Skip to main content

Cerpen: The Planning

"Tentang dia, tentang dia, masih selalu tentang dia, dia yang membuatku merasa sempurna hingga akupun menjanjikan semuanya, ternyata mimpi yang kami punya, berbeda, berbeda, aku takan bisa hidup tanpa dia, dia yang membuat aku bahagia, tolong aku untuk melupakan dia, sungguh hanya itu, yang aku pinta." (The Rain)

Cerpen: The Planning

Aku Jaey, seorang laki-laki, umurku sekitar 42 tahun dan hobiku ngeblog.

Aku menyukai seorang artis bernama Amanda yang umurnya baru sekitar 20 tahun.

Biasanya aku mengisi blogku dengan cerpen-cerpen hayalan tentang dia, mulai dari hayalan menjadi kaya raya kemudian menikah dengannya sampai mempunyai anak bersamanya.

Tak banyak pembaca dari cerpen-cerpen di blogku namun salah seorang diantaranya kutahu adalah seorang penerbit buku terkemuka di AS, namanya Mr. Tanza.

Hampir setiap kali aku menerbitkan cerpen beliau selalu setia membaca dan mengomentarinya hingga suatu hari beliau mengirimiku email mengutarakan maksudnya ingin menjadikan cerpen-cerpenku sebagai novel. Pikiranku langsung teringat akan Raditya Dika yang juga awalnya seorang blogger yang memposting cerita kesehariannya di blog dan mendapat tawaran kerja sama dari Perusahaan Telekomunikasi hingga sekarang ini Raditya menjadi artis. 

"Ah, barangkali nasibku bisa seperti Raditya Dika." Pikirku.

Tanpa pikir panjang aku langsung membalas email dari Mr. Tanza dan menerima tawarannya dan dalam beberapa minggu kemudian Mr. Tanza mengirimiku email lagi dan mengabarkan bahwa cerpen-cerpenku sudah terbit dalam bentuk novel berbahasa inggris dan dicetak di percetakan terbaik di dunia dan mengejutkannya hanya dalam beberapa bulan setelah itu Mr. Tanza kembali mengabarkan bahwa pemasaran novel tersebut menempati urutan pertama sebagai novel terlaris di dunia.

Duh betapa senang hatiku mendengar kabar itu dan aku langsung menghayal bahwa sebentar lagi mimpiku untuk memiliki Amanda akan terwujud meski ada sedikit keraguan ketika terlintas dipikiranku "Apakah Amanda juga akan menyukaiku?" tapi aku menepis jauh-jauh keraguan itu.

Berberapa bulan kemudian Mr. Tanza kembali mengirimiku email dan mengabarkan ada seorang aktor Hollywood sekaligus penulis, sutradara, merangkap produser, Mr. Tom Cruise yang bermaksud mengangkat novel tersebut menjadi sebuah film namun Tom menginginkan si penulis asli novel tersebut untuk menyutradarainya.

Hampir saja jantungku copot membaca email tersebut dan rasa tak percaya bahwa multitalenta sekelas Tom tertarik dengan novelku.

Untuk memastikan Mr. Tanza tak sedang bercanda akupun membalas emailnya: "Are you sure?" dan tak lama kemudian muncul balasan: "Iya aku serius!" Kini aku yakin Mr. Tanza tak sedang bercanda dan aku kembali membayangkan "Apakah sulit menjadi seorang sutradara sementara aku tidak punya pengalaman apapun?" Banyak hal yang aku tanyakan pada Mr. Tanza dan ia menjawab: "Kamu cukup mengatakan 'iya' saja dan sisanya aku dan Tom yang akan mengurusnya."

"Yes!"

Beberapa minggu kemudian Mr. Tanza menghubungiku kembali melalui email dan mengatakan semuanya sudah siap dan aku akan diterbangkan ke AS dan dipertemukan dengan Tom dan semua biaya di tanggung oleh Tom.

Tom juga akan memberikan pelatihan agar aku layak menjadi sutradara dan tak memerlukan waktu lama akhirnya aku berhasil menjadi sutradara. Ternyata menjadi sutradara tak terlalu sulit, cukup bilang: "Cut cut, light, camera, roll, and action."

Singkat cerita proyek film garapanku selesai dan tayang perdana di bioskop AS dan selanjutnya tayang di seluruh negara dan diperkirakan akan masuk Box Office sebagai film terbaik. Alhasil meskipun bukan pemegang hak cipta tapi aku kebagian royalti dan bonus yang lumayan besar dari Tom dan juga dari Mr. Tanza.

