Skip to main content

Cerpen: Pesawat Siluman dan Gunung Padang

Cerpen: Pesawat Siluman dan Gunung Padang

Sebuah Pesawat Siluman bernama SHAK-4 melintas dengan cepat di atas hutan Gunung Padang dan tak lama kemudian tampak empat orang melontar keluar dari dalam pesawat mengembangkan parasutnya dan terjun payung.

Sesampainya di daratan ke empat orang tersebut geleng-geleng kepala melihat pesawatnya terbang tanpa awak karena di kendalikan oleh pilot otomatis.

Pesawat Siluman SHAK-4 (Satria-Herman-Agus-Khanif-4) adalah pesawat canggih yang tidak terdeteksi oleh alat komputer tapi bisa terlihat oleh mata karena itulah diberi nama Pesawat Siluman.

Keempat orang tersebut kemudian berdiskusi.

"Boss Tanza bakal marah besar nih pesawatnya kita buang begitu saja, tanpa awak!" Ucap Satria garuk-garuk kepala sambil berkacak pinggang.

"Bukan hsnya pesawat yang membuat Boss Tanza marah tapi emas batangan yang ada dalam pesawat itu bakal ikut hilang." Jawab Agus sambil menyimpan teropongnya setelah pesawat itu tak terlihat lagi.

"Mau bagaimana lagi, komponen pesawatnya mengalami kerusakan, kalau kita tidak segera keluar darisana bisa-bisa kita ikut mati bersama pesawat itu." Ujar Herman sambil menggulung parasut.

"Yang terpenting kita pikirkan saja dulu bagaimana cara keluar dari hutan ini." Ujar Khanif sambil mengeluarkan kompas dari ranselnya.

"Betul Nif, kalau begitu kamu memimpin di depan" Perintah Satria.

"Lha, kan ente pemimpinnya, Kang!" Jawab Khanif menolak karena dia takut kalau-kalau ada binatang buas maka yang paling depan yang akan dimakan duluan.

"Sudah, ente saja memimpin, kan ente yang memegang kompas, jadi ente yang harus di depan." Jawab Satria.

"Sebenarnya Kang Satria juga takut memimpin di depan, wkwk!" Ucap Agus.

"Wkwk, semoga tak ada binatang buasnya di hutan Indonesia ini." Ucap Herman.

"Cepat jalan, kita harus cepat keluar dari hutan ini dan kembali ke Negara kita." Perintah Satria tanpa menghiraukan perkataan ketiga temannya itu.

Mereka berempat merupakan sesama mantan tentara luar negeri dan mereka mengobrol berbahasa asing dan saat ini mereka bekerja dengan Mr. Tanza seorang Boss tambang emas.

Mereka diperintahkan Mr. Tanza membawa emas dengan pesawat tersebut namun naas mengalami kerusakan sehingga mereka harus menyelamatkan diri.

Jika bahan bakar pesawat tersebut habis maka akan jatuh dan hancur.

***

Setelah beberapa lama berjalan menyusuri hutan kemudian mereka berempat menemukan sebuah Situs yang mirip Piramida Mesir yaitu Gunung Padang.

Mereka mengintip dari salah satu balik batu yang ada disana dan melihat beberapa orang arkeolog yang sepertinya sedang meneliti situs tersebut.

Sekitar beberapa puluh meter dari arkeolog tersebut terdapat beberapa buah mobil.

"Kalian lihat mobil itu." Ucap Satria berbisik.

"Kita berempat akan berlari secepat mungkin menuju ke mobil yang warna putih." Bisik Satria lagi.

"Paham?" Bisik Satria lagi dan ketiga temannya mengacungkan jempol tanda paham.

Khanif kemudian berpegangan pada batu tempat mereka berlindung itu dan ancang-ancang akan berlari ke mobil tersebut, namun begitu tangan Khanif tersentuh ke batu tersebut tiba-tiba dia terpental dan meringis kesakitan.

"Ada apa?" Tanya Herman berbisik.

"Serasa tersetrum." Jawab Khanif sambil meringis.

