"Nguuuuuuuung, wuzz!" Mobil Agus melaju kencang dalam perjananan pulang menuju rumahnya yang agak jauh di pedesaan.
Saat bersamaan ada segumpal api seperti meteor yang sedang terbang seolah mengajak Agus untuk balapan.
Hari sudah senja membuat Api terbang itu terlihat sangat jelas.
Agus heran dan bertanya-tanya mahluk apakah itu, sehingga ia memperlambat laju mobilnya dan Api terbang itu menang balapan dan menghilang dari pandangannya.
Tak berapa lama dari arah depan mobilnya Agus melihat motor dan pengendaranya tergeletak di tengah jalan, serta ada sebuah truk yang juga berhenti disana, sepertinya baru saja terjadi tabrakan antara motor dan truk.
Agus bingung tak tau harus berbuat apa, ingin menolong tapi dia takut melihat darah, ingin meminta pertolongan warga tapi tampaknya tak ada warga disekitar sana, ingin menelpon Polisi tapi tak tau caranya, kebingungan yang sama juga sepertinya di alami oleh supir truk tersebut.
Dalam kebingungannya pikiran Agus terbagi dua, memikirkan orang yang kecelakaan itu dan memikirkan Api terbang tadi, ia baru teringat Api terbang itu sama persis dengan Api yang datang dalam mimpinya ketika tertidur dalam bathtub.
"Ayra dan Vania, anak dan istriku hanya berdua dirumah." Wuzzz Agus kembali memacu mobil Alphardnya meninggalkan tempat kecelakaan itu.
***
Sampai dirumahnya, setelah melakukan aktifitas seperti biasa, mandi, makan, dan tidur, namun malam ini Agus tak bisa tidur, pikirannya masih di hantui oleh Api terbang.
"Apa aku pindah rumah saja demi keselamatan keluargaku, barangkali aku dan keluargaku jadi incaran mahluk itu."
Saat sedang memikirkan itu tiba-tiba dari balik jendela kaca meskipun tertutup korden tapi Agus bisa melihat sekelebat bayangan api meliintas.
Agus menggoyang-goyang tubuh istrinya, "Van, Van, Vania, bangun.."
Vania bangun sambil melirik jam, tampak pukul 2 dini hari "Ah, Papah selalu gitu bangunin Mamah tengah malam, heufft.."
"Bangun, bangun woy, ada hantu kebakaran." Wajah Agus tegang sambil waspada kalau-kalau Api terbang itu menabrak kaca jendela.
Dari balik kaca jendela tampak kobaran api dan untungnya tak menimbulkan kebakaran.
Vania yang tadinya salah paham dengan suamianya kini menjadi terkejut melihat itu.
Tak banyak yang dapat dilakukan karena rumah mereka cukup jauh dari pemukiman warga lain, mereka sengaja memilih tempat ini karena kecintaan akan susana alam dan menyukai kesunyian.
Suara kembali muncul disela suara kobaran api, mereka berdua membaca ayat kursi untuk mengusir mahluk itu.
"Upaya yang bagus! doa kalian membuatku terbakar, haha!" Mahluk itu meledek.
Agus dan Vania terus-terusan mengulang doa yang mereka baca membuat mahluk itu akhirnya kualahan juga.
"Baiklah, Baiklah, kalian berdua, dengarkan aku baik-baik, aku hanya akan mengucapkan ini satu kali saja, okey?"
"Aku menginginkan anak kalian, Ayra untuk diberikan padaku."
"Jika kalian bersedia aku akan menggantinya dengan duit seratus juta."
"Kalian lapor Polisi, Ustad, Dukun, atau menceritakan pada Siapapun, kalian akan mati. Jelas? Kuharap kalian paham."
"Oya, berdoalah dengan niat mengharapkan pertolongan Allah bukan berniat karena takut pada hantu. Dan jangan berfikir bahwa doa yang menolong kalian tapi berfikirlah bahwa Allah penolong satu-satunya. Oke, bye-bye!" Api terbang itu pergi meninggalkan Agus dan istrinya yang tampak tersengal-sengal.
