Di sebuah sungai tampak deretan batu besar berjajar dari tepi hingga ketengah sungai, tempat tersebut bernama Batu_Pagar, konon katanya yang membuat pagar batu tersebut adalah seorang raksasa yang sedang ingin menjaring sesuatu yang hanyut agar tersangkut di pagar batu tersebut. Ratusan tahun kemudian tempat tersebut kini tinggal cerita sebagai cerita rakyat.
Dimasa sekarang pada pagar batu tersebut tampak seorang pemuda bernama Jaey sedang santai memancing ikan. Sambil melamun ingatannya jauh menerawang mengingat nasihat gurunya, Mr. Tanza.
Gurunya menyarankannya untuk menikah tapi Jaey tidak mau dan beralasan, "Nanti saja dulu guru setelah saya selesai menuntut ilmu pengetahuan".
"Sampai kapan? Kau tidak akan sanggup menuntut seluruh ilmu yang luasnya tiga kali lipat dari seluruh laut yang ada di muka bumi ini." Ucap Guru Tanza.
Namun Jaey bersikeras dengan alasannya tersebut tanpa memberi tahu alasan yang sebenarnya bahwa Jaey memiliki cahaya ilmu pada tangannya, dia kuatir jika dia menikah cahaya ilmu pada tangannya itu akan padam atau di ambil oleh Allah. Dengan cahaya itu Jaey bisa mengarang banyak kitab meski menulisnya dalam gelap malam karena cahaya itu yang jadi penerangnya.
Jaey menghela nafas yang dalam, haruskah ia memberi tahu gurunya alasan yang sebenarnya, "Ah tidak, aku takut guru akan menertawakanku." Ujar Jaey kembali menghela nafas.
Satu jam berlalu memancing ikan di batu pagar tersebut tapi Jaey belum juga mendapatkan ikan, sementara hari sudah mulai siang dan sudah mulai terasa lapar sementara dia lupa membawa bekal, sedangkan untuk memesan makanan via online jelas tidak mungkin karena jauh di tempat terpencil dan tak ada seorangpun yang ada disana.
"Ya sudahlah, aku pulang saja kembali ke perkampungan." Jaey kemudian bersiap-siap mengemas semua peralatan memancingnya kedalam ransel untuk pulang.
Namun dari kejauhan samar-samar Jaey melihat seperti ada beberapa buah apel hanyut dan semakin dekat serta terdampar di batu pagar tersebut.
Jaey memungut beberapa buah apel tersebut yang tampaknya masih segar dan bergetah, ia lalu memakannya sampai habis. Sesaat kemudian ia baru teringat,
"Astagfirullohalaziim..",
"Buah ini pasti ada pemiliknya, mengapa aku memakannya begitu saja tanpa izin." Jaey sedikit menyesali perbuatannya dan berencana akan menyusuri hulu sungai untuk menemukan si pemilik buah dan meminta keikhlasan dari si pemiliknya.
Jaey sempat berfikir apakah menyusuri sungai dengan Speed_Board atau sepeda saja, karena bensin Speed_Board mahal akhirnya Jaey memilih naik sepeda sekaligus bertualang.
Jaey kemudian menyusuri hulu sungai dengan sepedanya melalui jalan setapak yang disekelilingnya terdapat hutan lebat yang menyeramkan, ia mengayuh sepedanya dari tengah hari hingga sore hari dan akhirnya ia menemukan satu buah rumah dan berharap penghuni rumah tersebut yang memiliki pohon apel tersebut agar ia dapat segera meminta keikhlasannya.
Pemilik rumah tersebut bernama Herman dan ia tinggal bersama istrinya Ningsih serta anaknya.
Setelah bertanya ke Herman rupanya Herman tidak memiliki pohon apel dan sepertinya Jaey harus melanjutkan perjalanannya lagi mencari pemilik pohon apel namun karena hari sudah sore dan kepalang tanggung untuk pulang kembali kerumah mengingat jaraknya yang lumayah jauh jadi Jaey kemudian memutuskan menginap di rumah Herman.
Herman tuan rumah yang sangat baik, dia menyiapkan segala yang terbaik untuk melayani tamunya itu mulai dari makanan terbaik sampai tempat tidur terbaik.
