Skip to main content

Cerpen: Detik Detik Terakhir

 

Sepasang kekasih Herman dan Ningsih sudah sejak lama menjalin cinta semenjak mereka bedua bekerja bersama dalam satu tim sebagai reporter dan kameramen di lapangan. Setelah berpacaran selama 13 minggu akhirnya mereka menikah pada (13-13-2013) dan 13 bulan kemudian mereka mempunyai anak. Meskipun usia mereka terpaut 40 tahun, Herman (60) dan Ningsih (20) namun pernikahan mereka tetap harmonis. Sampai suatu hari pada ulang tahun pernikahan mereka yang ke-13 mereka mendapat surat PHK dari tempat mereka bekerja. Kini mereka pengagguran dan tabungan mereka semakin menipis, usia Herman yang sudah 73 thn tidak mampu lagi mencari nafkah, sedangkan istrinya Ningsih hanya berjualan rujak untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan untuk biaya sekolah anak mereka yang sudah beranjak 13 tahun yang biaya sekolahnya semakin besar.

"Andai dulu aku menabung saham." Ucap Herman membatin sambil berkipas-kipas dengan songkoknya di teras rumahnya.

Karena kebutuhan yang semakin besar akhirnya mereka sepakat bahwa Ningsih akan berangkat ke Tanah suci menjadi TKW.

Sesampainya di Arab, Ningsih masuk ke rumah No-13 yaitu rumah majikannya seorang saudagar kaya bernama Tuan Dahlan Al Satriadi dan memiliki tiga istri bernama Saqinah, Mawaddah, dan Warohmah.

13 hari bekerja di Arab, Ningsih mendapat kabar duka dari Indonesia bahwa Herman telah tiada. Ningsih tak bisa pulang karena terikat kontrak dengan majikannya dan dia juga tak berani memberitahu majikannya. Hari2 Ningsih berlalu dengan kesedihan, beruntung ART di tetangga kanan kirinya merupakan ART asal Indonesia juga, setidaknya ada teman satu bahasa yang dapat menjadi teman berbagi cerita.

Hanya dengan mengingat anak satu2nya hanya itu yang membuatnya tegar dan tetap bekerja meskipun kadang2 kehilangan fokus dan banyak melamun. Pernah suatu hari majikan perempuannya memintanya untuk mengambil koper di dalam kamar di atas lemari. Jarak antara lemari dan tempat tidur berdekatan dan saat itu Tuan Dahlan sedang tidur. Saat Ningsih menarik salah satu koper dan koper lainnya berjatuhan mengenai tubuh Tuan Dahlan.

Spontan Tuan Dahlan bangun dan mengomel dengan bahasa arab sambil menangis-nangis kesakitan. Ningsih yang tak mengerti bahasa arab menyangka Tuan Dahlan sedang mengaji sambil menangis.

"Sungguh khusyuk sekali dia membaca kitab suci sambil menangis." pikir Ningsih sambil berlalu meninggalkan Tuannya yang sebenarnya sedang mengomel kesakitan.

Selain itu Tuan Dahlan sebenarnya mengidap suatu penyakit ayan. Kalau penyakitnya kambuh, ketiga istrinya kadang tidak tega melihat suaminya mengalami itu. Pernah suatu hari ketiga istrinya sepakat meracuni Tuan Dahlan karena saking tidak teganya kalau melihat suaminya kambuh. Namun setelah diracuni dia masih hidup. Ketiga istrinya jadi penasaran dan bertanya2 padanya, "kok bisa?".

Tuan Dahlan hanya menjawab sekenanya: "Mungkin karena aku selalu berdoa setiap sebelum dan sesudah minum". Namun diam2 dalam hatinya juga bertanya2, "kok bisa aku kebal racun." Sejenak ia teringat akan kisah jaman dulu yang mempunyai kemiripan dengan kisah ini. "Hanya Allah yang tahu." ucapnya kemudian.

***

Tak terasa 13 bulan sudah berlalu Ningsih bekerja di Arab dan sudah menunaikan Haji, Hajjah. Ningsih. Ia melihat kalender tanggal 13. "Sebentar lagi kontrakku berakhir dan bisa pulang menemui anakku." ucapnya membatin dan tanpa terasa mengucurkan air mata.

Sambil melipat pakaian dan akan memasukkannya ke lemari majikannya tiba2 ia mendapati Tuan Dahlan sedang ayan di tempat tidurnya dan tak berselang lama dia diam seperti tak bernyawa. Hj. Ningsih panik dan memanggil ketiga Nyonya-nya.

"Mrs.. Mrs.. Help me please.. come here!".

