Sore itu aku duduk santai di balkon belakang rumahku dan kulihat kucing belang seperti harimau berjalan di atas pagar beton menuju ke arahku dan melompati pagar balkon medekatiku.
Kucing itu memiliki kalung dengan liontin berlian dan di dalam berlian tersebut terdapat satu kata bertuliskan: "Jaey", mungkin nama dari kucing tersebut.
Dari jenisnya sepertinya ini kucing dari AS yang berharga 75 juta itu, dan liontinnya jika merupakan berlian asli, maka harga kucing beserta kalungnya kemungkinan total ratusan juta, namun itu tak penting, yang penting adalah mengapa nama kucing tersebut sama persis dengan namaku, apakah pemiliknya ngefans sama aku sehingga menjadikan namaku sebagai nama kucingnya.
Tapi siapa juga yang ngefans sama aku, aku hanyalah mantan penyanyi club night dan sudah lama berhenti, tapi ya mungkin saja salah seorang pengunjung club ngefans sama aku, secara pengunjungnya rata-rata memang dari kalangan orang kaya dan menjadi wajar memiliki kucing mahalan.
"Hai, Cing? Siapa pemilikmu?" Tanyaku pada kucing itu, tentu saja dia tidak menjawabnya karena dia hanyalah seekor kucing. Dia hanya memandang kearah burung Kakatua milikku, yang tergantung di sangkarnya.
"Apa kau lapar Cing?" Tanyaku lagi pada kucing itu.
"Mari kita ke dapur saja?" Aku mengajak kucing tersebut ke dapur karena aku kawatir dia menerkam burung Kakatua itu, burung langka dari Afrika yang sekarang harganya lumayan mahal, 60 juta.
"Silakan pilih Cing? Ada Tahu dan Tempe." Namun alih-alih memilih dia malah berlari menuju balkon dan mengeong kearah burung Kakatua itu, "Oh, noooo!!" Sepertinya dia menginginkan burung itu. "Ini tidak bisa dibiarkan!" Akupun membawa masuk kucing tersebut dan menutup pintu belakang agar dia tak tergiur dengan burung itu.
Aku membawanya ke ruang keluarga untuk menonton TV, aku pilihkan chanel hewan-hewan, bulunya tampak mengembang dan pasang kuda-kuda ketika melihat macan di TV, "Hehe, teserah lo dah, Cing!" Aku tak menghiraukannya dan tetap melanjutkan bermain hape. Biasanya kalau ada yang kehilangan hewan peliharaannya bakal curhat di medsos agar siapa yang menemukan dapat mengembalikan kepemiliknya, namun sepertinya aku belum menemukan ada orang yang curhat kehilangan kucingnya, ya tunggu saja barangkali dua tiga hari ada yang curhat.
Saat sedang asik-asiknya scroll-scroll medsos tiba-tiba di depan rumahku terdengar ribut-ribut suara anjing menggonggong, aku beranjak membuka pintu menuju depan rumah dan kulihat si pemilik anjing sedang berusaha menarik anjingnya agar tidak berbelok kerumahku, aku tertegun melihat si pemilik anjing tersebut ternyata seorang gadis yang sangat manis, dia terlihat tarik menarik dengan anjing itu namun akhirnya ia kalah dan anjing itu masuk ke dalam rumahku, aku tak menghiraukannya, aku masih tertegun menatap gadis itu, belum pernah kulihat gadis semanis dia.
"Mas.., Mas.., anjingnya masuk tuh!" Ucap gadis itu menunjuk-nunjuk kedalam rumah berusaha memberitahuku, berusaha menyadarkanku dari ketertegunanku.
Sejenak kemudian gadis itu seperti melotot, tampak tak percaya, dari ekspresi wajahnya sepertinya dia berusaha memberitahuku tentang keheranannya.
"Jaey!" Ucapnya, tapi tatapannya bukan mengarah kepadaku melainkan kearah sampingku.
