Skip to main content

Cerpen: The Intel (Misi SD Card Rahasia)

Cerpen: The Intel (Misi SD Card Rahasia)

Senja itu Jacka sedang santai makan bakso di pinggir jalan dan tiba-tiba datang tukang ojek berjaket hijau bernama Khanif duduk dibelakangnya yang juga memesan semangkok bakso.

Sambil makan bakso Jacka bermain game spin, ketika di spin game tersebut bisa bermain dengan sendirinya jadi Jacka bisa makan sambil bermain.

Dan tiba-tiba game itu bersuara, "Supeeeeer win!" Jacka kaget dan buru-buru mengclaim hadiahnya. Sementara Khanif dibelakangnya sedang memperhatikannya.

Jacka melanjutkan makan dan tiba-tiba hapenya berbunyi lagi tanda pesan WA masuk dari seseorang bernama Herman. Jacka membacanya "Saya sudah tiba di lokasi." Bunyi chat tersebut. Jacka membalasnya "Siap menyusul ke lokasi."

Setelah membayar baksonya, Jacka pergi berjalan kaki menuju lokasi dan dibuntuti oleh Khanif.

Tak berapa lama Jacka bertemu dengan Herman yang mengirim chat WA padanya. Jacka membuka tas pinggangnya dan mengeluarkan sebuah SD Card dan mengobrol dengan Herman.

Khanif yang sedari tadi mengintai dari jauh melihat SD Card tersebut ternyata sama dengan SD Card ponsel miliknya. Khanif kemudian mencopot SD Card ponsel miliknya.

Lalu, Khanif mengirim chat WA ke Agus berbunyi "Mangsa menuju jebakan." dan Agus membalasnya, "Siap menangkap mangsa." Agus juga mengirim pesan ke rekannya yang lain berbunyi, "Bawa mobil kesini Bro".

Dari seberang jalan Agus turun dari motornya dan berlari mengejar Jacka dan Herman yang sedang bersalaman.

Dari seberang jalan itu juga, orang lain bernama Jaey melihat semua itu.

Jaey melihat dari bawah jaket Agus terlihat ujung senapan otomatis, sepertinya Agus seorang intel yang sedang menyamar menjadi tukang ojek.

Agus merampas SD Card dari telapak tangan Jacka yang sedang bersalaman dengan Herman karena di duga mereka sedang bertransaksi chip untuk berjudi online.

"Nah ketangkap kamu." Ucap Agus sambil menjambak kerah baju Jacka dari belakang sementara Khanif menangkap Herman.

"Bawa yang satu orang itu ke mobil, Nif." Perintah Agus pada Khanif untuk memborgol Herman dan membawanya ke mobil yang sudah standbye disana.

Di dalam mobil Herman duduk diapit oleh dua orang polisi yang mengenakan rompi yang dapat menyala dalam gelap malam, sementara Khanif kembali mendatangi Agus untuk membantu mengintogerasi Jacka yang diduga selaku penjual chip.

"Apa ini?" Tanya Agus pada Jacka sambil memperlihatkan SD Card itu.

"Ya SD Card lah, masa SMA Card?" Jawab Jacka kesal.

"Buat apa?" Tanya Agus lagi.

"Ya buat dipasang di hape lah.." Jawab Jacka lagi semakin kesal.

"Hahaha.." Agus tertawa sambil mencengkram kerah kaos Jacka dari belakang, lalu bertanya lagi.

"Apa isi SD Card ini, vokep ya?" Tanya Agus dengan tatapan gahar membuat Jacka sedikit bergidik.

"SD Card kosong, Pak. Masih baru." Jawab Jacka kalem mencoba meyakinkan Agus.

"Terus mana chip-nya, kamu menjual chip kan buat berjudi?" Tanya Agus sambil membuka jaket hijaunya dan tampak senapan otomatis dari balik jaket Agus.

Nyali Jacka sedikit menciut dengan ekspresi salah tingkah begitu melihat senapan otomatis dari balik jaket Agus.
 
Begitu juga beberapa warga yang sedari tadi ada disana termasuk Jaey yang ikut menyaksikan dan menyimak obrolan Agus dan Jacka di pinggir jalan itu.

"Sudahlah, mengaku saja, kamu sudah kepergok beserta barang bukti. Kamu tadi menang 'Supeer win!' kan?" Ucap Khanif menengahi keadaan karena kuatir kalau-kalau Agus lepas kontrol menghajar Jacka kalau tidak mau menjawab pertanyaan.