Ketiga Nyonya itu berlarian menuju suami mereka serta memanggil Dokter namun Dokter menyatakan kalau Tuan Dahlan sudah tiada.

Setelah Dokter pergi, ketiga Nyonya itu memarahi dan menuduh Hj. Ningsih sebagai Pembunuh dan melaporkankannya kepihak berwenang. Tanggal 13 jam 13, Hj. Ningsih dinyatakan bersalah dan Pengadilan menjatuhinya hukuman mati dalam batas waktu 13 hari kedepan serta denda 4 Triliun Rupiah.

***

Kabar ini terdengar oleh media Indonesia dan viral. Beberapa Ormas mengadakan penggalangan dana untuk menebus Hj. Ningsih sebesar 4 Triliun dalam batas waktu 13 hari tersebut. Semua Perusahaan di Indonesia serta Masyarakat bahu membahu menggalang dana hingga akhirnya terkumpul sebanyak 3 Triliun namun masih kekurangan 1 Triliun.

Batas waktu eksekusi hanya tersisa 1 hari lagi. Ningsih hanya bisa pasrah, ia hanya bisa menangis di dalam sel tahanan, kini ia hanya sendirian hanya Tuhan harapannya, ia selalu percaya rencana Tuhan pasti baik, akan ada ujian untuk menguji, akan ada ujian susulan jika tidak lulus2, hingga naik kelas.

Keesokan harinya tepat jam 13 atau jam 1 tengah malam ia akan dieksekusi. Saat ini sudah jam 12 malam petugas telah bersiap membawanya keatas panggung yang disaksikan warga masyarakat Arab. Hanya tersisa satu jam lagi jelang eksekusi, hampir mustahil mendapatkan uang sebesar 1 Triliun dalam sejam melalui penggalangan dana untuk menambahi kekurangan dana yang sudah terkumpul.

Waktu semakin cepat berlalu hanya tersisa 30 menit lagi eksekusi akan dilakukan. Sementara itu di Indonesia sedang terjadi demo besar2an, hamparan pendemo mengibarkan bendera merah putih sambil berteriak dan bernyanyi.

"Indonesia merah darahku, putih tulangku.. bersatu dalam semangatku.. Gebyar-gebyar pelangi jingga.."

Setelah beberapa lagu dibawakan oleh Gombloh dalam acara penggalangan dana sekaligus demo tersebut akhirnya orang yang di tunggu2 muncul juga. Untusan istana sekaligus juru bicara kepresidenan, H. Agus Widodo, naik ke panggung dan berpidato.

"Saudara saudara sekalian, sebangsa dan setanah air. Kita tau saudara kita Hj. Ningsih..." H. Agus Widodo diam sejenak tak melanjutkan kata2nya, ia terlihat membuka kaca matanya sambil menyeka matanya dengan tisu.

Pendemo berteriak: "Woy cepat woy.."

Saat ini waktu hanya tersisa 3 menit lagi menjelang eksekusi. Semua menjadi tegang, sebagian besar pendemo dari kalangan wanita sudah menangis histeris, halaman demo berubah menjadi suara tangisan.

H. Agus Widodo kembali memasang kaca matanya dan melanjutkan pidatonya.

"Atas nama bangsa.." teriaknya kemudian, sambil melirik kekiri dan kanan.

"Atas nama Pancasila." 

Waktu sudah menunjukkan pukul 12.59 atau jam 12 lewat 59 menit, 1 menit lagi eksekusi akan segera dimulai. Sebagian besar pendemo sudah banyak yang pingsan dan sebagiannya lagi duduk berpangku lutut tak berdaya saking sedihnya.

H. Agus Widodo melanjutkan pidatonya.

"Atas nama saling bersaudara." Ujarnya dengan lantang sambil mengangkat2 gepalan lengannya.

"Menyelamatkan satu nyawa sama dengan menyelamatkan seluruh umat manusia."

"Oleh karenanya, Pemerintah siap membantu 1 triliun untuk menambah kekurangan tersebut."

Sontak terdengar gemuruh suara pendemo sambil mengangkat2 Pak Agus. "Hidup Pak Agus.. Hidup Pak Agus..!"

***

Arab Saudi jam 13.00. Hj. Ningsih sujud syukur dan didampingi kementrian luar negeri, Jaey Biden, beserta Komnas HAM, Jendral Anton, dan kementrian pemberdayaan perempuan, Susilawati. Menuju Bandara International Arab Saudi untuk bertolak ke Indonesia.

***

Herman yang masih tertidur juga ikut mengacungkan tangan "Hidup Pak Agus.. Hidup Pak Agus..!"

"Mas.. Mas.. bangun Mas" ucap Ningsih pada Herman yang tertidur di teras tersebut.