Jaey dapat beristirahat dengan nyaman malam itu dirumah Herman dan pas pagi Jaey bangun siap-siap untuk melanjutkan perjalanan serta pamit pada Herman selaku tuan rumah dan mengejutkannya Herman menyebutkan total biaya yang harus dibayar adalah sebesar 2 juta rupiah, "Jiaaah.. ternyata bayar" Ucap Jaey dalam hati.
Setelah membayar, Jaey melanjutkan perjalanan dengan sepedanya, sesekali Jaey berhenti untuk istirahat sambil minum air dari tas elizabeth kesayangannya, beruntung saat memancing ikan di batu pagar tadi Jaey membawa tas itu yang isinya lumayan komplit termasuk baju dan lain-lain, saat sedang istirahat itu Jaey melihat batu di tengah air sungai, yaitu Batu_Bual, yang konon kisahnya mirip dengan kisah Malin_Kundang, seorang pemuda miskin yang jatuh cinta pada putri raja dan kemudian pemuda tersebut berlayar dengan perahunya dan membual mengaku kaya untuk mendapatkan hati sang putri dan berhasil mendapatkan sang putri namun sayangnya pemuda itu juga membual mengaku tidak punya ibu karena malu mengakui ibunya hingga akhirnya dia terkutuk menjadi batu di tengah sungai bersama perahunya yang kemudian batu itu diberi nama Batu_Bual.
Setelah merasa cukup beristirahat sambil melihat pemandangan Batu_Bual, Jaey kembali melanjutkan perjalanan sampai sore hari dan akhirnya ia kembali melihat satu buah rumah yang pemiliknya bernama Agus.
Rumah yang disekelilingnya terdapat banyak kebun rambutan, Agus tinggal bersama istri dan anaknya dirumah tersebut dan Jaey kemudian bertanya perihal pohon apel pada Agus namun Agus juga tidak tau, dan sama seperti sebelumnya Jaey memutuskan menginap di rumah Agus dan melanjutkan perjalanannya saat pagi hari dan untungnya kali ini tidak ada biaya inap alias gratis.
Sesaat sebelum melanjutkan perjalanan, Agus memberikan satu kresek berisi rambutan, "Buat cemilan dalam perjalanan" ucap Agus sembari menyebutkan harga rambutan tersebut, namun saat Jaey akan membayarnya Agus malah menolak, cuma becanda aja kok, gratis ucap Agus sambil senyum-senyum.
Agus kemudian bercerita bahwa buah yang setara manisnya dengan kurma adalah rambutan, kurma merupakan buah khas dari Arab dan rambutan dari Indonesia. Jadi rambutan juga bagus buat berbuka puasa, ucap Agus menyampaikan ulang sebuah ceramah dari seorang ulama yang terkenal dengan karomahnya mampu memunculkan setangkai rambutan dari tangannya.
Setelah mengucapkan terimakasih, Jaey pamit ke Agus untuk kembali melanjutkan perjalanan dengan sepedanya menuju ke hulu sungai untuk mencari pemilik pohon apel.
Sudah kepalang tanggung melakukan perjalanan sejauh ini selama dua hari jadi Jaey memutuskan untuk melanjutkan perjalanan sampai tuntas.
Hari sudah sore tapi Jaey belum juga menemukan pohon apel dan karena kelelahan akhirnya ia tertidur dan saat ia terbangun tampaknya hari sudah gelap dan beruntungnya cahaya di tangannya mampu menerangi disekitarnya, Jaey mulai merasa lapar dan memeriksa rambutan dalam kresek yang ternyata sudah habis namun Jaey meliihat buah lain berserakan disekitarnya yaitu buah langsat, sepertinya saat sedang tertidur tadi Jaey bersandar di pohon langsat, Jaey memakan beberapa buah langsat tersebut dan tersenyum ketika mengupas kulitnya karena pada setiap daging buah tersebut terdapat tulisan huruf Arab yang menurut kisah dulunya buah tersebut sangat pahit dan ketika Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan dan beristirahat dibawah pohon kemudian beliau menulis huruf Arab pada buah tersebut sehingga rasanya berubah menjadi manis.
Saat sedang asik memakan buah tersebut tiba-tiba datang seorang Bapak paruh baya bernama Satria menghampiri Jaey.
"Apa yang kau lakukan disini wahai anak muda? Cahaya di tanganmu sungguh luar biasa terang, cahayanya sampai kerumahku dan membuatku penasaran mencari sumbernya." Tanya Satria.