"Masa sih.." Tanya Herman tak percaya lalu mengetuk-ngetuk batu itu dan setelah diketuk muncul suara seperti alat musik. Herman kaget dan ketakutan.

"Sepertinya pada batu ini terdapat setrum dan alat musik." Bisik Agus pada Satria setelah melihat Herman dan Khanif mengalami kejadian aneh.

"Kalian tidak apa-apa?" Tanya Satria pada Herman dan Khanif dan mereka mengangguk.

"Oke jangan sentuh apapun lagi." Bisik Satria memperingatkan teman-temannya.

"Gus, kamu yang di depan." Perintah Satria.

"Siap, pada hitungan ketiga kita berlari, 1.. 2... 3.." Ucap Agus seraya berlari diikuti ketiga temannya menyelinap ke samping mobil.

Beruntung keempat pintu mobil tersebut terbuka jadi mudah bagi mereka menyelinap ke dalam mobil dan kebetulan juga kuncinya tidak dicopot dan mereka berhasil membawa kabur mobil tersebut tanpa sepengetahuan para arkeolog.

Setelah mengikuti jalan dari Gunung Padang menuju pedesaan dengan mobil hasil curian mereka akhirnya mereka sampai di desa dan mereka langsung ke kota, ke bandara, dan pulang ke negara mereka.

***

Sesampainya di negara mereka kemudian mereka berempat langsung laporan ke Mr. Tanza dan mereka di perintahkan untuk kembali ke Indonesia untuk mencari pesawat yang terbang tanpa awak tadi.

2 HARI KEMUDIAN..

2 hari kemudian mereka kembali ke Indonesia mengendarai Pesawat Siluman SHAK-4 lainnya, mereka berempat mencari pesawat yang terbang tanpa awak tersebut namun sulit menemukannya karena tak terdeteksi oleh alat apapun.

Setelah beberapa lama mencari dan setelah mengisi bahan bakar sebanyak 2x di udara akhirnya mereka menemukannya dan turun disana.

Pesawat Siluman SHAK-4 dapat turun seperti layaknya Helicopter jadi tak memerlukan tempat khusus untuk mendarat karena bisa mendarat dimana saja, diatas air maupun diatas pohon.

Setelah turun dilokasi bangkai pesawat namun betapa terkejutnya mereka melihat peti emas itu sudah di bobol dan hilang sekitar 20 kg.

Beruntung masih banyak yang tidak tersisa dan mereka berempat membawa sisa emas batangan tersebut kembali ke negara mereka setelah sebelumnya mereka menyiram bangkai pesawat tersebut dengan cairan khusus hingga mencair seperti air dan lenyap tanpa sisa untuk menghilangkan jejak.

Setelah sampai kembali di negara mereka dan mereka melaporkan ke Mr. Tanza bahwa sekitar 20 kg telah hilang dicuri.

Mr. Tanza sangat percaya dengan keempat anak buahnya itu jadi tak mencurigai mereka samasekali.

Mr. Tanza kemudian menghubungi pihak Bank dan Toko emas di seluruh dunia untuk berbagi informasi jika ada yang menjual emas dalam jumlah besar agar segera melaporkan kepada dirinya.

Mr. Tanza juga memerintahkan keempat anak buahnya itu untuk menyelidiki secara langsung di Indonesia.

Satria, Agus, Herman, dan Khanif kini tinggal di Indonesia untuk menyelidiki siapa pencuri emas-emas itu?

3 HARI SEBELUMNYA..

3 hari sebelumnya, dihari yang sama saat mereka berempat melakukan terjun payung, saat itu di hutan tersebut juga ada seorang gadis cantik bernama Amanda sedang berjalan sendirian berencana ingin berwisata ke Gunung Padang sekaligus berencana ingin mengambil sesuatu yang mungkin dapat diambil disana untuk dijual.

Amanda berfikir pasti banyak benda-benda bersejarah yang dapat dicuri disana dan dijual dengan harga mahal.

Namun belum sempat ia ke tempat tujuan tiba-tiba tanah tempat ia berpijak di tepi jurang itu melebur dan ia terpeleset serta terjatuh mengangkang tepat di batang pohon yang kebetulan melintang di tebing jurang tersebut.