Akupun tersadar dan ikut melihat kearah sampingku dan kulihat anjing itu menyeret si kucing, dia menggigitnya pada bagian kalung, pada bagian kelemahan si kucing sehingga kucing itu menurut saja ketika diseret oleh si anjing.
Setelah itu aku kembali tertegun menatap gadis itu dan diapun pamit pulang.
Aku menjawabnya dengan anggukan dan tersenyum seadanya, dan kembali terdiam saat gadis itu sudah jauh, aku terdiam memikirkan diriku: Mengapa aku bisa tertegun..? malu-maluin aja, tapi semua itu benar-benar spontan.
Aku kembali masuk kedalam rumah dan memikirkan gadis itu, siapa dia? sepertinya dia penghuni kompleks sini juga? dan sepertinya dia pemilik kucing itu?
Aku mencoba mengingat-ingat barangkali pernah melihatnya dimana, dan sepertinya aku sering melihatnya di meja penonton ketika aku bernyanyi di klub, hanya saja aku tidak begitu yakin soalnya di club agak remang-remang dan dandanannya juga tidak biasa, dia pake sweter hitam, lipstik hitam, dan cat kuku hitam, sedangkan sore ini dia tampak girly sekali, mengenakan hoodie pink, bando pink, kuku pink, dan kurasa anunya juga pink.
"Hmm.. jika dia memang ngefans sama aku, dan akupun suka padanya, ini akan mudah, ku yakin kami akan bersatu dengan mudah." Ucapku menimbang-nimbang dalam hati.
"Tapi bagaimana caranya agar aku dapat bertemu dia lagi, haruskah aku berjalan di pagar seperti kucing untuk menyusuri dimana rumahnya."
"Oh mungkin sebaiknya aku lari pagi saja keliling komplek ini, ah tapi aku ga kuat berlari, selalu ngos-ngosan."
***
Sudah jam 8 malam, dari tadi sore aku memikirkan cara untuk mencari gadis itu, tapi aku belum menemukan caranya, sulit karena aku tak tau siapa nama dia.
Ah daripada pusing lebih baik aku bernyanyi sajalah, jika memang dia jodohku pasti kami akan bertemu lagi.
Song by Endank:
Sendalku digondol asuTak gephuk sapuSing duwe metuGuk guk gukAsune cilik keloro-loroSing duwe tekoAyu tenanNa na naSing duwe ayu tenananManis tenanNa na naSing duwe manis tenananGuk guk gukAsune cilikNggondol sendalku ra kondo kondoRapopo nek sing duwe asuGelem tak bojoLagi aku terimaKenalan, goro-goro asuKasmaran, goro-goro kewan
Pas aku selesai bernyanyi tiba-tiba: "Ting tong.., ting tong..." Bel rumahku berbunyi dan pas kubuka pintu ternyata dia.
"Hmm, maaf ya tadi sore aku langsung pulang, soalnya sudah dekat magrib, lagian kamu juga seperti kesambet alias bengong (tertegun)." Ucap dia.
"Iya gpp, yuk silakan masuk." Jawabku mempersilakan dia masuk dan kamipun berkenalan.
"Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih telah menjaga kucingku." Ucapnya lagi.
5 menit kemudian kami merasa nyaman, 5 menit selanjutnya menjadi akrab, 5 menit kemudian dia menerima cintaku, 5 menit kemudian aku merasa yakin ingin melamarnya, dan 5 menit kemudian dia setuju menjadi istriku. Sesuai dari perkataanku sebelumnya yang mengatakan: 'ini akan mudah' dan ini benar-benar menjadi mudah.
Singkat cerita, 5 hari kemudian kami menikah dan berbulan madu di Hotel Bawah Laut.
5 hari kemudian kami kembali pulang ke rumah dan dia muntah-muntah alias hamil.
*** 5 bulan kehamilan..
5 bulan berlalu masih ada rasa-rasa manisnya dan mulai mereview sisa-sisa pertanyaan yang belum terjawab di awal berkenalan dan menyelam lebih dalam satu sama lain.