"Jawab! Mana chipnya?" Bentak Agus pada Jacka semakin beringas.

"Ga ada chip, Pak." Jawab Jacka mulai lelah.

"Bohong, mana hapemu, coba ku lihat?" Ucap Agus lagi pada Jacka.

"Wah maaf Pak, privasi, tidak boleh lihat-lihat hape." Jawab Jacka 

"Hahaha.. privasi.. privasi apaan?" Ucap Agus menertawakan Jacka.

"Saya ini intel lho.. jangan macam-macam kalian." Ucap Jacka kemudian akhirnya terpancing emosinya berusaha menggertak Agus dan Khanif tapi malah membuat Agus tambah ngakak. "Haha.." Tawa Agus.

"Kalau begitu mana ID keanggotaanmu?" Tanya Agus.

"Tidak ada.." Jawab Jacka.

"Sudah kuduga kau berbohong. Asal kau tau ya, mau kau mengaku intel kek, mengaku anak Jendral, atau anak pejabat, aku tidak peduli.. kau sudah melanggar hukum, Mana hapemu?" Ucap Agus tidak mau tau.

"Sudahlah tunjukkan saja hapenya mana? Kan kamu tadi menang ''Supeer win!'?" Ucap Khanif menimpali, memaksa Jacka mengeluarkan hapenya dan Jacka tak punya pilihan lain selain akhirnya menurutinya dan menyerahkan hapenya ke Agus.

"Kalian akan berurusan dengan pengacara saya." Ancam Jacka.

Agus tak menghiraukannya dan fokus membuka hape itu dan ternyata pakai pin. "Buka dulu pinnya?" Ucap Agus menyerahkan kembali hape itu ke Jacka dan Jacka kemudian membuka pin hapenya lalu menyerahkannya kembali ke Agus.

Baru saja Agus akan membuka aplikasi WhatsApp untuk memeriksa apakah Jacka melakukan transaksi chip melalui chat tapi tiba-tiba sebuah mobil hitam melintas di pinggir jalan itu memberondongkan senapan otomatisnya keatas udara dan sontak warga yang menyaksikan tadi berhamburan mencari tempat bersembunyi.

Agus dan Khanif kaget serta kalah cepat karena orang bertopeng yang keluar dari dalam mobil sudah lebih dulu menodongkan senapan otomatisnya ke Agus dan Khanif serta dengan secepat kilat Jacka merampas hape miliknya di tangan Agus serta satu buah SD Card lalu masuk ke mobil dan mobil melaju pergi.

Tak tinggal diam Agus menembaki mobil hitam itu namun mobil sudah terlanjur jauh pergi sementara Khanif naik ke motor dan menghampiri Agus untuk memboncengnya dan Agus naik ke motor lalu Khanif memacu motornya namun naas baru berapa lama melakukan pengejaran tiba-tiba rangka esaf motor Khanif patah tepat ketika me-rem mendadak di lampu merah sehingga pengejaran mereka terhadap mobil hitam itu menjadi gagal.

Sementara dari seberang jalan, Jaey yang sedari tadi menyaksikan semua kejadian itu dari awal, setelah melihat Agus dan Khanif jauh melakukan pengejaran terhadap mobil hitam dan meninggalkan Herman bersama dua orang polisi di dalam mobil, dengan sigap Jaey menutup kaca helm yang ia kenakan dan menstarter motor Ninja terbaru yang ia kendarai lalu menghampiri mobil dimana Herman disekap dua orang polisi, Jaey menembaki kaca mobil itu dengan pistol, dan karena kedua polisi itu tidak membawa senjata sehingga tidak dapat melakukan perlawanan dan pasrah membiarkan Herman kabur naik ke atas motor Jaey lalu melaju pergi meninggalkan tempat itu.

***

Sesampainya di persimpangan lampu merah, Jaey dan Herman melihat Agus dan Khanif sedang meratapi nasibnya di pinggir jalan karena rangka esaf motor mereka patah.

Jaey dan Herman dadah-dadah sambil tertawa meledek ke Agus dan Khanif hingga mereka terlihat sangat kesal sambil menendang-nendang motor mereka.

Ingin rasanya Agus menembak mereka berdua tapi sayang sebagai polisi ia terikat peraturan tidak boleh menembak di tempat umum dan juga tidak boleh menembak duluan, kecuali di tembak duluan baru boleh membalas.