Namun setelah berbulan-bulan lamanya aku tidak lagi mendapatkan proyek baru dan sepertinya itu film buatanku yang pertama sekaligus yang terakhir.

***

Urusanku di AS sudah selesai dan aku memutuskan untuk kembali ke Indonesia namun sebelum pulang ke Sumatra aku mampir dulu ke Jakarta.

Di Jakarta aku harus berfikir keras bagaimana cara mempertahankan karir yang telah kubangun sejauh ini dan berbekal hasil royalti yang terus mengalir setiap saat sebagai pemasukanku membuatku berfikir ingin membuat production house (PH) sendiri namun tetap dengan tim lamaku yang ada di AS karena semenjak proyek lamaku berhenti mereka tidak memiliki pekerjaan.

Singkat cerita aku dam timku mulai menggarap film terbaru namun sangat disayangkan baru setengah pengerjaan terpaksa terhenti karena kehabisan modal, terlalu banyak rintangan yang diluar dugaan, dengan sangat terpakasa PH-ku gulung tikar dan sisa uang yang ada aku gunakan untuk membayar gaji timku dan menyuruh mereka untuk pulang ke AS.

Aku sudah berusaha keras mencari sponsor namun tak ada yang tertarik dengan proyekku ditambah lagi PH-ku tergolong baru di industri hiburan jadi tak ada yang berani berinvestasi dan menurut calon sponsor yang kutemui mereka mengatakan kesuksesan film pertamaku itu bukan karena aku melainkan karena nama besar Tom.

Aku gagal dan kembali menjadi pengangguran serta menghabiskan waktuku untuk ngeblog dan mengisi blog dengan cerita-cerita tentang pengalamanku selama menjadi sutradara.

Selama di Jakarta aku menginap di hotel tapi karena sisa tabunganku semakin menipis aku memutuskan untuk pulang ke Sumatra lagipula urusanku di Jakarta sudah selesai.

Pupus sudah harapanku padahal rencananya dalam proyek kedua itu aku ingin menjadikan Amanda sebagai artis di PH-ku dan sekaligus menjadi langkah awal untuk mendekatinya dan aku juga membayangkan proyek kedua itu akan sukses seperti proyek pertama dan aku akan berhasil mendapatkan Amanda tapi sayang hayalan tinggal hayalan dan royalti dari buku novel dan film buatanku pun sudah dihentikan dan kini aku benar-benar kembali ke nol lagi.

Sebelum menuju ke bandara untuk pulang ke Sumatra aku menyempatkan diri ke rumah Amanda dan sesampainya disana ternyata dia sedang tak ada dirumah, sayang sekali padahal cukup lama aku tinggal di Jakarta tapi tak terpikir untuk menemuinya karena urusan mengelola PH memang sangat menyita waktu, pikiran, dan tenaga. "Ya sudahlah.." kemudian aku menitipkan salam dan memberikan nomor hp-ku ke ayahnya dan meminta ayahnya untuk mengatakan agar Amanda menghubungiku dan setelah itu aku langsung menuju ke bandara untuk pulang kembali ke Sumatra.

***

"Hari berganti angin tetap berhembus, cuaca berubah daun-daun tetap tumbuh, tapi kata hatiku tak bisa berubah, berjalan dengan apa adanya, dimalam yang dingin dan gelap sepi benakku melayang pada kisah kita, terlalu manis untuk dilupakan segala kenangan indah bersamamu tinggallah mimpi." (Slank)

Sebulan dua bulan berlalu dalam penantianku menunggu telpon dari Amanda namun dia tak kunjung menelponku. Kini aku sadar aku bukan siapa-siapa baginya, dia hanya sosok yang hadir dalam hayal dan aku berusaha mewujudkannya namun gagal.

"Terdiam, hanya bisa diam, dingin menyerang keseluruh tubuhku, layangkan hayal menembus cahaya, kupikir lama, dirimu yang indah, setangkai bunga canda, ini diriku apa adanya, kekasih pun tiada muncul dan musim gugur, datanglah, inikah surga cinta yang banyak orang pertanyakan, kaki telanjang tanpa seorangpun yang akan mau peduli." (Ada Band)

Di Sumatra aku hanya tinggal bersama ibu dan ayahku, Hj. Nursini Rais dan H. Amin Rais. Oleh ibuku hampir setiap hari aku disuruh membeli nasi ke warung lama-lama aku tidak betah dirumah dan berfikir ingin merantau saja mencari orang tua baru (Durhako mode on seperti Malin Kundang) mungkin aku akan merantau ke Kalimantan atau ke Sulawesi tapi kurasa lebih baik ke Jakarta saja karena ada beberapa teman blog yang berdomisili disana, Satria dan Herman, mungkin akan seru bertemu mereka.