"Sayang, kamu dulu kenapa berenti dari bernyanyi di club. Aku sibuk mencarimu namun tak pernah menemukanmu lagi."
"Dulu aku bernyanyi sambil batuk-batuk, dan juga sering pingsan. Jadi aku mengundurkan diri."
"Oh begitu.."
"Kalau kamu, mengapa menjadikan namaku sebagai nama kucingmu?"
"Kamu sudah tau jawabannya, hehe.."
"Hehe iya, kurasa aku sudah tau jawabannya.. karena kamu ngefans sama aku kan? wkwk!"
"Ya, benar.."
*** 6 bulan kehamilan..
6 bulan berlalu mulai ada asap dan percikan-percikan bara kecil dan rasa pahit udud. Sebagaimana udud pada umumnya yang memiliki berbagai rasa manis, pahit, dan aneka rasa lainnya, dan kebetulan aku menyukai rasa pahit, dari segi makanan aku juga suka yang pahit seperti tumis pare, tumis pete, tumis pucuk bunga pepaya. Jadi aku tidak terlalu kaget dengan sesuatu yang pait-pait.
"Mas, please berhentilah ngudud.. terlebih aku sedang hamil.."
"Iya sayang, aku akan berusaha berhenti.."
"Kamu harus dengerin pemerintah, udud itu sudah masuk ke jenis psikotropika."
"Halah, paling itu ulah negara lain yang kalah saing dengan tembakau Indonesia."
*** 7 bulan kehamilan..
7 bulan berlalu percikan bara semakin membesar. Ibarat ngudud sambil berbaring, percikan baranya mengenai dada, membuat baju jadi bolong dan sedikit rasa perih pada kulit.
"Mas berapa kali harus ku katakan berhentilah, ia tak baik buat kesehatanmu.."
"Iya sayang, aku mengerti tapi, Ah.. I die without it.."
"Tidak, justru kamu akan mati gara-gara itu."
"Salah, justru aku hidup gara-gara ini."
"Berenti gak, sekarang Mas pilih deh: Aku atau udud itu?"
"Tentu aku memilih kamu sayang.. I die without you.."
"Bohong.. Baiklah, jika Mas tak mau berenti, aku juga akan menghisapnya!" Amanda mengambil bungkus udud itu dan mengeluarkannya sebatang, membakarnya, lalu menghisapnya.
"Apa yang kamu lakukan? apa kamu tak memikirkan kandunganmu itu!" Aku merampas udud itu dari bibirnya.
Namun ia malah menjawab: "Katakan itu pada dirimu sendiri." Ia lalu mengambil lagi sebatang, menyalakannya, dan menghisapnya.
"Sayang please, jangan hukum aku! Egh.. egh.." Aku tak menyangka ia senekat itu, dadaku mendadak sesak, kejang-kejang sambil memegang dadaku dan 5 menit kemudian aku terkapar tak sadarkan diri.
"Mas.., Mas.." ia berteriak histeris memelukku yang sedang terbaring dilantai.
***
"Ngiew.. ngiew.." Suara ambulan datang dan akupun dibawa kerumah sakit.
Kami sama-sama anak yatim piatu dan sama-sama anak tunggal, jadi tak memiliki keluarga, kami juga tak memiliki ART dan tetangga kami juga masing-masing dengan kesibukannya sendiri.
Sejak saat itu suasana menjadi semakin kacau, dia mengalami pendarahan dan harus di rawat inap sementara aku lebih parah lagi, Dokter setempat tak bisa mengobatiku dan merujukku ke rumah sakit lain, aku dan dia menjadi terpisah dan itu membuat sakitku semakin parah.
Dr. Agus merujukku ke RS Herman spesialis jantung namun Dr. Herman bingung dan meminta bantuan ahli paru-paru yaitu Dr. Satria namun Dr. Satria juga bingung dan hanya melakukan prosedur seperlunya.