***

Jaey dan Herman terus melaju meninggalkan Agus dan Khanif di persimpangan lampu merah itu, berusaha mengejar mobil hitam yang di tumpangi Jacka tadi untuk melanjutkan transaksi SD Card yang sempat tertunda karena digagalkan oleh Agus dan Khanif tadi.

Jalan raya cukup padat, tentunya mobil hitam yang di tumpangi Jacka diperkirakan belum terlalu jauh pergi, sementara Jaey dan Herman mengendarai motor terlebih ini motor ninja terbaru yang lebih gesit menyalip sana sini, tentu akan mudah mengejar Jacka.

Sekitar 10 menit kemudian, Jaey dan Herman berhasil menemukan mobil hitam yang di tumpangi Jacka dan mereka mengikutinya sampai ke sebuah jembatan dan berhenti dibawah jembatan itu sambil menikmati pemandangan malam dekat laut.

Jaey dan Herman turun dari motor begitu juga Jacka dan dua temannya yang mengenakan topeng turun dari mobil.

"Perkenalkan ini dua temanku, Satria dan Amanda." Ucap Jacka memperkenalkan kedua temannya pada Jaey dan Herman.

Satria membuka topengnya dan busyet ternyata tampan mirip Abu Ubaida pejuang Hamas/Palestina.

Amanda juga membuka topengnya dan busyet ternyata cantik secantik seorang model Rusia, Anna Vlasova.

Amanda terlihat sangat manis dan sexy dengan kostum ala Densus88 yang ia kenakan, Densus88 adalah pasukan elite anti teror milik Indonesia.

Jaey hampir tak berkedip menatap Amanda, tanpa sadar ia menyanyi dalam hatinya "Pandangan pertama awal aku berjumpa (tere_nanana), cewek semanis dia.. datang menghampiriku.., hampir-hampir aja.. aku mabuk dibuatnya! memang kecantikannya.. dan kelembutan hatinyaaa.., membuat aku beraniiiii... bergaya dan bernyanyi, yihaa!" (Song By Slank dan Nirina)

"Woy.." Panggil Jacka ke Jaey tapi Jaey tak menghiraukannya.

"Woyy.." Panggil Herman ke Jaey tapi Jaey belum juga sadar dari bengongnya.

"Wooooyy.." Teriak Satria ke Jaey, tapi Jaey masih belum juga sadar dari bengongnya.

"Bang, are you ok..?" Ucap Manda ke Jaey, barulah Jaey sadar dari bengongnya.

"Yes, im fine, thanks!" Jawab Jaey mengerahkan seluruh ketampanan yang ia punya kedalam ekspresinya.

"Jadi tidak nih transaksinya?" Tanya Satria pada Jaey.

"Iya jadi, silakan sama rekan saya, Herman." Jawab Jaey pada Satria sambil curi-curi pandang ke Amanda.

Herman dan Jacka kemudian saling serah terima SD Card tersebut.

"Thank you!" Ucap Herman pada Jacka.

"Sama-sama.." Jawab Jacka sambil bersalaman dengan Herman.

"Oya Kang, sebagai jaminan atas keaslian SD Card ini, saya ingin membawa Amanda bersama saya sebagai jaminan." Ucap Jaey pada Jacka dan Satria.

"Ok, tapi temanmu, Herman, juga akan bersama kami." Usul Satria.

"Jika Amanda tidak kembali dalam 24 jam, Herman, temanmu akan kami habisi." Timpal Jacka.

"Ok, saya setuju." Jawab Jaey bersalaman dengan Jacka dan Satria.

"Lha, kok gua.. harusnya kamu Jaey, kan aku yang bertransaksi." Ucap Herman protes.

"Sudahlah Man, jangan banyak protes, mengertilah, aku sedang jatuh cinta, sini SD Card aku yang pegang." Ucap Jaey berbisik ke Herman serta mengambil SD Card itu dari genggaman Herman. Jaey juga menarik lengan Amanda ke sisinya.

Jaey memasukkan SD Card tersebut ke saku jaketnya dan naik ke motor, mengajak Amanda, "Ayo Mand, naik di belakang." dan Amanda pun naik.

"Pelukan Mand, biar ga jatuh.." Ucap Jaey.

"Hallaah.." Ucap Satria mencibir.

"Hehe.." Jaey dan Manda hanya tersenyum melihat respon Satria itu yang seolah tak sudi melihat Manda di modusin.