Singkat cerita aku bertemu Satria dan Herman di Jakarta namun diluar dugaan mereka tak seramah seperti saat di blog, saat bertemu di dunia nyata mereka membawaku ke gudang dan memukuli habis-habisan dan membuangku ke empang. Mungkin mereka dendam karena saat di blog aku sering mengejek mereka dengan menjodoh-jodohkan mereka (jeruk makan jeruk) sampai mengganti nama mereka menjadi Satriani dan Hermini mangkal di lampu merah.

Beruntung ada orang lewat di empang itu, Agus dan Khanif, mereka menolongku membawa ke Rumah Sakit dan 3 hari aku tak sadarkan diri di RS. Rahangku bergeser dan anuku menjadi bengkok eh tulang rusukku menjadi bengkok.

Saat aku terbangun kulihat ada ibuku, Hj. Nursini Rais dan aku menceritakan semuanya padanya dan ibuku berjanji akan membalas perbuatan Satria dan Herman.

Sebagaimana peraturan Rumah sakit jika ada pasien yang mengalami hal semacam itu maka pihak RS akan melibatkan Polisi dan Polisi akan meminta pasien untuk menceritakan semua kejadian dari awal hingga akhir dan Polisi tertarik pada bagian cerita "ingin bertemu Amanda", Polisi mengundang media dan jadilah viral hingga sampai ke Amanda.

***

Singkat cerita setelah aku keluar dari RS, Amanda mengundangku ke rumahnya dan akupun datang kerumahnya namun saat melewati pagar rumahnya kakiku terasa berat melangkah, aku sangat gugup, jantungku berdetak kencang, keringat bercucuran, dan sekujur tubuhku terasa dingin, aku bisa sangat santai ketika bertemu aktor sekelas Tom Cruise tapi mengapa saat akan bertemu Amanda menjadi seperti ini.

Amanda dan Ayahnya sudah menunggu di depan pintu, ingin rasanya aku kembali saja pulang, aku tak sanggup bertemu dengannya, namun kakiku tetap melangkah maju meski perlahan dan semakin dekat di hadapan mereka, ku tatap sekilas wajah ayah dan anak itu yang sedang tersenyum lalu aku kembali menunduk sambil memegangi anuku, "Ayo Pak masuk." Ucap Ayahnya, aku hanya menjawabnya dengan sedikit tersenyum dan sedikit mengangguk, dan aku sudah berada di dekat Amanda, bukan hanya demam panggung yang kurasakan tapi juga bercampur minder, saat berdiri di dekat Amanda rupanya postur tinggi kami sama padahal ia hanya mengenakan sandal jepit tipis, "Ayo Om masuk." Ucap Amanda, (Setdah, aku dipanggil Om ucapku dalam hati, sudah pakai pakaian mahalan begini juga yang aku beli di Amrik biar terlihat muda, masih saja dipanggil Om, tapi memang umur kami selisih 20 tahun), akupun ikut masuk dan duduk di ruang tamu, beruntung di ruang tamunya ada AC jadi aku tak perlu melap keringat diwajahku, ART datang menyuguhkan makanan dan minuman dan mempersilakannya, setelah itu ayahnya mulai bertanya padaku apa yang terjadi, akupun menceritakan semuanya kecuali satu hal mengenai perasaanku pada Amanda, aku memilih berbohong dan mengatakan padanya itu hanya ucapan main-main di blog, "Ya biasalah, Om, aku membutuhkan visitor jadi aku menciptakan gimmick di blog." sesaat setelah aku berbohong suasana jadi sedikit santai, rasa gugupku juga jadi berkurang, awalnya kedua belah pihak tampak tegang.

Setelah berbasa-basi hal lainnya seperti menanyakan mengapa ayah dan ibuku (H. Amin Rais dan Hj. Nursini Rais) tidak ikut datang, aku jawab saja dengan sejujurnya bahwa orang tuaku tidak mengetahui hal ini. Ayah Amanda juga meminta maaf karena lupa menyerahkan nomor hp yang aku titipkan padanya, sekarang aku mengerti pantas saja Amanda tidak menelponku rupanya ayahnya lupa memberikan nomor ponselku.