"Kamu gak usah jadi TKW aja ya." Jawab Herman tersengal2 ketika terbangun.

"Emang yang mau jadi TKW siapa Mas?" Jawab Ningsih.

***

Kijang Innova Reborn berhenti tepat di depan warung milik Ibunya Herman.

"Permisi Tante, Mas Hermannya ada gak?"

"Ada tuh lagi tidur diteras, samperin aja Neng."

"Mas bangun Mas, Lho, Masher ini? Kan kita udah janjian sore ini mau mewawancara orang."

"Busyet dah, gua mimpi dalam mimpi." Jawab Herman sambil mengucek-ngucek mata.

Tamat!

Comments

  1. tumben mas kang hermannya di buat serius, biasanya lucu, kata-katanya bijak juga tuh, andai aku dulu nabung saham, coba di ubah mas

    andai aku dulu pelihara tuyul pasti sekarang saya sudah kaya,..wkwkckk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Herman mmg kdg2 orangnya mas, kdg lucu kdg serius..

      Iya nanti kita usulkan buat Herman miara tuyul 😆

      Delete
    2. Mungkin dia habis salah makan.. wkwkwk

      Delete
    3. Bukan mungkin lagi, tapi memang salah makan.😂

      Delete
    4. atau mungkin dia belum makan, he-he

      Delete
    5. Betul ya KuanYu salah makan? 🤣🏃‍♂️

      Delete
    6. Keinjek sesuatu kyknya nih? 😆

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh Dodo lg bahas menteri ya, aku blm ke Blognya 😆

      Ya awalnya diperankan Pratiwi tapi krn mgkn ini agak sadis jadi cari aman 😆 jaraknya 20 tahun biar Herman bacanya jd nangis2 😆

      Agus mmg gitu, dramatis orangnya biar jande2 pade kepo katenye 😆

      Ya begitulah Ningsih, itu yg membuat Herman cinta mati sama dia 😆🏃‍♂️

      Delete
    2. Biar jadi cameo tapi honornya lumayan kan, mbak? Hihihi

      Delete
    3. Apa sih cameo2 nama burung kah? 😆

      Delete
    4. Bukan nama burung tapi nama menteri di planet Vulcan.. wkwkwk

      Delete
    5. This comment has been removed by the author.

      Delete
    6. Woi, mana bayarannya nih, biarpun dikit tapi ada kan buat beli kuota.😁

      Delete
    7. Nah vulcan itu dimana lagi, setauku itu nama batu, batu vulcanik 😆

      Delete
    8. Iya anggap aja diskon commerce bulan desember 😆

      Tuan Dahlan yang bayar 😆

      Delete
    9. Vulcan tuh planet yang tetanggaan sama klingon, kang

      Delete
    10. Oh klingon, baiklah 😆

      Delete
    11. Wah kang jaey ngga tahu planet Vulcan? Kasihan sekali.🤣

      Saya juga ngga tahu sih.~

      Delete
    12. Berarti cuma Masher ya yg tau vulcan, kasihan sekali Masher 😆

      Delete
    13. This comment has been removed by the author.

      Delete
    14. Mantap lbh asik lagi klo ditambahi 2000 komen behaha 😆

      Delete
    15. Ngga sejuta aja sekalian, kang.. wkwkwk

      Delete
    16. Lebih asyik lagi 10ribuan komen

      Delete
    17. Lbh asik lg kalo ada yg ngasi duit 😛

      Delete
  3. Setelah berpacaran selama 13 minggu akhirnya mereka menikah pada (13-13-2013) dan 13 bulan kemudian mereka mempunyai anak.

    what defak, tolong kasi tau saya di mana bisa beli kalender 13 bulan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah jangan dipikirkan, dibawa tertawa saja, itu lucu kok padahal 🤣

      Delete
    2. anjir ada kata WHAT THE FUCK, itu artinya apa ya,....wkwkckkk,..pura-pura enggak tahu ajalah,....ciut-ciut

      Delete
    3. WTF kenapa ciut kang, lagi hujan kah? 😆

      Delete
    4. This comment has been removed by the author.

      Delete
    5. wotdefak itu kalo di indonesia artinya anjay wkwkwk

      Delete
  4. Mimpi di dalam mimpi, kok bisa? Gimana caranya tuh ajarin dong?