"Saya sedang mencari pemilik pohon apel yang buahnya hanyut disungai dan saya telah memakannya tanpa izin dan saya bermaksud meminta keikhlasan dari pemiliknya. Apakah Bapak mengetahui dimana saya dapat menjumpai pemilik kebun apel?" Jawab Jaey.
"Lihatlah kebelakangmu anak muda, itu ada pohon apel di belakangmu yang sedang menjuntai ke arah sungai." Jaey menoleh dan benar ada pohon apel disana, sedari tadi dia tidak melihatnya mungkin karena kelelahan dalam perjalanan dan juga karena gelap malam.
"Kalau boleh tau siapakah pemilik pohon apel dan pohon langsat ini wahai Bapak?" Tanya Jaey pada Satria.
Ternyata pemilik pohon apel tersebut adalah Pak Satria dan Jaey meminta keikhlasan dari Pak Satria, dan untuk pohon langsat sepertinya tumbuh dengan sendirinya, mungkin bijinya dibawa oleh burung jadi tidak perlu minta keikhlasan dari Burung.
"Akan saya ikhlaskan dengan satu syarat, kau harus menikahi putriku, Amanda." Ucap Satria.
Sebenarnya mudah bagi Satria untuk mengikhlaskan tanpa harus memberi syarat namun Satria terpukau melihat sisi lain dari pemuda tersebut yang berhati terpuji dan kriteria pemuda seperti itulah yang Satria cari selama ini untuk dia jadikan menantu.
Jaey menjadi bimbang apakah harus mendapatkan ikhlas ataukah mempertahankan cahaya ilmu pada tangannya. Jika dia mendapatkan ikhlas itu berarti dia harus menikahi Amanda dan jika sudah menikah kemungkinan cahaya ilmu pada tangannya akan hilang.
Jaey menimbang-nimbang dalam hati: "Baiklah, tidak mengapa cahaya ilmu pada tanganku hilang yang penting aku mendapatkan ikhlas dari Pak Satria, karena mendapatkan ikhlas dari manusia itu cukup sulit sedangkan cahaya ilmu pada tanganku jika hilang masih ada listrik sebagai penerangnya." Jaey merasa mantap dengan pilihannya.
"Bagaimana anak muda, apa kamu setuju dengan syaratku?" Tanya Satria.
"Baiklah Pak, saya setuju dengan syarat Bapak untuk menikahi putri Bapak." Jawab Jaey.
"Bagus, tapi apakah kamu tau anak muda kalau Amanda itu buta, tuli, dan bisu?" Tanya Satria.
Jaey sedikit kaget dan kembali terdiam menimbang-nimbang dalam hati, "Gini amat ya mau dapetin ikhlas. Ah, terserahlah pokoknya mendapatkan ikhlas adalah hal paling penting disini."
Jaey kemudian dengan mantap menjawab: "Ya, saya tidak masalah meskipun Amanda itu buta, tuli, dan bisu, yang penting mendapatkan ikhlas dari Bapak."
"Bagus, ayo kita siap-siap kamu harus segera aku nikahkan dengan putriku." Ucap Satria.
Pernikahan Jaey dan Amanda pun berlangsung dan keduanya sah menjadi suami istri dan berada dalam kamar berdua.
Jaey membuka cadar milik Amanda dan subhanallah cakep benar dah. Dan Jaey pun membisikkan kata: "I Love U.." pada Amanda dan Amanda membalasnya dengan kata: "I Love U too.." sambil mengedipkan sebelah mata.
Betapa terkejutnya Jaey karena ternyata Amanda bisa bicara dan iapun bertanya: "Bukankah kata ayahmu kamu itu buta, tuli, dan bisu, tapi bagaimana kamu bisa mendengar dan bicara?" Tanya Jaey pada Amanda.
"Hehe.., buta, tuli, dan bisu itu maksudnya menutup diri dari melihat, mendengar, atau membicarakan hal-hal yang tidak pantas. Bro!" Jawab Amanda.
"Oh begitu ya, ya udah aku tutup pintu kamar dulu ya, wkwk!"
"Jilbab-jilbab putih, lambang kesucian, yang bersinar di tengah malam gelap gulita, dibalik jilbabmu ada jiwa yang takwa, dibalik senyummu tersimpan masa depan cerah.." (Qosidah)
Tamat!