Sebagaimana sesama ojol yang begitu bertemu langsung akrab meski tidak kenal, begitu juga kalangan sesama intel ini yang langsung mencair satu sama lain meski baru pertama kali bertemu.

Setelah pamit pada Jacka, Satria, dan Herman, Jaey dan Amanda memacu motornya pergi dari tempat itu menuju hotel khusus tempat perselingkuhan, yaitu sebuah hotel yang memperbolehkan tamu membawa masuk kendaraan ke dalam kamar agar tidak ketahuan oleh mata-mata lain yang bisa saja memata-matai mereka tanpa sepengetahuan mereka.

***

Sesampainya dalam kamar hotel, Jaey menodongkan pistolnya pada Amanda.

"Maaf Mand, sesuai prosedur, aku harus menggeledahmu, maksudku buka semua pakaianmu." Ucap Jaey masih terus menodongkan pistol pada Amanda.

"What? Apakah ini perlu?" Tanya Amanda heran.

"Iya Mand, aku dilatih untuk tidak percaya pada siapapun, juga dilatih untuk membunuh rasa nafsu, rasa malu, rasa takut, rasa iba, dan rasa-rasa lainnya, sebagai sesama intel kurasa kamu juga dilatih hal yang sama?" Ucap Jaey.

"Iya.." Jawab Amanda sambil membuka semua pakainnya satu persatu.

Jaey menghela nafas menyaksikan keindahan itu tapi tetap berusaha fokus, Jaey terus mengamati tubuh Manda dan menyuruhnya berputar-putar kalau-kalau ada senjata rahasia di tubuh Manda.

"Sekarang tendang pistolmu ke arahku." Perintah Jaey ..dan Amanda pun menendangnya ke arah Jaey dan Jaey memungut pistol itu.

"Maaf Mand, pistolmu aku tahan dulu, karena bagaimanapun juga kamu berbahaya bagiku, aku kuatir kamu melukaiku." Ucap Jaey berterus terang.

"Iya tidak apa-apa, aku mengerti." Jawab Amanda.

"Boleh nyolek dikit gak sih?" Ucap Jaey bercyaanda sambil menurunkan pistolnya, tidak lagi menodong Amanda.

"Katanya dilatih membunuh nafsu, tapi kok masih punya nafsu sih.." Ledek Manda.

"Hihi.. maksudku menekan nafsu, bukan membunuh nafsu. Ya sudah, pakai kembali pakaianmu." Ucap Jaey sambil menuju ke sebuah meja dan membuka hape.

Setelah memakai pakaian, Amanda juga ikut duduk disamping Jaey menghadap meja itu.

Pada layar hape Jaey itu bertuliskan Triple.

"Triple?" Tanya Manda.

"Iya Mand, Aku agen triple setingkat lebih tinggi daripada agen ganda. Aku agen luar negeri sekaligus dalam negeri. Aku bekerja sama dengan Herman agen dalam negeri dan bertugas memastikan Herman selamat menerima SD Card itu. Kalau kamu Mand intel dari agen mana?" Jawab Jaey sekaligus bertanya kembali.

"Aku agen luar negeri bekerja sama dengan Jacka dan Satria yang berasal dari agen dalam negeri dan bertugas memastikan Jacka menyerahkan SD Card itu pada Herman. Aku bagian dari asosiasi perdamaian nuklir seluruh dunia." Jawab Amanda.

"Wow!" Ucap Jaey kagum pada profesi Amanda.

"Btw SD Card nya belum di cek?" Tanya Manda.

"Oh iya aku lupa. Untung ada kamu yang ngingetin aku, wkwk.." Jaey sambil memasukkan SD Card ke hape dan mengecek apa isinya.

"Btw kenapa hapenya tidak dibawa tadi biar langsung di cek di tempat transaksi." Tanya Manda.

"Tadinya kupikir cuma sebentar jadi aku malas membawa hape tapi ternyata lama pake aksi tembak menembak segala gara-gara Agus dan Khanif tiba-tiba muncul. Tapi ada hikmahnya juga kan hapeku ketinggalan, jadi aku bisa membawamu sebagai jaminan, wkwk.." Ucap Jaey.

"Hikmah.. hikmah.. aku jadi korban buka pakaian segala." Manda menggerutu.

"Waduh, SD Cardnya kosong.." Ucap Jaey begitu melihat tak ada dokumen apapun di SD Card itu.