Dia meringis kesakitan dalam posisi seperti naik kuda di atas pohon tersebut.

Ranselnya terjatuh ke jurang dan dia tidak berani bergerak takut terjatuh seperti ransel tersebut.

Dia berteriak-teriak meminta tolong namun tak seorangpun mendengarnya di hutan tersebut.

Dan lama kelamaan Amanda lemas tak berdaya dalam kondisi kram parah karena tak berani bergerak.

Beruntung setelah beberapa jam kemudian ada pemuda tampan yang kebetulan melintas di jalur itu.

Samar-samar Pemuda itu mendengar suara erangan dan tangisan.

Pemuda itu terus mencari sumber suara itu hingga kemudian ia menemukan seorang wanita yang sedang mengangkang di sebatang pohon melintang di tepi jurang.

Dan Amanda juga melihat Pemuda itu.

Seakan mengerti kondisi yang dialami wanita itu, Pemuda itu langsung berinisiatif mengeluarkan peralatan khusus dan tali dari dalam ranselnya dan mengikatkannya ke pohon.

"Tangkap tali ini, dan pasang alat ini ke paha dan pinggang serta dada!" Ucapnya seraya melemparkan tali dan alat itu.

"Aku tidak berani bergerak takut jatuh!" Jawab Amanda pelan.

Pemuda itu mengamati sejenak posisi Amanda, kedua tangannya terus menapak ke batang pohon, jika dia melepaskan tapakan tangannya kemungkinan akan langsung terjatuh.

Pemuda itu juga mengamati pohon tersebut yang tampaknya masih kokoh sehingga tidak masalah jika mereka berdua diatasnya.

Pemuda itu pun memasang alat dan tali ke tubuhnya sendiri dan turun ke tebing jurang tersebut serta mengangkang di pohon tersebut mendekati Amanda.

"Maaf, aku harus memelukmu!" Ucap Pemuda itu seraya memeluk Amanda dan memasang alat tersebut ke tubuh Amanda serta mengaitkannya ke tubuhnya sendiri sehingga mereka berdua menempel berhadapan.

"Sekarang kamu aman, coba bergerak." Ucap Pemuda itu.

"Angkat kakimu dan berpijak diatas batang kayu!" Ucapnya lagi.

"Kakiku tidak bisa bergerak!" Jawab Amanda.

"Baiklah, peluk saja aku, kita coba naik." Ucap Pemuda itu dan Amanda memeluk leher Pemuda itu seperti orang yang akan berdansa.

Pemuda itu kemudian memencet tombol lalu tali terderek keatas dan tubuh mereka terseret di tepi tebing itu, sesekali Pemuda itu memencet tombol tersebut agar talinya berhenti kemudian memencetnya lagi agar kembali naik.

Setelah beberapa lama akhirnya mereka berhasil naik ke atas dengan selamat, telentang dan terengah-engah.

Punggung Pemuda itu tampak memerah dan bajunya robek karena bergesekan di tebing dan tergores akar-akaran.

Pemuda itu kemudian bangun dan melepas tali ikatan mereka berdua.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanyanya pada Amanda.

"Aku masih kram." Jawab Amanda.

"Baiklah akan kuperiksa!" Pemuda itu kemudian menusuk-nusuk paha Amanda dengan telunjuknya.

"Eh.. eh.." Respon Amanda tersenyum dengan ekspresi bertanya-tanya.

"Apakah terasa?" Tanya Pemuda itu.

"Terasa kebas." Jawab Amanda.

"Kalau tidak terasa samasekali, maka Jeans kamu harus dibuka karena terlalu ketat dapat menghambat peredaran darah." Jawab Pemuda itu sambil mencari sesuatu dalam ranselnya.

"Tidak usah." Jawab Amanda gugup.

"Baiklah, aku akan memeriksa tensi darahmu saja?" Pemuda itu melilitkan sesuatu ke lengan Amanda.

"Hmm, tensi darahmu rendah dan sepertinya tubuhmu kekurangan gula?" Ucap Pemuda itu lagi.