Beberapa jam kemudian aku terbangun dari pingsan dan ku lihat ada perawat laki-laki yang di dada kirinya tertulis Khanif.
Aku memanggilnya, "Nif, punya udud gak? Bagi dong sebatang."
"Maaf Pak, tidak ada, lagipula tidak boleh ngudud di RS."
"Kasi aku udud Nif, nanti ku bayar pakai burung Kakatua seharga 60 juta."
"Maaf Pak, tetap tidak boleh.."
"Kalau begitu, aku boleh meminjam hapemu aja gak Nif, buat menelpon istriku."
"Iya Pak, boleh, silakan." Khanif menyodorkan hapenya tapi sayang aku tak bisa menghubungi istriku karena aku tidak ingat nomor ponselnya.
"Hiks.., hiks.." Aku menangis dan berusaha bangun namun badanku serasa tak berdaya.
Khanif kemudian memanggil Dr. Herman dan Dr. Satria, dan kedua dokter itupun datang memeriksaku.
"Dok, aku bisa minta tolong gak, hubungi istriku di RS Agus, aku ingin tahu kabarnya apakah dia dan kandungannya baik-baik saja?"
"Bapak tolong jangan berfikir macam-macam dulu. Sebaiknya Bapak istirahat saja, soal keluarga Bapak, biar kami hubungi Polisi untuk membantu." Jawab Pak Dokter.
Aku sedikit lega mendengar jawaban Dokter itu dan setelah kedua Dokter itu pergi, aku kembali memanggil Khanif.
"Nif, nanti kalau ada istriku datang dan saat aku sudah tiada, tolong suruh istriku untuk mengudud disampingku ya dan menghembuskan asapnya ke wajahku."
"Iya Pak.." Jawab Khanif, meskipun terlihat bingung tapi dia tetap mengiyakan permintaanku.
"Oya satu lagi Nif, katakan juga pada istriku untuk memasukkan satu pack udud dalam kuburku jika aku mati nanti."
"Baik Pak.." Jawab Khanif semakin terlihat bingung.
***
Sejauh mata memandang ku lihat dua Malaikat datang menghampiriku, mereka bertanya padaku "Apakah aku sudah siap?", dan aku menjawabnya, "Ya siap ga siap aku harus siap." "Keluarlah wahai mahluk tampan!" Perintah Malaikat. Seperti rambut yang dicabut dari tepung, roh ku pun keluar dari tubuhku.
Saat Malaikat akan membawaku ke langit ku lihat Khanif menutup tubuhku dan saat bersamaan istriku datang mendekap tubuh itu.
"Aku minta waktu 5 menit lagi." Tawarku pada Malaikat, dan Malaikat pun mengangguk.
Tampak ku lihat Khanif sedang berbincang dengan istriku menyampaikan wasiatku dan istriku pun melakukannya. Dia tampak berlari keluar dan beberapa saat kemudian ia kembali membawa udud dan korek untuk melakukan wasiat seperti yang ku inginkan, ia menghisap udud tersebut dan menghembuskannya ke wajahku, berkali-kali.
"Sudah 5 menit." Ucap Malaikat mengingatkanku.
"Baiklah." Jawabku.
Tak memerlukan waktu lama, seperti chat yang dikirim melalui WA yang langsung sampai ke si penerima, aku pun langsung sampai di langit. Namun warga langit sepakat akan menghidupkan ku kembali dan mengembalikan rohku ke tubuhku.
Saat rohku kembali ke tubuhku, akupun membuka mata dan sedikit terbatuk, mengibas-ngibaskan asap di wajahku.
"Ga sopan tau meniupkan asap ke wajah orang." Ucapku.
"Lha, elu yang minta seperti itu." Jawab istriku.
"Hihi.. just kiding bibeh.." Akupun meminjam udud yang bekas dihisap istriku, menghisapnya dan menghembuskan asapnya menjadi berbentuk love.