"Kalian tidak menipu aku kan Mand?" Tanya Jaey.

"Nggak kok, kami tidak menipu!" Ucap Manda yakin.

"Berarti Agus menukarnya dengan yang kosong." Tebak Jaey.

"Kalau begitu ayo kita cari Agus." Ucap Manda.

"Sebentar Mand, aku ingin mengucapkan sesuatu padamu, aku takut jika tidak sempat mengucapkan ini, soalnya kita sama-sama tau mencari Agus berarti bakal adu tembak, aku kuatir tidak selamat." Ucap Jaey.

"Kamu ingin mengatakan apa?" Tanya Amanda.

Jaey mendekat kehadapan Manda, dan memegang kedua bahu gadis itu. "Aku tau mungkin ini terlalu cepat bagimu, bahkan mungkin jauh lebih cepat daripada kecepatan peluru. Tapi sungguh aku serius, Aku mencintaimu pada pandangan pertama, Mand?" Ucap Jaey.

"Hahaha.., sudah gak usah mikirin itu dulu, mari kita cari Satria, Jacka, dan Herman untuk menyerang Agus dan Khanif. Kalau terlambat kuatir Agus dan Khanif menghilang." Ucap Manda bergegas sambil naik ke motor untuk joki dan Jaey duduk dibelakangnya. Sejenak kemudian motor melaju meninggalkan hotel tersebut untuk menuju mobil hitam.

***

Sesampainya di mobil hitam dibawah lorong jembatan yang merupakan rumah tempat Satria, Jacka, dan Herman, menginap, Amanda dan Jaey turun dari motor dan menggedor-gedor mobil tersebut agar mereka terbangun.

Sesaat setelah mereka semua terbangun dan ngopi, Amanda dan Jaey menceritakan semuanya pada mereka dan mengajak mereka bertiga untuk mengambil SD Card asli yang ada pada Agus dan Khanif malam ini juga.

Karena, Amanda, Satria dan Jacka mendapat amanat dan harus bertanggung jawab menyerahkan SD Card tersebut ke Jaey dan Herman untuk kemudian diserahkan ke pemerintah dan selanjutnya terserah pemerintah.

Tapi mereka berlima malah kecolongan dan SD Card tersebut jatuh ke agen lain yaitu Agus dan Khanif. Jika Agus dan Khanif tergoda untuk menjual SD Card itu ke tangan yang salah dengan harga miliaran dollar maka kacaulah dunia ini karena SD Card itu berisi dokumen yang sangat rahasia yang dapat memicu PD-3. Tapi semoga saja Agus dan Khanif orang baik agar dunia tetap aman.

"Cepat teman-teman.. kita harus berangkat sekarang juga." Perintah Amanda dan mereka semua memakai topeng dengan mengenakan kostum perang lengkap dengan rompi anti peluru dan lainnya.

"Aku gugup, masa kita harus berperang melawan sesama intel sih?" Ucap Jaey.

"Iya mengapa kita tidak bekerja sama saja dan meminta mereka menyerahkannya dengan baik-baik?" Usul Herman.

"Tidak bisa, inikan misi rahasia, hanya kita-kita saja yang boleh tau. Lagipula kita tidak tau dimana Agus dan Khanif, nama mereka juga bukan nama asli, sulit mencari keterangan tentang mereka." Terang Satria.

"Tenang teman-teman, aku punya ide yang lebih baik." Usul Jacka.

"Ide apa Kang?" Tanya Manda pada Jacka.

"Gini, Agus dan Khanif kan agen Go-Intel yang artinya mereka menyamar jadi tukang ojek." Terang Jacka.

"Berarti kita tembaki semua tukang ojek yang berjaket hijau?" Tanya Manda.

"Haha, bukan!" Jawab Jacka.

"Ah aku tau, kita pesan bakso sama Agus dan Khanif terus begitu mereka datang mengantar pesanan langsung kita tembak. Betul gak Kang?" Tanya Herman.

"Haha iya hampir betul.. tapi kita tidak boleh main tembak sembarangan di tempat umum, bisa-bisa kita diserang oleh polisi satu kota. Cara terbaik adalah kita sergap mereka di kediaman mereka." Jawab Jacka.

"Atur aja Kang." Ucap Satria.

"Nah ini saya sudah mendapatkan alamat mereka dari Aplikasi ojek." Jawab Jacka.

"Ayo berangkat.." Ucap Satria dan mereka berlima masuk ke mobil hitam menuju kediaman Agus dan Khanif.