"Iya aku memang sedang diet karbohidrat." Jawab Amanda.

"Kalau begitu aku akan menginfusmu agar staminamu cepat pulih?" Ucap Pemuda itu.

"Apakah kamu Dokter?" Tanya Amanda heran.

"Bukan, tapi aku belajar secara otodidak, kalau hanya untuk menginfus dan menyuntik, aku bisa." Jawab Pemuda itu.

"Kamu jangan kuatir. Aku sangat paham dengan apa yang kulakukan." Terang Pemuda itu mencoba meyakinkan Amanda.

"Baiklah terserah kamu saja!" Jawab Amanda pasrah.

"Apakah dadamu sesak?" Tanya Pemuda itu lagi.

Amanda terdiam sejenak dan menimbang-nimbang dalam hati. Jika aku menjawab sesak kemungkinan dia akan menusuk-nusuk dadaku dengan telunjuk lalu menyuruhku membuka jaket. Dan mengatakan jaketku terlalu ketat dapat menghambat peredaran darah, *Oh no* pikir Amanda.

"Tidak, dadaku tidak sesak." Jawab Amanda kemudian.

"Baiklah, sebelum menginfusmu, aku akan memasang tenda terlebih dulu karena sepertinya kita harus bermalam disini." Ucap Pemuda itu.

Mendengar penuturan Pemuda itu membuat jantung Amanda semakin berdegup kencang dan nafasnya terasa sesak memikirkan apa yang akan terjadi jika dia bermalam bersama Pemuda itu.

Melihat nafas Amanda tampak sesak Pemuda itu kembali bertanya, "Apakah kamu yakin dadamu tidak sesak?"

"Aku sangat yakin, tidak sesak." Jawab Amanda berpura-pura yakin.

Pemuda itu mengeluarkan sesuatu dari ranselnya lalu mengaitkannya dengan pompa otomatis, tak lama kemudian muncul sebuah tenda terbuat dari bahan seperti balon berbentuk rumah berukuran 5x5m.

"Aku akan menggendongmu kedalam tenda?" Tanya Pemuda itu.

"Baiklah!" Jawab Amanda. Pemuda itu pun menggendongnya kedalam tenda.

"Sebelum di infus kamu harus makan dulu, tapi sayangnya kita cuma punya mie-cup." Ucap Pemuda itu. Lalu dia memasak mie cup itu menjadi mie goreng.

"Apakah perlu ku suapi?" Tanya Pemuda itu. Dan Amanda hanya mengangguk dan Pemuda itu menyendokkan mie goreng tersebut ke Amanda yang sedang berbaring.

"Mie mengandung karbohidrat 3x lipat setara 3 piring nasi, cocok untukmu yang kebetulan sedang kekurangan gula dalam tubuhmu." Ucap Pemuda itu.

"Thank you." Jawab Amanda mulai merasa nyaman dengan Pemuda itu.

"Your welcome." Jawab Pemuda itu.

"Sekarang mari kita infus" Ucap Pemuda itu seraya menginfus Amanda dan menggantung botol infus di langit-langit tenda.

"Apakah selama ini tidurmu cukup?" Tanya Pemuda itu.

"Entahlah, aku hanya tidur beberapa jam saja setiap harinya." Jawab Amanda jujur.

"Apakah perlu kusuntikkan obat tidur ke botol infusmu?" Tanya Pemuda itu.

Mata Amanda membesar mendengar pertanyaan Pemuda itu, "Waduh gawat ini kalau aku sampai tertidur." Ucap Amanda membatin.

Seolah dapat membaca isi hati Amanda, Pemuda itu kemudian berkata "Tenang, aku tidak akan macam-macam saat kamu tidur. Jika kamu masih belum yakin juga, aku bisa kok menyuntik diriku sendiri agar aku juga tertidur dan kita sama-sama tertidur!" Ucap Pemuda itu.

Merasa seolah suara hatinya dapat di tebak oleh pemuda itu, Amanda merasa tidak enak, bagaimanapun juga dia tidak ingin Pemuda yang telah menolongnya ini jadi tersinggung.