"Amandaku sayang.." Ucapku.
"Jaey is my king.." Balasnya.
Kamipun berpelukan di RS tersebut.
Sementara itu Dr. Agus yang juga ikut mengantar Amanda ke RS. Herman untuk menemui suaminya di RS. Herman tersebut juga hadir disana, selain itu juga ada Dr. Satria, Dr. Herman, dan Khanif menyaksikan semua itu dan mereka hanya bisa geleng-geleng kepala tak percaya bahwa RS milik mereka dijadikan oleh Jaey seolah-olah seperti rumah miliknya sendiri. Tapi mereka senang melihat pasiennya bahagia, wkwk!
Tamat!
Catatan: Beberapa dialog pada cerpen ini terinspirasi dari berbagai kisah nyata:
1. Jendral Sudirman yang sudah tak sanggup lagi merokok dan meminta bantuan istrinya untuk menghembuskan asap ke wajahnya.
2. Seorang artis yang saya lupa namanya, memasukkan satu pack rokok ke makam anaknya.
3. Kucing AS, Kakatua Afrika, terinspirasi dari posting Mr. Tanza.
4. Berita tentang rokok dalam wacana pemerintah, akan digolongkan ke jenis psikotropika.
Keren, dari berbagai informasi diolah jadi satu cerita. Cuma kurang kerennya Agus, Satria, Herman, dan khanif kok cuma numpang lewat.😂😂😂
ReplyDeleteKalo ngudud enaknya merk apa kang? Camel apa esse?
Ya cukup numpang lewat aja mas soalnya takut tokoh utamanya kalah ganteng 🤣
DeleteMerek yg murah2 aja mas soalnya paling dibakar juga 🤣 btw esse yg kecil itu kan dan ada bijinya di dalam, klo bijinya di pencet bunyi "tek" 🤣
Jelas tokoh utamanya kalah ganteng dengan Amanda.🤣
DeleteIya kang, ada kapsulnya di filter makanya kalo di pencet bunyinya glodak glodak gitu.🤣
Kalo yang murah ada kapsulnya kalo ngga salah Fresh Elle, sebungkus isi 20 harganya 12 ribu, cuma ngga ada cukainya.🤣
Gada cukainya, tiruan kah? 😅 Rokok murah ini ribetnya dia sulit nyala, tembakaunya sekeras kayu, kurasa bukan tembakau tapi kayu 🤣
DeleteKayaknya sih tiruan, Elle mirip dengan Esse kan.😅
DeleteKalo keras rokoknya berarti sudah lama, mungkin itu dari zaman batu.🤣
Ya mgkn juga faktor lama, mgkn berbulan2 dari Surabaya dibawa ke Kalimantan naik kapal, pas di kapal mgkn kena air 🤣
Deletekalau gak ada cukainya harganya murah, tapi awas kena razia,, ewekekekekek
DeleteItu lagu judulnya apa, Kang? Belibet lidah saya baca liriknya..hihihi
ReplyDeleteNgga l nyangka ternyata diam-diam mantan penyanyi night club, pantas aja bisa kenal sama Amanda..hihihi
Pernah baca judul beritanya di beranda Opera, seorang artis memasukkan barang-barang kesukaan anaknya ke peti matinya salah satunya adalah rokok cuma ngga tau siapa namanya soalnya cuma baca judul beritanya aja.. wkwkwk
Judulnya klo ga salah Ayu Tenanan, nama Bandnya Endank Soekamti, Band Rock Jogja. Semua lagunya aku suka 🤣👍
DeletePenyanyi di Club hanya cerpen mas, aslinya mah Rapper di Linkin Park, nama Rapper LP klo ga salah JayZ 😅😅
Iya sama aku juga lupa siapa namanya, mau cari di Gugel takut, pasti banyak kuburan 🤣
