Skip to main content

Doomscrolling: Terjebak dalam Pusaran Negatif Media Sosial

Doomscrolling: Terjebak dalam Pusaran Negatif Media Sosial

Di era informasi yang serba cepat, media sosial menjadi wadah utama bagi kita untuk mendapatkan berita dan terhubung dengan dunia. Namun, tahukah Anda bahwa kebiasaan scrolling tanpa henti, khususnya konten negatif, dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental? Fenomena ini dikenal dengan istilah doomscrolling. 

Apa itu Doomscrolling?


Doomscrolling menggambarkan perilaku menghabiskan waktu yang berlebihan untuk membaca berita dan unggahan negatif di media sosial. Konten ini bisa berupa berita bencana, konflik, tragedi, atau opini yang memancing perdebatan. Alih-alih mendapatkan informasi yang bermanfaat, doomscrolling justru membuat kita terjebak dalam pusaran emosi negatif seperti kecemasan, stres, dan bahkan depresi. 

Mengapa Kita Terjebak Doomscrolling?


Beberapa faktor yang dapat mendorong seseorang melakukan doomscrolling: 

• Keinginan untuk tetap update: Rasa takut ketinggalan informasi (FOMO) membuat kita terus-menerus memeriksa media sosial, meskipun kontennya tidak selalu positif. 

• Kecenderungan konfirmasi bias: Kita cenderung mencari informasi yang mendukung pandangan kita sendiri, meski informasi itu negatif. 

• Adiksi dopamine: Media sosial dirancang untuk memicu pelepasan dopamine, hormon yang menimbulkan perasaan senang. Konten negatif terkadang dikemas dengan cara yang sensasional, sehingga membuat kita terus "ketagihan" untuk mencari informasi selanjutnya. 

• Kurangnya coping mechanism: Ketika kita sedang merasa stres atau cemas, kita mungkin mencari pelarian di media sosial, tanpa sadar justru terpapar konten yang memperburuk suasana hati. 

Dampak Doomscrolling pada Kesehatan Mental


Doomscrolling dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, seperti: 

• Meningkatkan kecemasan dan stres: Paparan konstan terhadap berita buruk dapat memicu perasaan cemas dan khawatir yang berlebihan. 

• Menurunkan mood dan kualitas tidur: Konten negatif dapat mengganggu suasana hati dan membuat sulit tidur, sehingga berdampak pada produktivitas dan kesehatan secara keseluruhan. 

• Menimbulkan perasaan putus asa dan sinisme: Doomscrolling dapat membuat kita merasa dunia ini penuh dengan hal buruk dan tidak ada harapan. 

• Mengganggu hubungan sosial: Terlalu fokus pada media sosial dapat membuat kita kurang memperhatikan hubungan dengan orang-orang di sekitar. 

Cara Mengatasi Doomscrolling


• Batasi waktu menggunakan media sosial: Tetapkan jadwal khusus untuk mengecek media sosial dan patuhi jadwal tersebut. 

• Kurangi follow akun yang memicu emosi negatif: Unfollow akun yang sering membagikan konten negatif atau yang memicu perdebatan. 

• Fokus pada konten positif: Carilah akun yang membagikan konten positif, inspiratif, dan membuat Anda merasa senang. 

• Kembangkan hobi dan aktivitas lain: Gali hobi atau aktivitas lain yang dapat membuat Anda rileks dan terhindar dari doomscrolling. 

• Cari dukungan: Bicarlah kepada teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental jika Anda merasa kesulitan mengatasi doomscrolling sendiri. 

Kesimpulan: Doomscrolling adalah fenomena yang dapat berdampak negatif bagi kesehatan mental. Dengan mengenali bahayanya dan menerapkan tips yang diberikan, kita dapat terhindar dari pusaran informasi negatif dan memanfaatkan media sosial dengan lebih bijak. Jangan biarkan media sosial mengontrol hidup Anda, jadilah pengguna yang cerdas dan bertanggung jawab.

Bagaimana dengan agan, Apakah agan pernah mengalami gejala itu? kalau iya sebaiknya agan segera ke RSJ siapa tau sembuh melihat suster cantik, wkwk.. semoga kita semua terhindar dari dampak buruk gan, amin..

Comments