"Baiklah, sepertinya aku membutuhkan obat tidur itu." Jawab Amanda.

Lebih baik terjadi apa-apa saat tertidur dibanding terjadi apa-apa sewaktu terjaga, tak ada pilihan lain selain pasrah sajalah, Ucap Amanda membatin.

Pemuda itu pun menyuntikkan obat tidur ke botol infus dan tak berselang lama Amanda tertidur.

***

Pagi harinya Amanda terbangun, menggeliat, dan duduk, ia mengamati seisi tenda tapi tak ada pemuda itu.

Amanda berdiri dan berjalan keluar tenda dan ia berdiri dibelakang Pemuda itu yang sedang duduk bermain Drone di tepi jurang.

"Hai, selamat pagi." Sapa Amanda tersenyum.

Pemuda itu menoleh ke belakang, "Hai, pagi juga."

Amanda lalu duduk disamping Pemuda itu menjuntaikan kaki di tepi jurang seperti yang Pemuda itu lakukan.

"Syukurlah kamu tidak trauma dengan tepi jurang." Ucap Pemuda itu tersenyum.

"Jika terpeleset lagi kan ada kamu yang menyelamatkan." Jawab Amanda juga tersenyum.

"Oya, namaku Jaey, nama kamu siapa?" Tanya Pemuda yang bernama Jaey itu.

"Aku Amanda." Jawab Amanda.

"Eh itu Drone ya namanya yang kamu mainkan itu. Bagus-bagus yang pemandangan dibawah jurang yang terlihat dari Drone itu?" Tanya Amanda.

"Iya, ini Drone canggih terhubung dengan Smartphone, bisa jadi katrol buat menggerek tali, merekam dengan kamera, bisa memetik buah di pohon, dll."

"Beli dimana?" Tanya Amanda.

"Entahlah apakah ada yang menjual atau tidak, kalau aku sih bikin sendiri." Jawab Jaey tersenyum.

"Eh coba dong cari ranselku yang jatuh kejurang kemarin." Pinta Manda.

Jaey pun mengarahkan Drone ke dasar jurang mencari ransel, beruntung ranselnya berwarna terang sehingga mudah ditemukan.

Jaey lalu menembakkan sesuatu dari Drone dan menancap di ransel tersebut bersama tali lalu mengangkat ransel tersebut terbang ke puncak tebing.

"Kalau boleh tau apa yang kamu lakukan sendirian di hutan ini?" Tanya Jaey sambil menyerahkan ransel milik Manda.

"Rencananya aku ingin berwisata ke Gunung Padang! Kalau kamu?" Tanya Manda balik bertanya.

"Sama, aku juga! Tapi kenapa kamu sendirian, mengapa tidak mengajak teman, pacar, atau suami?" Tanya Jaey membuat Amanda jadi terdiam, tak mungkin dia berterus terang bahwa tujuannya ingin mencuri sesuatu yang dapat dicuri di Gunung Padang.

"Kamu sendiri mengapa tidak mengajak teman, pacar, atau istri?" Amanda balik bertanya.

"Aku menyukai kesendirian, maksudku aku merasa dapat melakukan sesuatu secara sempurna jika aku yang melakukannya sendiri." Jawab Jaey menatap wajah Manda yang manis meski belum mandi.

Mendengar penuturan Jaey, Amanda merasa memiliki banyak kesamaan dengan Jaey, "Oh begitu!" Jawab Manda singkat.

Untuk beberapa saat lamanya mereka terdiam, Jaey sibuk bermain Drone mengamati sekitar hutan dan sekilas ia melihat seperti sebuah bangkai pesawat.

Dia me-zoom-nya dan semakin jelas itu memang bangkai pesawat yang pecah berantakan dan disekitarnya terlihat sesuatu benda kuning berkilauan terkena pantulan sinar matahari pagi.

"Mirip emas batangan!" Gumam Jaey terus mengamati benda kuning berkilauan tersebut.

Jaey mencoba mengambil emas batangan tersebut seperti ketika mengambil ransel tadi, namun tidak bisa.