***

Sementara itu Agus dan Khanif bingung memikirkan mobil hitam yang mereka kejar dan tembaki tadi, mobil hitam tersebut anti peluru, yang berarti Jacka intel beneran.

"Berarti Jacka tidak berbohong ketika dia mengaku sebagai intel tadi." Pikir Agus sedikit mumet memikirkan Jacka dan sedikit menyesal karena tidak mempercayai perkataannya.

"Jika benar Jacka intel berarti SD Card ini memiliki nilai yang sangat berharga." Ucap Agus sambil memutar-mutar SD Card tersebut disela-sela jemarinya.

"Coba kulihat." Ucap Khanif meminta SD Card tersebut dan memasukkannya ke hapenya tapi sayang SD Card tersebut terenkripsi end-to-end.

"Sepertinya hanya bisa dibuka pakai hape khusus." Ucap Khanif menyerahkan kembali SD Card tersebut pada Agus.

Mereka tidak tau kalau hanya hape Jaey yang bisa membuka enkripsi end-to-end dari SD Card tersebut.

"Salahmu sih Nif mengatakan mereka sedang transaksi chip judi?" Sesal Agus ke Khanif.

"Yang ku lihat sih begitu Mas, Jacka menang 'Supeer win!' Lalu dia chat ke kliennya dan gerak-geriknya juga mencurigakan seperti pengecer chip judi."

"Hmm mau kita kembalikan tapi kembalikan kemana, kita tidak mengenal Jacka." Ucap Agus.

"Ya tunggu saja Mas, barangkali mereka yang akan mencari kita." Jawab Khanif.

Saat Agus dan Khanif sedang sama-sama bingung tiba-tiba pintu depan, belakang, dan jendela terdengar di dobrak secara bersamaan.

"Di dobrak maling ya?" Tanya Khanif pada Agus.

"Iya mungkin." Jawab Agus.

Baru saja Agus dan Khanif akan memeriksa pintu depan, belakang, dan jendela, tiba-tiba datang 3 orang bertopeng menodongkan senapan otomatis.

Agus dan Khanif kemudian berlari kearah jendela, ingin kabur dari jendela tapi juga ada 2 orang bertopeng menodongkan senapan otomatis padanya.

Salah satu orang bertopeng tersebut menggeledah Agus dan Khanif dan mendapatkan SD Card lalu memasukkannya ke hape dan isi SD Card tersebut pun akhirnya terbaca dan dipastikan asli.

"Yes, Mission complete.." Ucap mereka berlima seraya selebrasi seperti berhompimpa.

"Lalu bagaimana dengan mereka berdua apakah kita dor saja, soalnya mereka berdua sudah terlalu banyak tau rahasia kita?" Tanya salah seorang yang bertopeng.

"Jangan.., jangan dor saya, sebenarnya saya seorang intel." Ucap Agus.

"Saya juga intel.." Ucap Khanif.

"Iya.., iya.. tau kalian intel.. saya cuma bercyaanda aja kok mau me-dor kalian, wkwk.." Ucap salah seorang yang bertopeng.

"Oke, berhubung mereka berdua di pihak kita, saatnya membuka topeng. Sesak nafas ku pake topeng ninja dari tadi." Ucap Jacka membuka topengnya di ikuti oleh yang lainnya.

"Btw, Apa isi SD Card-nya, Bang?" Tanya Manda pada Jaey sambil menyandarkan kepalanya di bahu Jaey.

"Isinya hanyalah teks bertuliskan 'ASLI'." Jawab Jaey.

"Njirr capek-capek memperebutkannya ternyata isinya cuma bertuliskan 'ASLI'." Timpal Satria.

"Kemungkinan memory card ini memiliki keamanan berlapis-lapis, yang datanya hanya dapat dibaca dari hape khusus yang berbeda-beda." Jelas Jaey.

"Ah paling isinya tentang ucapan dari pejabat Israel yang mengatakan akan menuklir Hamas yang menimbulkan keterkejutan bagi China dan Rusia soal kepemilikan nuklir tersebut?" Tebak Jacka.

"Nah masuk akal tuh, bisa jadi isinya adalah denah yang menunjukkan lokasi tempat mereka menyembunyikan nuklir tersebut?" Timpal Herman.