Catatan:
Cerita di atas merupakan kumpulan beberapa cerita berbeda yang pernah ada dan tidak berkaitan satu sama lain, hanya saja saya modifikasi dan gabungkan sehingga seolah tampak seperti saling berkaitan.
Dalam proses modifikasi saya mengambil beberapa inti dari cerita asli yang tentunya akan ada pengurangan dan penambahan yang kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya sedikit pergeseran makna, selain itu lokasinya juga saya ubah dari asalnya di Arab saya ubah menjadi desa saya sendiri dan juga desa tetangga, jadi untuk membaca cerita aslinya silakan cari saja di Google.
Beberapa cerita yang saya gabungkan tersebut diantaranya:
1. Kisah ulama Indonesia yang memiliki karomah cahaya pada jemarinya, semasa hidupnya beliau mengajar dan wafat di mekkah, dan kalau tidak salah beliau di makamkan di dekat makam istri Nabi, dan beliau jomblo sampai akhir hayatnya, alias semacam lebih memilih mempertahankan karomahnya.
2. Kisah tentang pemuda bernama Idris yang merupakan ayah dari Imam Syafii. Idris menemukan apel hanyut dan menyusuri sungai mencari pohon apel tersebut dan menemukan jodoh.
3. Kisah tentang seseorang yang menginap dan menyangka gratis yang ternyata dimintai bayaran. Kisah ini aslinya keren kalau tidak salah tentang kitab tapi saya lupa kisahnya.
4. Kisah ulama Indonesia yang memiliki karomah mengeluarkan rambutan dari tangannya, beliau mengajar di Arab dan muridnya dari Arab tersebutlah yang menceritakan karomahnya tersebut.
5. Kisah Nabi menulis tulisan Arab pada buah langsat, saya tidak ingat mendengar atau membaca kisah tersebut darimana, saya lupa sumbernya.
6. Ketiga cerita diatas saya gabungkan lagi dengan cerita rakyat di desa saya dan desa tetangga. Namun Batu_Pagar dan Batu_Bual tersebut dijaman sekarang batunya sudah tenggelam jadi tidak terlihat, saya hanya pernah melihatnya sewaktu masih kecil.
Jadi kesimpulannya, dalam cerpen ini Jaey memerankan peran Idris dan memasukkan beberapa karomah ulama kedalam tokoh Jaey yang bertujuan untuk menciptakan efek dilematis dalam cerita.
cerita penuh hikmah........
ReplyDelete👍👍
Iya pak, kisah dari para ulama 👍
Deletesiip....
DeletePernah baca cerita pemuda dan buah apel ini tapi namanya bukan Idris ayah dari Imam Syafi'i melainkan Tsabit ayah Imam Abu Hanifah.
ReplyDeleteTernyata di Kalimantan ada juga legenda seperti cerita Malin Kundang yaitu cerita Batu Bual. Kalau cerita seperti cerita si Jampang ada ngga di Kalimantan, Kang?
Kisah nabi menulis di buah langsat, mungkin bukan buah langsat kali tapi buah kurma. Sepengetahuan saya buah langsat itu buah khas dari Maluku. Atau yang nulis bukan nabi tapi ulama.
Kalau versi yg saya baca katanya ini kisah Idris ayah dari Imam Syafi'i, huu 😅
DeleteKlo yg mirip si Jampang mgkn ada huu, dulu sewaktu remaja di kota saya ada org namanya si Jangkar, semacam penjaga keamanan dipasar sekaligus tukang minta pajak liar, kemana2 bawa golok, dan punya anak buah yg bawa badik, keris, dan pedang, tak ada yg berani sama mereka karena mereka kebal dan punya 7 nyawa 🤣
Entahlah huu buah langsat atau buah kurma, entah Nabi yg menulis dibuah langsat atau Ulama, masuk akal jika ulama yg menulisnya soalnya langsat made in Indonesia ya 👍
Hasil telusuri di google ketemu kisah tentang pemuda yang bernama Idris dan juga Tsabit. Idris ada dua versi, versi pertama dengan buah delima versi kedua dengan buah apel entah mana yang benar Idris atau Tsabit.