Jaey berencana ingin mendekat ke bangkai pesawat tersebut untuk melihatnya secara langsung dari dekat, tapi dia masih kurang yakin apakah itu memang emas batangan atau bukan.

"Mand, coba lihat ini, apakah aku tidak salah lihat?" Tanya Jaey meminta pendapat Manda.

"Sebentar.." Jawab Manda sambil menyelesaikan sisa pekerjaannya yang baru saja selesai memanggang roti berlapis telor ceplok, dan air kopi.

"Mana?" Tanya Manda.

Jaey memperlihatkan layar smartphonenya dan menunjukkan emas di layar tersebut.

"Wow, itu emas?" Ucap Manda.

"Kalau begitu Ayo kita ambil?" Ajak Jaey.

"Ayo!" Jawab Manda sumringah.

Mereka pun bersiap-siap mengemas kemah dan peralatan masak mini, dan menyantap makanan yang ada.

Setelah selesai makan mereka langsung bergerak menuju emas tersebut. Jaraknya lumayan jauh dari tempat mereka berkemah tapi mereka berjalan penuh semangat dan akhirnya sampai dilokasi bangkai pesawat tersebut.

Secepat kilat mereka langsung membungkus emas tersebut menggunakan baju sebagai tas dan menggantungnya di Drone bersama ransel mereka.

Drone terbang mengangkut ransel dan emas mengikuti Jaey dan Amanda yang berjalan menuju pulang. (Dronenya memiliki sensor yang terkoneksi dengan pikiran si pembuatnya, jika Jaey berfikir ke kiri maka Dronenya juga ikut ke kiri.)

Jarak perjalanan pulang masih jauh dan tidak mungkin di tempuh dengan berjalan kaki. Namun beruntung saat dalam perjalanan melintasi situs Gunung Padang mereka melihat beberapa buah mobil milik arkeolog standbye disana. Mereka mencuri salah satu mobil tersebut dan membawanya sampai ke pedesaan.

"Kemarin kamu kesini naik apa?" Tanya Jaey.

"Naik mobil sendiri." Jawab Manda.

"Dimana?" Tanya Jaey lagi, dan Manda menunjukkan untuk mengikuti jalanan di pedesaan hingga akhirnya mereka sampai di mobil Amanda.

"Oke, kita pakai mobilmu saja?" Ucap Jaey.

Namun sebelum meneruskan perjalanan pulang menggunakan mobil Amanda, Jaey terlebih dulu menghampiri salah seorang petani yang ada disekitar sana.

"Pak, mau saya kasi mobil nggak?" Tanya Jaey pada Bapak petani itu.

"Ya, kalau dikasi tentunya mau dong!" Jawab petani itu menunjukkan wajah gembira.

"Ini Pak, kuncinya, dan itu mobilnya." Ucap Jaey menyerahkan kunci mobil milik arkeolog yang mereka curi tadi.

Betapa senangnya Bapak petani itu dan mengucapkan terimakasih berkali-kali.

Sementara Jaey langsung masuk ke mobil Amanda dan mobilpun jalan di stir oleh Amanda.

"Kita menuju ke mobilku dulu ya Mand, soalnya aku juga membawa mobil." Terang Jaey.

Sesampainya di mobil Jaey, Amanda jadi melongo. "Wow, kamu orang kaya ya, mobilmu mewah?" Tanya Manda terkagum-kagum. Mereka berdua sambil turun dari mobil.

"Nggak kok, itu cuma mobil biasa yang aku modifikasi menyerupai mobil mewah." Jawab Jaey malu-malu sambil membuka bagasi belakang dan mengarahkan Drone yang membawa emas batangan dan otomatis masuk kedalam bagasi mobil tersebut.

"Aku juga mau dong, mobilku dimodifikasi kayak gitu." Ucap Manda dengan ekspresi ngegemesin.

"Gampang, nanti sesampainya di kota aku tunjukkan bengkelnya." Jawab Jaey sambil menutup bagasi.