"Kurasa bukan.. kita kan sekarang ini lagi di Asia, kalau tebakanku sih isinya tentang 7 negara Asia pendukung Israel yang akan mengeroyok Indonesia dan Malaysia?" Timpal Satria.

"Ataukah tentang ketegangan China dan India di perbatasan?" Timpal Amanda.

"Tentang ketegangan Jaey ke kamu kali Mand? wkwk.." Ucap Satria ke Manda.

"Atau tentang ketakutan Rusia jika Ukraina bergabung ke NATO? Wkwk.." Ucap Agus.

"Kalau tentang Liga Arab mengeroyok Israel gimana guys, masuk akal gak?" Tanya Khanif.

"Apapun isinya yang jelas kita harus menyerahkan SD Card ini ke pemerintah yaitu ke Pak Tanza, biar Pak Tanza yang mengurusnya. Okey clear!" Ucap Jaey.

***

Malam sudah mendekati subuh, mereka semua menyempatkan diri untuk tidur sebentar karena hampir semalaman mereka menguras otak dan tenaga mengurus SD Card itu, dan besok pagi-pagi Jaey dan Herman akan mengantarkan SD Card itu ke Pak Tanza dan misi pun berakhir.

Beberapa hari berlalu, mewakili pemerintah, Pak Tanza mengucapkan terimakasih pada ke tujuh orang intelijen tersebut dan memberi mereka hadiah.

Jaey, Amanda, dan Herman masing-masing mendapatkan hadiah motor Harley Davidson.

Agus dan Khanif masing-masing mendapatkan hadiah Motor Spot seharga 700an juta agar rangka esafnya tidak mudah patah.

Satria mendapatkan hadiah sepeda berlapis emas dan berlian.

Jacka mendapatkan hadiah Vespa mahalan.

Mereka juga mendapat hadiah bebas pajak seumur hidup.

Ke tujuh orang intel tersebut nongkrong di lampu merah, bukan untuk mengamen tapi untuk konvoi, mereka saling ejek membanggakan kendaraan mereka masing-masing.

"Nif? Ongkos naik ojek pake Motor Spot berapa?" Tanya Jacka.

"100 ribu." Jawab Khanif.

"Mahal amat? Hehe.." Ucap Jacka.

"Btw, Kenapa tidak meminta motor Harley juga mas, rangkanya lebih kuat anti patah. Wkwk.." Ledek Herman ke Agus.

"Ah malas pakai motor Harley, starternya suka mogok, dan susah di engkol, wkwk." Jawab Agus.

"Yang paling kasian Satria, cuma mendapat sepeda, wkwk.." Ucap Agus.

"Sini sepedamu ku tarik pake Vespaku, kang?" Ucap Jacka ke Satria.

"Sueee.." Umpat Satria.

Dan mereka semua tertawa kecuali Jaey dan Amanda, entah apa yang mereka berdua lakukan, sibuk sendiri saling duduk berhadapan diatas motor Harley itu.

TAMAT!

Catatan: Sejujurnya admin tidak tau menau soal ojol, intel, maupun motor, dll. Semua itu di kutip admin dari obrolan-obrolan netizen di medsos. Selain Go-Intel ojek, netizen juga menduga ada intel penjual bakso, menurut netizen ciri-cirinya, jika baksonya tidak enak itu tandanya penjualnya adalah intel, wkwk..

Comments

  1. inilah ke tujuh orang pahlawan merebutkan sd card yang isinya cuma tulisan "asli", gw kira isinya rahasia menjadi kaya raya tuju turunan, atau rahasia membuat bakso super enak, atau rahasia menklukan hati amanda :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena rahasia makanya tidak diketahui isinya mas wkwk..

      Tapi Pak Tanza mgkn tau isinya 😅

      Delete
  2. Busyettt dah..udah penuh drama ternyata isi SD card-nya cuma tulisan ASLI doang...wkwkwk..parah..atau jangan-jangan tulisan ASLi kode togel..wkwkwk.

    Tak jauh (cuma beda kelurahan) dari rumah saya pernah ada intel nyamar jadi tukang nasi goreng buat mengungkapkan kasus pembunuhan dan sukses menangkap pembunuhnya.

