Skip to main content

Kisah dan Arti Kepohonan / Kapuhunan

Kisah dan Arti Kepohonan / Kapuhunan

Sejak Kalimantan menjadi ibu kota kedua dan memiliki nama baru yaitu IKN (Ibu Kota Nusantara), sejak saat itu di beranda Facebook saya terdapat banyak info seni dan budaya yang dibagikan begitu juga dengan beranda SnackVideo saya yang tadinya didominasi konten-konten kucing lucu kini berganti menjadi konten budaya dari berbagai Nusantara mulai dari senjata Pedang Naga Puspa, Mandau Terbang, antraksi keris Sumatera yang terbang masuk ke sarungnya. Lalu berbagai jenis minyak seperti semar mesem, bulu perindu, lengkap dengan berbagai demonstrasi dan fungsinya mulai dari yang bikin kaya juga buat santet. Entah apakah semua itu asli atau hanya editan video semata yang jelas itu menghibur dan membuat saya tertarik melihat budaya.

Dari berbagai macam video tersebut saya perhatikan banyak pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan pengguna diantaranya tentang istilah "Kepohonan". Saya tertarik ingin menuliskan ini juga meskipun mungkin sudah banyak yang mengulasnya di pencarian Google.

Terlepas apakah ini kisah nyata atau hanya karangan belaka saya tidak tahu guys saya mendengar cerita ini dari guru sewaktu SLTA dan saya ceritakan kembali disini buat menambah-nambahi postingan wkwk.

Jadi singkat cerita, kata Guru saya, jaman dulu ada seseorang yang akan masuk ke hutan dan sebelum masuk ke hutan ia ingin sekali makan sesuatu tapi karena makanan yang ia inginkan tersebut tidak ada mau tidak mau terpaksa ia tetap masuk saja ke hutan namun sepanjang perjalanan dalam hutan itu ia terus memikirkan makanan itu, ingin sekali cepat pulang kembali kerumah untuk memakan makanan itu, karena ia terus memikirkan makanan hingga tanpa sadar ia melintas di bawah pohon besar yang akan tumbang dan pohon tersebut menimpa dirinya.

Menurut kisah cerita itu berasal dari Banjar guys dari kata aslinya "Kapuhunan" dan berhubung orang Banjar sulit mengucapkan huruf "O" jadilah "Kapuhunan" yang jika diucapkan dengan bahasa Indonesia menjadi "Kepohonan".

Kepuhunan (bahasa Banjar: Kapuhunan) adalah sebuah mitos masyarakat lokal di Kalimantan, istilah ini digunakan ketika seseorang ingin pergi ditawari makan dan minum tetapi tidak mengindahkan dan akhirnya tertimpa musibah. (Wikipedia)

Dan kalau diartikan lebih jauh lagi bisa dikatakan ini mirip "Pamali" ya guys yaitu suatu pantangan yang sebaiknya jangan dilakukan. Sebagai contoh cerita diatas, kalau ingin makan sesuatu sebelum berpergian maka sebaiknya makan saja dulu karena kalau di tunda-tunda takutnya malah kepikiran terus sepanjang perjalanan yang mengakibatkan kehilangan konsentrasi.

Tidak hanya bepergian saja guys tapi sepertinya berlaku untuk setiap akan memulai sesuatu termasuk akan tidur. Dulu seingat saya waktu masih kecil guys pernah sebelum tidur saya ngomong ke Ibu, "Ma, aku mau makan anu besok!" Saya dimarahi guys, kata Ibu bisa-bisa saya digigit sesuatu saat tidur kalau kepengen makan sesuatu sebelum tidur.

Dari cerita itu saya berasumsi yang disebut "Kepohonan" itu artinya adalah tertimpa pohon guys.

Jadi kalau seumpama tertimpa motor harusnya "Kemotoran" ya guys, tapi tidak.. tetap disebut "Kepohonan" juga walau tertimpa motor wkwk.

Pada intinya ketika ingin makan sesuatu dan tak kesampaian lalu memikirkannya terus menerus hingga kehilangan konsentrasi yang mengakibatkan dirinya terkena musibah dalam kisah ini itu disebut "Kepohonan" guys.

Tapi Alhamdulillah sejauh ini walau tanpa sengaja sering melanggar itu saya masih selamat-selamat saja guys, jadi penekanannya mungkin tetaplah konsentrasi dalam segala situasi.