"Oke, ayo pulang." Ucap Jaey seraya masuk ke mobilnya sendiri dan Manda juga masuk ke mobilnya sendiri dan mereka jalan beriringan mengiringi jalan pedesaan di daerah situs Gunung Padang tersebut menuju ke kota.

***

Sesampainya di kota, Amanda singgah sebentar di rumahnya untuk menyimpan mobil lalu dia melanjutkan perjalanan ikut bersama dengan Jaey menuju ke rumah Jaey untuk membagi emas batangan tersebut secara merata 50:50.

Sesampainya di rumah Jaey, pintu garasi terbuka secara otomatis dan mobil pun masuk kemudian pintu garasi menutup kembali dengan sendirinya.

"Ya, inilah rumahku, hanya sebesar garasi." Ucap Jaey tersenyum memperlihatkan rumahnya yang hanya sebesar garasi.

Di dalamnya ada mobil, sekaligus tempat tidur, sekaligus tempat masak dan kamar mandi, semuanya di satu ruangan.

"Ya, setelah menjual emas-emas ini kamu dapat membeli rumah baru." Jawab Amanda.

"Tapi kurasa emas-emas ini tak dapat langsung dijual, kita pasti akan langsung ketangkep Polisi."

"Terus gimana dong, sia-sia kita mengambil emas ini?"

"Mungkin kita dapat meleburnya menjadi perhiasan-perhisan kecil dan menjualnya perlahan."

"Iya deh, terserah." Jawab Manda cemberut.

1 TAHUN KEMUDIAN..

Jaey dan Amanda memiliki toko emas bernama "TOKO EMAS JAEY" yang tersebar di seluruh kota dan dunia.

Di tahun tersebut, Satria, Agus, Herman dan Khanif datang ke toko emas Jaey mengajak kerja sama untuk memberikan info dan melaporkan ke mereka kalau seumpama ada orang menjual emas dalam jumlah besar.

Namun tanpa mereka ketahui orang yang mereka cari tersebut ada di hadapan mereka, yaitu Jaey dan Amanda.

2 TAHUN KEMUDIAN..

Jaey dan Amanda memiliki memiliki Bank sendiri yang bernama "BANK JAEY" dengan cabang tersebar di seluruh kota dan dunia.

3 TAHUN KEMUDIAN..

Jaey dan Amanda memiliki Warteg, Restoran, Properti, Rusun, Apartemen, Kost-an, Motel, dan Hotel berbintang, dll, dengan cabang tersebar di seluruh kota dan dunia.

Di tahun tersebut, Satria, Agus, Herman dan Khanif pensiun dari bekerja dengan Mr. Tanza. Mereka berempat membangun bisnis produksi Pesawat Siluman.

Jaey memesan satu unit Pesawat Siluman dari mereka dan memberinya nama Jaey Zone 69 atau disingkat JZ-69. Nomor 69 merupakan ide dari Satria, katanya pesawat buatannya itu punya kemampuan terbang jungkir balik seperti posisi angka 6 dan 9, haha..

4 TAHUN KEMUDIAN..

Bisnis Jaey dan Amanda merambah ke dunia digital, seperti Smartphone, Mesin Pencari, Sosial Media, Periklanan bernama "JaeySense", dll.

Dalam tahun tersebut kekayaan Jaey dan Amanda telah mencapai beribu-ribu triliun.

Namun Jaey mengalami depresi yaitu merasa bersalah yang berlebihan efek dari mencuri emas batangan tersebut.

Jaey membicarakan masalah depresi tersebut dengan Amanda dan bermaksud ingin mengembalikan emas batangan tersebut ke pemiliknya yaitu Mr. Tanza.

Amanda menyetujuinya, karena dengan kekayaan beribu-ribu triliun yang telah mereka miliki, rasa-rasanya mereka tidak akan jatuh bangkrut hanya dengan mengembalikan uang seharga emas batangan sebanyak 20 kg tersebut.

Dengan bantuan Tim yang dia bentuk bernama Anynomouse untuk melindungi privasi, Jaey berhasil mengembalikan uang seharga emas batangan 20 kg kepada Mr. Tanza tanpa terlacak sehingga Jaey dan Amanda tetap aman.

