

      Delete
    6. Makin panjang malah makin bagus tapi takutnya ga muat di celana, Mas Agus 🤣🤣✌

      Delete
    7. Ya begitulah lah huu, malas sudah menjadi kisah yg tak berujung, wkwk..

      Dalam pewayangan India semuanya dia gabungin huu.. baik kisah Nabi Yusuf, Nabi Musa dan Juga Firaun menjadi satu dlm film Mahabrata..

      Mengapa yang dibuang ke sumur itu justru Bima bukannya Arjuna? Ya gatau juga huu,

      Saya jawab pake bisik2 huu: "mungkin mereka juga mengarang2 seperti saya", wkwk..

      Delete
  7. Untungnya kisah Tiwi dan kakaknya berakhir bahagia ya.🙂

    ReplyDelete

Post a Comment