Nama artis yang memasukkan rokok ke peti mati kalo ngga salah Jaey Gupta.🤣
DeleteYg jadi pertanyaan apakah org sdh mati bisa ngudud dlm kubur? Tapi menurut ulama sih klo amal kita baik kita mendapat makanan enk dlm kubur, bingung aku 😅😅
DeleteBtw, blognya mas Herman kok ngga bisa di klik kolom komentar nya ya, bisanya di klik iklannya.😂
DeleteDi tutup komennya, mgkn takut di komentari sama mahluk gaib 🤣
DeleteIya klik aja supaya Masher semangat berkarya, ya biasanya anak blogger ngomongnya gitu kan "supaya semangat berkarya" 🤣
Hasil searching di Google judulnya lagunya bukan Ayu Tenanan tapi Asu Tenanan, Kang. Nama bandnya unik kayak nama orang.. wkwkwk
DeleteMakhluk gaib yang takut komentar di blog saya, takut saya usir.. wkwkwk
Nanti kalau ada post baru kolom komentarnya baru di buka lagi.. wkwkwk
Iya hu beda sehuruf, asu jadi ayu, hihi.. iya awal mendengar lagunya dulu kirain nama vokalisnya ternyata nama bandnya 😅
DeleteWah hebat, hantu takut sama suhu, ngusirnya pakai batu akik kah huu? 😜
Bikin sudah huu posting baru tentang ngusir pocong 😅😅
Asu tenanan kok jadi ayu tenanan, emang asu.😂
Delete@Hermansyah jangan dibaca kang lagunya, nanti keseleo lidah kita, wekekekek
Deletengeri juga....
ReplyDeleteternyata ada ratusan juta memakai kalung Jaey....
penuh misteri.... 😁🤣👍
Iya dong pak, kucingnya mahal, ditambah kalungnya juga mahal jadi total ratusan juta.
DeleteTapi kayaknya kalungnya bukan berlian asli, soalnya ada nama di dlm berliannya, klo berlian asli kayanya ga bisa di macem2in 😅
😁👍
Delete👍 pak..
DeleteJadi pengen dengerin lagunya xD
ReplyDeleteiya, lagu Endank Soekamti judulnya Ayu Tenanan 👍😅
DeleteAyu tenanan artinya apa kang? 😅
DeleteAyu = cantik, Tenan = sangat, jadi cantik sangat 🤣 aku gatau mas artinya 🙏
DeleteCantik sangat, kayaknya kebalik sangat cantik.😁🤔
DeleteBetul sudah itu mas, cantik sangat itu kagum, klo sangat cantik pujian, wkwk
DeleteSendalku digondol asu
ReplyDeleteTak gephuk sapu
kaing kaing kaing....
Wkwk 👍👍
Deletesendalnya berarti dianggap tulang.... hehehe
DeleteIya pak sandalnya dikira tulang atau mgkn ada aroma2 😅
Deletekeren banget cerpen ni ...enjoy saya membacanya...moga terus berkarya lagi ya
ReplyDeleteTenang gan, sore ntar nongol lagi cerpen baru.😄
Delete@Hanafi, thank you..
Delete@Mas, met ultah 🤣
Lho, aku ultah ya.🤔
DeleteTapi di sini dunia nyata ngga ada yang ngasih selamat apalagi kado apalagi Rongdo kang.😂
Gada yg tau mgkn, klo di fb kan fb yg ngasi tau, coba mas umumin dulu di masjid banyak tuh yg ngasi kado wkwk
Deletehave a great day
ReplyDelete5 menit kemudian kami merasa nyaman, 5 menit selanjutnya menjadi akrab, 5 menit kemudian dia menerima cintaku, 5 menit kemudian aku merasa yakin ingin melamarnya, dan 5 menit kemudian dia setuju menjadi istriku ... 5 kemudian dia jadi istriku, 5 hari kemudian muntah2. Haha ....
ReplyDeletehehehe.....
Deletejudulnya udud is my life,,,
ReplyDelete