Jaey akhirnya hidup bahagia tanpa rasa bersalah lagi.

TAMAT!

Comments

  1. Bentar2... Gue mikir tiktok2..🤣🤣🤣 Itu Drone bahan bakarnya sama mesinnya merek apa bisa ngangkut Ransel sama emas batangan berkilo-kilo.🤣🤣🤣


    Berarti Dronenya bisa ngangkut Janda juga yee Huu... Kalau dah bosan sama Amanda.🤣🤣🤣

    Harusnya emasnya balikin ke aja Huu biar dia bisa dekatin Asmirondo.🤣🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kok Hilang tulisan Khanifnya.😳😳🙄

      Delete
    2. Haha, bentar huu, gue nyari2 alasan dulu, tiktoktiktok 🤣🤣

      Dronenya pakai 4 baling2 huu mgkn huu dan pakai baterai buatan Tom Cruise, namanya Zephyr, baterai energi abadi 🤣🤣

      Daya angkut dronenya masih terbatas 20 kiloan aja huu, blm kuat buat ngangkut janda wkwk

      Mana boleh emasnya dikasi ke Khanif huu, bisa2 dia dipenjara oleh Mr. Tanza 🤣 tapi gaji Khanif gede digaji Mr. Tanza jadi cukup buat deketin Asmirondo 😜😜

      Delete
    3. asmirandah mas, gamau kalo asmorondo :D

      Delete
    4. Jangankan cuma angkut janda, angkut kang satria sama jandanya, Drone kang Jaey juga bisa .😁

      Delete
  2. emas 20 kg itu gimana bentuknya saya enggak bisa membayangkan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi aku juga gatau mas, mungkin seperti 20 biji Smarphone, anggap saja perbijinya seberat satu kilo 😅😅

      Delete
    2. istilah emas batangan itu kayak gimana gitu ya,
      tapi salah persepsinya itu kalau laki2 juga istilahnya manggilnya sama lagi

      Delete
  3. wah...hebat bisa punya emas batangan.....
    😁😁

    ReplyDelete
  4. ceritanya happy ending yah mas :D, jay akhirnya bisa hidup bahagia dan tentram tanpa kepikiran emas batangan lagi hihhi

    ReplyDelete
  5. Luar biasa Jaey ya, dalam satu tahun bisa bikin toko emas bahkan di seluruh dunia, empat tahun sudah masuk bisnis smartphone, mesin pencari, sosmed dll. Apa ini berkah Amanda.😁

    Beda sama aku, udah 15 tahun masih jadi karyawan dengan gaji UMR terus.😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas laku keras jualan emasnya, jadi banyak untungnya, haha.. dan semua itu berkat dari Amanda, sesuai pepatah, "dibelakang orang sukses ada orang cantik yg memotifasi" wkwk..

      Makanya mas nyolong, atau korupsi kah biar cpt kaya, hahaha..

      Delete
    2. Nyolong motor takut dibakar massa yang kalap kang, kalo korupsi kan harus jadi pejabat atau anggota DPR, aku hanya kuli kang.😂

      Delete
    3. Nah itu mas, kuli, kalo misal ada semen, di cetak persegi panjang terus di cat kuning kaya emas batangan, terus jual ke mas Herman 🤣

      Delete
  6. Kang Jaey hebat juga ya. Selain bisa merakit drone sendiri, dia juga bisa menulis cerita hingga 4 tahun perjalanan hidup manusia. Hheehheeehee...

    Oiya, waktu menolong Amanda yg hampir terjatuh ke jurang itu sepertinya banyak modus. Tapi untungnya Amanda sangat peka. Hahahhaa

    ReplyDelete
  7. Luaaar biasa daya imaginasi mu ya mas 🤣🤣🤣. Udahlah pesawat silumannya bisa landing di pohon segala 🤣, bisa diancurin jadi Aer, dronenya bisa bawa emas seberat itu wkwkwkwkwk

    Jadi kaya raya seratus turunan, bisa balikin emas curian tanpa ketahuan, Penulis bebaaas lah bikin cerita hahaha😄👍

    ReplyDelete

Post a Comment