    ReplyDelete
  5. Bahlul Ente.... Massa ane ente tibanin koper...🤣🤣🤣

    Beehaaaa suuueee...Oohh Agus Widodo kalau Jeda sebentar lap kacamata...Kenapa nggak lap ingus saja..🤣🤣

    Sama kaya si Dhodo Diomelin Menteri ...Tapi cuma Mimpi..🤣🤣🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebetulnya mmg mau ditulis lap ingus kang tapi takut 😆😆

      Sebenarnya tak ada kaitan sama menteri samasekali, cerpen ini soal TKW dan hukuman mati, ini kisah nyata beberapa bulan lalu 😆

      Delete
    2. cerita dari kisah nyata memang beda kalo dibaca lebih ngena

      Delete
  6. Numpang nyepam suruh suhu Herman...🤣🤣

    https://hermansyahmywapblog.blogspot.com/2020/11/makhluk-manis-dalam-lift-cerpen.html?m=1

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah wah punya blog baru kah, panjang amat nama sub domainnya, sip cek tkp 👍😆

      Delete
    2. Panjang tapi ngga sepanjang kereta babaranjang, kang

      Delete
    3. Tadinya mau pakai Hermansyahmwb tapi udah ada yang pakai, kang

      Delete
    4. Oh, kirain tadinya sengaja mmg suka yg panjang2 😆

      Delete
  7. Wkwkwk ternyata Ningsih jadi TKW itu cuma mimpi ya, kirain aku mau dijadikan istri keempat tuan Dahlan El ngududi.

    Besar amat mintanya 4 triliun, biasanya kalo TKW terancam hukuman mati cuma satu juta saja, sepertinya tuan Dahlan minta 4 t itu buat kawin lagi deh.😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. ha-ha, ku aku mau ngakak ya baca komen yang satu ini,...

      Delete
    2. Iya cuma mimpi, gimana mau kawin lagi kan dia sudah tiada, kecuali kawin sama cempaka atau larasati yg sama2 tiada 😆

      Mau ngakak atau sdh ngakak, kang kuan? 😆

      Delete
  8. Luar biasa ceritanya, baca ikut deg degan.👍

    ReplyDelete
  9. [Ningsih yang tak mengerti bahasa arab menyangka Tuan Dahlan sedang mengaji sambil menangis]

    ... Hua ... Hahahhaa ...
    Sumpah bikin ngakak baca kalimat sampai disitu.
    Jadinua galfok baca kelanjutannya 🤣🤣
    Ada-ada ajaaa deh pinter banget milih kalimatnya ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lelucon ini waktu itu marak muncul ketika seseorang menulis huruf Arab pada sandal.

      Orang Indo kan biasanya memberi tanda pada sendal jepitnya dgn nama dll.

      Yg lain protes ketika melihat huruf Arab di sendal, huruf Arab di injak. Keluarlah lelucon ini yg bermakna bahwa huruf Arab itu samasaja dgn huruf lainnya, tidak masalah ditulis dimanapun. 😆

      Delete
    2. Sepertinya yang pernah ramai di FB itu ya, kang?

      Delete
    3. Oh, gituuu ..., mas Jaey

      Delete
    4. Iya Masher, Mashim, intinya saya mengajak berfikiran terbuka, bahwa banyak kesalahpahaman terjadi buah dari ketidaktahuan di negeri ini, banyak yg menyangka Arab itu hanya muslim padahal banyak juga agama lain, ini tugas kita sebagai Blogger saling berbagi apa yg kita ketahui melalui Blog yg dpt diselipkan di cerpen 🤣

      Delete
    5. keren nih.. ada pelajaran yang tersampaikan lewat cerita pendek ini.

      Delete
  10. TErnyata mimpi to
    Emang hidup di negar orang itu tidak enak dan tidak mudah
    Selalu ada hal lain yang menjadi cerita
    Hidup gomblok

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul gan lebih baik di negeri sendiri rumah sendiri 😆

      Delete
    2. ada pepatah mengatakan bahwa makan singkong di kampung sendiri lebih nikmat dibandingkan makan di restoran mahal di kota

      Delete
  11. aduh ninggalin jejak dulu mas, baru aktif lagi hehe

    ReplyDelete
  12. Senyum-senyum sendiri sambil ngelus pipi, sepertinya ada air mata yang menetes. Entah karena sedih, lucu, atau mata saya kelilipan 😁

    Ceritanya seru, yang pada komen juga gokil abiss 😁

    ReplyDelete
  13. ohh mimpi dalam mimpi rupanya :)

    ReplyDelete
  14. Biarpun cuma mimpi, haji Agus itu bertele tele dan buang waktu yang tinggal hitungan menit. Piye toh..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ditunggu artikel terbarunya

      Delete
    2. saya juga menunggu artikel terbarunya

      Delete
    3. Saya juga ikutan nunggu nih, kok belum ada.😂

      Delete
  15. Meski cuman mimpi.. kalau diceritakan jadi puanjang.. Akh jadi ingat Agus Widodo.. Tapi yang mana ya?

    ReplyDelete

Post a Comment