    Ngomong-ngomong, bikin cerita sepanjang ini (perkiraan saya ini lebih dari 3000 kata) habiskan rokok berapa batang dan kopi berapa gelas, kang?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di film2 action biasanya begitu mas, satu chip memiliki beberapa password yg dipegang orang berbeda2, misalnya PW kesatu dipegang Jaey, PW kedua dipegang Pak Tanza, PW ketiga dipegang Menteri Pertahanan 🤣

      Nah betul berarti netizen bahwa ada intel menyamar jadi macem2, jadi tukang bakso, jadi tukang ojek, jadi tukang nasi goreng 😅😅

      Menulisnya 2 jam perhari dan selesai dlm dua hari total 4 jam, dua hari menghabiskan 2 bungkus rokok dan 2 gelas kopi.

      Sebenarnya bisa selesai dlm 2 jam tapi saya melakukan kesalahan, awalnya saya menyangka chip dan sd card itu sama ternyata berbeda, saya rombak deh dari chip ubah ke sd card. Maunya pakai chip sih tapi saya kurang paham soal chip taunya cuma sd card 🤣. Sd card agak kurang keren dibanding chip, chip terdengar keren untuk agen berkelas 🤣

      Delete
    2. Belum pernah nonton filmnya chip yang mempunyai banyak password kalau program komputer yang punya beberapa password pernah nonton dan password-nya harus dimasukkan secara bersamaan.
      Judul filmnya apa, Kang?

      Kayaknya seperti itu, segala cara dipakai buat mendapatkan informasi. Saya pernah baca intel kopassus menyamar menjadi tukang durian ketika mencari informasi tentang GAM di Aceh.

      Gila, perokok berat dong. Dua jam habis satu bungkus rokok. Dulu waktu masih merokok dalam sehari sebungkus rokok ngga habis saya isap. Rokok apa yang diisap dalam dua jam bisa habis satu bungkus?

      Hebat dalam dua jam bisa menulis cerita yang jumlah katanya lebih dari 3000 kata. Penulis profesional nih.

      Chip itu sama dengan semikonduktor atau ic, benar ngga sih?

      Delete
    3. Gatau judulnya apa tapi rata2 di film action kayaknya passwordnya banyak mas, hanya saja biasanya mereka menggandeng hacker/ahli utk membuka paswordnya secara paksa 😅

      Bukan dua jam tapi dua hari 2 bungkus 😅

      Rokok isi 20 batang perbungkus, mereknya J-Smoke Filter 🤣🤣

      Kan semua situasi dan dialognya terinspirasi dari obrolan netizen di medsos jadi aku tinggal menyusun alurnya aja mas 😅

      Gatau mas semikonduktor atau apa, kalau di film2 sih terlihat simpel, mirip sd card juga kecil tipis tinggal dimasukin ke laptop terus dibuka pake sidik jari atau pake pasword atau dibuka paksa pake bantuan hacker.

      Delete
  3. Wahhh sayang banget udah kesana kemari, sampe menukarkan teman sendiri hanya untuk sd card itu dan mencurigai teman yang lain alhasil zonk banget yaa..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ga terlalu zonk juga kang tetap ada isinya cuma gabisa dibuka 😅

      Delete
  4. Kemungkinan SD card itu isinya nomor hp Dahlan, orang sakti asal Depok yang memiliki kode nuklir seluruh dunia makanya diperebutkan oleh banyak Intel.😁

    Btw, disini juga banyak Intel apalagi kalo musim hujan.😄

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa jadi mas itu nope Dahlan yg takut ketahuan bininya wkwk

      Dahlan sdh gak sakti lagi mas, dia melanggar pantangan makan daging, Samson betawi kali ah 🤣

      Wah intel apa itu mas dimusim hujan 😅

      Delete
    2. Intel core i5 mas buat laptop, kalo hujan enakan main laptop.😁😂

      Delete
  5. Hanya soal SD Card, tapi cerita bisa ke mana mana....
    ehehe..... 😁👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gaya2 holywod bikin cerita biasanya begitu pak, jadi aku tiru gayanya 😜😜

      Delete
    2. Sama seperti CD boxer nya khanif, bisa kemana mana.😁

      Delete
    3. Kalo boxer Khanif beda lagi mas, itu sengaja dia bagi2kan, jadinya kemana mana 😅😅

      Delete
  6. keadaan maen spin ini
    mengingatkan saya kepada teman saya 4 bulan yang lalu
    dimana setiap kita ngopi
    dia pasti hpnya mode landscape
    dan diajak ngomong enggak fokus

    ReplyDelete
  7. Belum ada yang baru lagi nih cerpennya. Kayaknya nanti cerpen tentang khanif jadi tumbal nih.😁

    ReplyDelete

Post a Comment