Dulu Ayla (Alm), anak pertama Vania dan Agus yang diganggu oleh Boneka Arwah, kini saat mereka punya anak kedua bernama Ayra, lagi-lagi jadi rebutan oleh mahluk halus. Apa yang menyebabkan itu terjadi, apakah anak-anak dari Vania dan Agus memiliki keistemewaan tersendiri.
"Apa yang harus kita lakukan, Pah. Mamah gak mau nyerahin anak kita." Vania mendekap Ayra yang sedang tidur.
Agus tak menjawab, ia memikirkan kecelakaan saat dalam perjalanan pulang kerumahnya senja tadi, mahluk Api terbang itu sepertinya memiliki kemampuan membunuh orang lain, atau semacam mampu membuat Motor dan Truk bertabrakan, dan mungkin Api terbang ini memiliki kaki tangan hantu lain. Jadi ancaman mahluk Api terbang ini sangat serius dan dia mampu membunuh.
"Kita pikirkan besok pagi saja, Mah." Namun sampai pagi mereka tak dapat tidur.
***
Pagi-pagi sekali Agus dan keluarganya memutuskan pergi dari rumah itu dan berencana tinggal di kota sementara waktu. Barangkali keramaian kota dapat menghentikan hantu itu.
Dalam perjalanan dari rumah mereka ke kota lumayan jauh, memerlukan waktu sekitar 30 menit melewati jalanan yang sunyi, dan saat Agus melihat ke spion, dari arah belakang tampak kobaran api terbang rendah sedang melaju mengejarnya, tak berapa lama kobaran api itu mendahului mobil yang Agus kendarai, Agus menghentikan mobilnya.
Dari kaca depan mobil, Agus dapat melihat dengan jelas mahluk itu, rambut mahluk itu panjang dan kusut, wajahnya seperti manusia namun putih pucat, dan semua organ dalam tubuhnya semuanya terlihat, mahluk itu tak memiliki tubuh, tangan maupun kaki, hanya kepala beserta organ tubuh yang diselimuti kobaran api.
"Tolong, kembali lah ke rumah kalian, aku tak ingin menyakiti kalian, aku hanya menginginkan anak kalian, kalian tentu tak keberatan, kalian bisa membuat anak lagi, aku mohon!"
Sontak mata Ayra naik keatas, juling atau sawan. Agus dan Vania panik melihat keadaan anak mereka yang secara tiba-tiba.
"Wuzzz." Hantu kepala dan organ tubuh yang diselimuti kobaran api itu terbang pergi meninggalkan mereka.
Agus dan Vania sepertinya tak memiliki banyak pilihan, teror mahluk ini tampaknya tak peduli lagi siang ataupun malam, dia bisa muncul kapan saja.
Tak ada pilihan lain, Agus dan Vania terpaksa kembali ke rumah mereka membawa Ayra yang kini diam membisu dengan mata jereng keatas.
Sesampainya di rumah, Vania mendesak Agus untuk mencari jalan keluar namun Agus juga sama bingungnya karena mahluk itu mengancam tak boleh menceritakan pada siapapun.
Andai Satria dan Herman datang kerumah Agus mungkin setidaknya dapat membantu memikirkan jalan keluar, tapi semenjak Agus menikah dengan Vania, kedua sahabatnya itu tak pernah lagi berkunjung ke rumah Agus, terlebih saat Agus sudah menikah tak pernah lagi minum Anggur merah ataupun merokok, dimana ini merupakan salah satu alasan kedua sahabatnya itu untuk berkunjung ke rumah Agus yaitu untuk mabuk-mabukan dan tentunya membawa WTS kerumah Agus.
"Mah, Papah berencana ingin mengundang Herman dan Satria ke rumah ini, kalau mereka membawa Anggur merah, untuk sementara biarkan saja dulu ya Mah, jangan di omeli, kita memerlukan bantuan mereka."
"Apapun, demi anak kita, Pah." Vania pasrah.
"Tapi bagaimana kalau mahluk itu juga melarang ada tamu berkunjung ke rumah ini, Pah? Bisa-bisa mahluk itu akan mengamuk!"