Catatan: Posting telah di edit 1x. Thanks πŸ™

Comments

  1. Wah, berarti kalo pengin sesuatu harus segera dilakukan, kalo enggak nanti bisa bahaya ya kang.

    Misalnya pengin kawin sama Amanda, kalo ngga segera dikawin nanti kena Kemandahan.🀣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya kurang tau kalau di Banjar mas tapi kalau di Berau kalau ada makanan misalnya tapi tidak sempat dimakan cukup dicicipi saja walau sedikit/setetes dan bahkan boleh dari jarak jauh dgn ekspresi menunjuk makanan seolah kena lalu telunjuk disentuhkan ke bibir dan leher dan ini sdh dianggap cukup terbebas dari kepohonan.

      Jadi kalau misal ingin sama Amanda ya mgkn bisa kecup2 fotonya saja mas 🀣🀣

      Delete

    2. 🀣🀣🀣🀣🀣 betul2, jadi karena sering mikirin Amanda. Akhirnya sebutannya jadi Keamandahan.🀣🀣🀣🀣🀣

      Delete
    3. Maaf teman2 postingnya saya edit sedikit yg tadinya saya arahkan ke umum skrg saya jadikan ke khusus. Khusus seputar makanan saja, jodoh tak tak termasuk 🀣

      Harap maklum newbl labil belajar menulis πŸ€£πŸ™πŸ™πŸ™

      Delete


  2. Tapi mitos itu emang benar katanya yaa Huu...Dulu pernah aku ke Kota Banjarmasin Huu, Meski tidak lama.

    Katanya kalau kita main kekampung2 bertemu dengan warga asli sana atau orang yang telah menetap lama disana. Jika kita diberi makanan apapun bentuknya kita harus terima. Kalau kita menolaknya katanya bakal Kapuhunan, Atau celaka dan kena musibah.

    Karena ingin menghormati aturan adat sana yaa gue nuruti saja bahkan percaya, Tapi jujur emang kalau di Kalimatan jika kita menurut dan patuh dengan adat disana kita bakal dapat penghormatan luar biasa.😊😊

    Soalnya gue pernah kepengin pakai seragam dayak dan pegang mandau. Terus gue bicara baik2 dengan ketua adat disana akhirnya semua keinginan gue dituruti.😁😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya malah belum pernah ke Banjarmasin hu dan belum pernah bertemu orang Dayak. πŸ€£πŸ™

      Intinya saya kurang tahu hu πŸ™

      Delete


  3. Eehh lupa Hu,🀣🀣

    Emang benar kalau kita nolak cinta wanita dayak anu kita bakal digantung dirumahnya.🀣🀣🀣🀣🀣

    Gue tanya si Amang Fizt Fredoom dia cuma ketawa doang jawabnya.🀣🀣🀣🀣🀣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ibarat Jawa dan Sunda.

      Banjar dan Dayak itu juga beda hu.

      Amang Fitz orang Banjar dan sepertinya kurang tau soal Dayak.

      Nah kalau saya orang Berau hu kurang tau soal Banjar maupun Dayak. πŸ€£πŸ™πŸ™

      Delete


    2. Tapi rata2 orang yang sudah pernah kekalimantan sering bilang begitu Huu...😊😊

      Apa mungkin kurang pemahaman saja kali yee Huu.😁😁

      Delete


    3. Berau masuk Kaltim apa Kalteng Huu..😁😁

      Delete
    4. "Emang benar kalau kita nolak cinta wanita dayak anu kita bakal digantung dirumahnya."

      Mungkin sebagian ada yg begitu dan sebagiannya lagi tidak hu.

      Soal gantung menggantung anu saya cuma pernah baca di Kaskus jaman dulu hu, kisah nyata yg di alami seseorang. Si Pria pulang meninggalkan istrinya sebentar keluar kota pas diluar kota akan pipis anunya hilang 🀣 pas dia kembali ke desa ternyata anunya di simpan istrinya dlm toples, mgkn istrinya kuatir suaminya selingkuh 🀣

      Btw kalau dia mampu menyimpan anu itu di dlm toples kemungkinan mampu juga menggantungnya 🀣🀣

      Berau termasuk Kaltim hu. πŸ™

      Delete
  4. Ternyata itu arti kepuhunanπŸ˜… ikut menyimak Mas..

    ReplyDelete
  5. tiap larangan, ternyata ada makna terselubungnya.....
    cerita menarik....
    πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘

    ReplyDelete

Post a Comment