Setelah kelihatannya tidak ada lagi yang ingin di bicaran aku mulai menunjukkan gelagat gelisah berharap ayahnya mengerti dan memberi kami waktu untuk bicara berdua tapi tampaknya aku tak mendapat kesempatan itu karena mungkin gara-gara ucapanku diawal tadi yang mengatakan perasaanku pada Amanda hanya ucapan main-main saja, muncul penyesalan dalam diriku, tapi nasi sudah menjadi bubur, aku tak mungkin meralat ucapan yang sudah kuucapkan sebelumnya, akhirnya daripada bingung akupun pamit pulang.

Tamat!

Cerpen: The Planning

Gimmick:
Di dunia hiburan, terutama di televisi, gimik atau gimmick adalah cara untuk menarik perhatian penonton dengan beragam cara seperti membuat adegan khusus, dandanan yang khas, musik, yel-yel, nyanyian, atau aktivitas lainnya.

Comments

  1. Bentar2.... Awalnya gue baca serius banget... Namun makin kebawah makin gue kena prank.🤣🤣🤣🤣🤣

    Eeh tapi jujur gue serius lho awalnya gue kira beneran... Tapi benar apa nggak terserahlah yang jelas cerita ini menarik banget dan bikin gue senyum2 sendiri...😁😁😁

    Buku2 diatas benar atau Gimik Huu... Harusnya ada juga buku tentang sejarah ente diceburin ke Empamg sama Herman.🤣🤣🤣🤣🤣 Itu mungkin yang akan laris dipasar Internasional.😂😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yes ada yg kena prank hihi..
      Padahal gada niat ngeprank lho huu, cuma ingin mencoba menulis dgn gaya berbeda aja 😅

      Ga ada yg benar huu diposting ini, cuma kisah ttg Raditya dika itu mgkn yg betulan kisah nyata, kalau sampul2 buku itu bikinnya dari template gratis di Canva hihi..

      Suhu aja yg bikin cerpen soal empang, ceburin Khanif ke empang 🤣🙏

      Delete
    2. jahat banget si nyeburin ke empang 🤣

      Delete
    3. Plot twist: ternyata khanif yang nyuruh satria dan Herman untuk nyeburin Jaey ke empang.🤣

      Delete
    4. Soalnya mas khanif yg paling muda, baru 17 kan? 🤣

      Plot twistnya, Jaey sendiri yg minta diceburin mas biar ditolong sama si Manda 😜

      Delete
  2. wkwkwk yang namanya hidup, kadang di atas kadang di bawah, setelah sukses jadi produser film bareng tom krus malah balik lagi jadi gelandangan :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya begitulah mas, untung cuma cerpen 😜😜

      Delete
  3. Seperti kang Satria, awalnya aku kira ini kisah hidup beneran, ternyata kena prank.😂

    Eh, tapi beneran kan pak Tanza menghubungi kang Jaey bikin novel dari kumpulan cerpen di blog ini. Sayang lho kalo orang luar tidak baca cerpen yang seru dan bagus seperti ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebetulnya ini beneran mas, cuma gak enak aja sama Tom dan juga Manda, sampai skrg saya masih berteman baik sama Tom mas, Tom and Jerry tapinya wkwk

      Ga ada yg menghubungi mas, ini murni cuma cerpen hihi..

      Delete
  4. Beneran nih Pak Jaey umur 42 tahun. Bisa kualat nih saya sam orang tua.

    Manda lagi manda lagi.

    Terkadang geroginya kita sangat merugikan 🥲

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya pak sekitar 42, kalau kang Satria dan mas Agus sekitar 70 pak 🤣 gak kualat pak santai aja, selama tidak berkata kasar, kalau cuma becanda rondo, jomblo, mah santai aja gak akan kualat 🤣

      Betul pak, grogi bikin rugi 👍

      Delete
  5. jadi, soal cerita Satria tentang hilangnya cermin ajaib bagaimana pula?....
    😁😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau urusan cermin kita tunggu kang satria saja yg melanjutkannya pak 😅👍

      Delete
  6. Wah gaya penulisannya sedikit berbeda nih kayak serius..apa habis salah makan?

    Wkwkwk.. dipanggil Om sama Amanda..wkwkwk..tapi bagus juga sih daripada dipanggil Abah..wkwkwk..lagi pula panggilan Om pas banget kan Om suka daun telinga eh daun muda.. wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya mungkin habis salah makan mas wkwk

      Wah klo dipanggil Abah bakal makin down minder, hilang semua harapan hihi..

      Iya panggilan Om2 identik dgn suka daun muda, tapi klo gua sih berasa tua banget klo dipanggil Om 🤣

      Delete
  7. amanda yang dimaksud kue apa artis ini hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jika ada kue bernama Amanda, itu juga boleh, dua2nya enak hihi..

      Delete

Post a Comment