Skip to main content

Apakah Pujian Dapat Berdampak Negatif Pada Yang Dipuji dan Pemuji?

Apakah Pujian Dapat Berdampak Negatif Pada Yang Dipuji dan Pemuji?

Dulu seingat saya pernah membaca di medsos semacam larangan dari Ulama untuk tidak memuji sesuatu secara berlebihan karena dapat merusak sesuatu yang dipuji bahkan dapat menjadi dosa bagi si pemuji.

Pujian yang dapat menjadi dosa mungkin contohnya seperti berikut ini. Yaitu orang yang jelas-jelas jelek tapi kita puji bahwa dia cantik/tampan.

Mengapa menjadi dosa? Besar kemungkinan penyebabnya karena pujiannya mengandung kebohongan. Seperti yang kita ketahui berbohong itu dosa, jadi bukan pujiannya yang dilarang tapi kebohongannya itu wkwk..

Bahkan kalau ditelisik lebih jauh mungkin itu akan masuk ke ciri-ciri dari munafik yaitu apa yang ada di hatinya berbeda dengan apa yang di ucapkannya. Di hati mungkin berkata dia jelek tapi di mulut dia mengatakan cantik/tampan.

Selanjutnya selain dapat menjadi dosa bagi si pemuji juga dapat merusak bagi sesuatu yang dipuji.

Pujian yang dapat merusak mungkin contohnya akan seperti berikut ini.

Teman-teman pembaca pasti kenal sama Ariel dan Luna Maya kan, haha..

Bisa dibilang Ariel dan Luna Maya tergolong orang tertampan dan tercantik milik Indonesia, dan sering mendapat pujian dari netizen seluruh Indonesia.

Seperti yang kita ketahui bersama apa yang kemudian terjadi pada mereka berdua? Mereka berdua "mendapat masalah", Ariel dipenjara dan Luna menurut berita kehilangan job. Dan untungnya kehidupan mereka akhirnya normal kembali dimasa sekarang.

Sebaliknya Lucinta Luna yang mungkin sering "di ejek" netizen, konon katanya sekarang berubah jadi cantik guys, Wkwk..

Contoh selanjutnya mungkin Aliando, yaitu salah satu artis tertampan menurut kebanyakan netizen Indonesia.

Saya termasuk pengagum ketampanan Ali guys, dulu foto dia pernah saya jadikan foto profil saya di Facebook, haha..

Belakangan saya ketahui dari cerita Amanda di salah satu video pendek, bahwa jaman sekarang Ali menderita OCD, "Semacam penyakit malas mandi begitulah", kata Amanda.

Yang dulunya Ali berpostur ideal kini menjadi gempal.

Namun saya perhatikan netizen masih tetap memuji-mujinya. "Ali masih tetap tampan." Kata netizen.

"Gemuk, bagus dong sehat berarti." Kata netizen.

Tak ada yang salah dengan memuji, siapapun boleh memuji, namun yang ingin saya soroti dalam posting ini apa ya? Anu mungkin, "Apa perlunya coba kita mengomentari fisik orang lain?" Itu yang ingin saya soroti, wkwk..

"Mengapa tidak mengomentari hal yang lainnya saja?"

"Ya pokoknya jangan memuji, wkwk!"

Jika benar atau minimal mendekati kebenaran bahwa memuji sesuatu secara berlebihan dapat merusak sesuatu dan bahkan dapat menjadi dosa bagi si pemuji, saya rasa sebaiknya kita berfikir dua kali deh untuk memuji, kasian orang woy kena getahnya, wkwk..

Tapi disisi lain "Mungkin itulah resiko menjadi orang tampan/cantik/pintar/cerdas".

Bukan hanya sebatas fisik saja tapi tampaknya berlaku dalam segala hal, termasuk pujian pada kepintaran seseorang, karya seseorang, dll.

Masih berdasarkan apa yang saya baca dulu, menurut Ulama ketika memuji sesuatu hendaknya menyertakan nama Allah di dalam pujian itu.

Misalnya, "Subhanallah cantiknya!", "MasyaAllah tampannya." atau "MasyaAllah enaknya makanan ini."

Kalau tidak menyertakan nama Allah, kata Ustad: Allah "cemburu" dan akan menghancurkan apa yang kita puji itu. Karena hanya Allah yang berhak mendapat pujian sementara untuk memuji ciptaanNya jangan sampai melebihi pujian pada penciptaNya yakni Allah.

Lalu kira-kira apakah pujian dapat digunakan menghancurkan orang lain? Wkwk..

Misalnya "Gue benci si anu, puji ah biar dia hancur, wkwk"

Saya rasa tidak bisa dilakukan sendirian gan, sepertinya harus dilakukan oleh beberapa orang baru bisa berhasil, wkwk..

Tapi dengan catatan memujinya harus tulus ikhlas dari hati terdalam, kalau memujinya pura-pura apalagi sampai mengajak maka itu termasuk berbohong dan bersekongkol dalam kejahatan, alih-alih orang lain yang hancur malah diri kita sendiri yang terkena imbasnya.

Setelah dua contoh di atas yakni Aliando, Ariel, dan Luna Maya. Kita berharap dapat lebih bijak dalam memuji.

Dan saya juga berharap jangan ada yang terlalu memuji Amanda dan Echa, "Body goal lah", "Langsing lah", "Luculah", "Manislah", dua orang itu milik saya guys, hanya saya yang boleh memuji mereka, haha..

Tapi bukan juga harus mencela. Seperti yang kita tau memuji saja beresiko apalagi mencela, hihi.. Mencela itu resikonya lebih besar lagi karena terindikasi memprotes ciptaan Tuhan, tapi kalau sebatas ngatain "Hidung gede/pesek," atau "Pipi tumpah-tumpah", "Tepos" jika itu memang fakta saya rasa gak begitu masalah wkwk..

Jika sudah terlalu banyak yang memuji alangkah baiknya yang lainnya mengambil posisi mengomentari hal lainnya agar seimbang. Sesuatu yang seimbang insyaAllah akan baik-baik saja.

Hanya opini saya aja guys! Allah jualah maha penentu segalanya.

Comments

  1. kalo ada yang muji gw ganteng pasti gw seneng mas :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya umumnya begitu klo dipuji bakal senang wkwk

      Delete
    2. Mas khanif memang ganteng, makanya sering gonta-ganti pacar.😀

      (Semoga abis ini ada pulsa masuk.😁)

      Delete
    3. pulsanya minta mas jay dulu mas agus, nanti di ganti sama kang satria, atau ga mas herman :V

      Delete
  2. apa yang berlebihan memang nggak baik.....
    bisa bisa yang dipuji jadi tersinggung...😁😁

    ReplyDelete
  3. Pujian memang bisa berdampak negatif jika dilakukan secara berlebihan. Sebab, pujian yg berlebihan bisa menyebabkan yg dipuji terlena hingga dia menjadi sombong, dll.

    ReplyDelete
  4. Pujian yang berlebihan apalagi dengan kebohongan memang bisa merugikan.

    Tetangga saya dipuji biar maju jadi calon kepala desa. Katanya bagus lah, pintar lah, bisa memajukan desa dll.

    Akhirnya tetangga ku jual mobil dan tanah buat maju Pilkades bahkan hutang juga ke bank dengan jaminan rumah.

    Akhirnya zonk, dia kalah dapat nomor 4 doang, sementara rumah disita bank.😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu bukan pujian, tapi menjerumuskan. Hahaha

      Delete

Post a Comment