DeletePunya nyawa 7, kayak kucing dong..hihihihu
Memang lebih masuk akal yang nulis di buah langsat itu ulama bukan nabi eh terkadang saya ngga bisa bedakan antara langsat sama duku.
Sebelumnya saya malas nyari di gugel tapi ujung2nya penasaran dan mencarinya juga di gugel 🤣 dan dari membaca dua post satu tentang Tsabit dan buah Apel, satunya lagi Idris dan buah Delima, inti ceritanya mirip yaitu tentang mencari kerido'an dan tentang syarat mendapat rido yaitu harus menikahi gadis buta, tuli, bisu, dan lumpuh.
DeletePost tentang Tsabit dan buah Apel sepertinya memiliki rujukan dari sebuah buku. Sedangkan Idris dan buah Delima, si penulis tdk mencantumkan sumbernya.
Jadi kesimpulan sementara Tsabit dan buah Apel yg benar, hihi..
Iya huu kyk kucing 🤣, klo ga salah nama ilmunya ilmu bintang dari Sulawesi, klo si Pitung nyawanya banyak juga kan huu alias ga bisa mati?
Klo bagi saya duku sama langsat sama huu 😅
Kesimpulan sementaranya diterima.. wkwkwk
DeleteEntahlah nyawa si Pitung itu banyak atau cuma satu, belum sempat nanya sayanya.. wkwkwk
Waduh... wkwkwk..duku sama langsat itu beda dan ada satu lagi yang mirip sama duku dan langsat yakni kokosan
Nyawanya satu tapi ga bisa mati2, jadi ga papalah dibilang banyak nyawa huu, wkwk
DeleteDulu aku pernah nonton filmnya, Pitung, Ji'i dan Datuk Maringgi, Pitung ditembak Belanda pake peluru emas 🤣
Aku juga pernah menonton kuburan asli si Pitung huu, kata berita yg mengulas itu, jika tubuhnya bersatu lagi dia bisa hidup lagi 👍
Duku hanya memiliki 3-10 buah per tandan sedangkan langsat 15-25 butir per tandan. Kulit buah kokosan berwarna kuning tua, bukan kecokelatan seperti duku. Buah kokosan berukuran lebih kecil dari duku, namun kulitnya lebih tipis dan bijinya lebih besar. Tapi bagi saya tetap sama 🤣
Kok mertua nya pak satria belum datang ya.😁
ReplyDeleteKisahnya bagus kang, menggabungkan beberapa kisah islami menjadi satu cerita yang menarik. Tapi yang paling menarik bagian ku, pas nginap kirain gratis ternyata bayar.🤣
Mertuanya lagi membungkus apel mgkn mas biar ga hanyut lagi 🤣
DeletePasti apelnya banyak sampai sekarang belum datang.🤣
Deleteceita yang sangat serius kali ini
ReplyDeleteSebenarnya cerita yg serius tapi dimodif jadi santai 😅
Deletekalau kita hidup di jaman dulu gmana ya rasanya? melihat banyak keajaiban seperti diatas itu
DeleteMgkn terasa sama saja mas seperti ketika kita melihat sulap di jaman skrg 🤣
Delete👍👌
DeleteWalopun pernah baca kisah ini pas zaman belajar di pesantren, tapi ttp suka baca ulang, walopun di modif habis2an gini 🤣. Gapapa mas, jari penyegaran malah, yg penting inti cerita ga ilang Yaa 😁
ReplyDeleteIya mbak, insyaAllah inti cerita tetap sama 😅
DeleteSeru aja rasanya memodif begini, memasukkan diri sendiri disana menggantikan tokoh asli 🤣
jadi ini gabungan dari cerita-cerita yang uda ada ya mas, bagus sih, malah jadi lebih fresh, gw sendiri belom pernah baca cerita-cerita aslinya, jadi kukira ini di awal cerita karangan mas jaey sendiri :D
ReplyDeleteBeautiful blog
ReplyDeleteBeautiful blog
ReplyDeletePlease read my post
ReplyDeleteHave a wonderful Ramadhan
ReplyDeletemertua pak satria kemana kah
ReplyDeletewah ini kok engga ada postingan baru mas, apa jangan-jangan mau males ngeblog berjamaah, antara mas agus, kang sat, dan mas herman :D
ReplyDeleteBuah dari ikhlas dan berbaik sangka sama Allah, dapat istri yang luar biasa sholehah.
ReplyDelete