"Kita lihat saja nanti, Mah. Sepertinya mahluk itu tidak benar-benar jahat atau seperti sedang terpaksa untuk jahat, Papah bisa lihat dari kalimat yang dia gunakan saat dia menghentikan kita dalam perjalanan tadi. Mahluk itu menggunakan pemilihan kata 'Tolong' dan 'Mohon', itu tandanya dia juga sedang tidak berdaya atas apapun yang menimpa dia."
"Woy, Bro, halo, apa kabar?" Agus menyapa Satria melalui ponsel.
"Woy, tumben lu nelpon gua, pasti ada hantu ya?" Dua tahun lalu saat Agus diganggu Boneka Arwah juga menghubungi Satria, jadi Satria seolah beranggapan ada hantu setiap Agus menghubunginya.
"Bro, Bro, tebakan lu selalu benar!"
"Oke, bentaran gua kesana, ini lagi nanggung, sedang goes sepeda."
"Ajak Herman juga Bro, biar bisa dijadikan tumbal." Sejak teror Boneka Arwah, Agus jadi semakin terbiasa dengan hantu-hantuan, jadi masih dapat bercanda meski dalam situasi seperti ini.
"Haha, oke, oke!"
Tiba-tiba ada cewek cantik yang juga sedang goes berpapasan dengan Satria dan tanpa sadar "Brukk, duh pecah." Ponsel infinix milik Satria terjatuh.
***
Seperti biasa Satria dan Herman langsung datang kerumah Agus saat itu juga dan Agus menceritakan semuanya pada kedua sahabatnya itu.
"Rumit juga, ya!" Ucap Herman.
"Takkan rumit jika ada Bir, solusi akan akan mengalir." Satria menggaruk-garuk pipi dengan ujung telunjuk, hanya bergurau mengucapkan itu.
"Thank you, sudah mau datang. Kopi juga sama dapat membuat ide bermunculan." Vania datang membawakan 3 cangkir kopi.
"Tadi saat dalam perjalanan kesini saya lihat ada 'Praktek Spesialis Hantu' disana. Sudah coba kesana belum, Mas?" Tanya Herman pada Agus.
"Praktek Spesialis Hantu? Perasaan bertahun-tahun lewat dijalanan sana saya tak pernah melihat ada yang buka praktek semacam itu." Agus.
"Mas pulang perginya ngebut terus kali jadi gak liat." Herman.
"Kang Sat, liat juga gak tadi?" Herman mencari pembenaran ke Satria.
"Gak, aku fokus nyetir tadi sambil mikirin ponsel yang jatuh." Separuh jiwa Satria masih melayang bersama wanita yang berpapasan dengannya saat dia goes tadi. Andai tak ada keperluan mendesak seperti sekarang ini, mungkin dia akan menguber wanita itu sampai dapat.
"Ada, seriusan, saya lihat tadi saat dalam perjalanan kesini, Tempat prakteknya di sebuah rumah dan ada tulisan besar." Herman.
"Percuma juga kesana, kan hantunya melarang?" Agus.
"Lha apa bedanya, kan hantunya juga melarang cerita pada siapapun, tapi Mas tetap menceritakannya pada kami, dan kelihatannya aman-aman saja setelah Mas bercerita pada kami." Herman sambil mengarahkan pandangan ke sekeliling pekarangan tempat dimana mereka ngobrol saat ini.
"Baiklah, bantu saya menyelesaikan masalah ini, jika berhasil, saya akan kasi kalian hadiah ponsel masing-masing satu." Agus berharap banyak agar masalah ini dapat segera selesai karena menyangkut Ayra putri semata wayangnya yang bahkan saat ini masih diam dengan mata juling keatas.
***
Agus, Satria, Herman, akhirnya memutuskan pergi ke tempat 'Praktek Spesialis Hantu', Vania dan Ayra juga ikut karena sekalian ingin memeriksakan Ayra.
Satria mengeluarkan sesuatu yang dibungkus kain hitam dari balik bajunya, dan mengeluarkan benda tersebut dari pembungkusnya, sebuah tombak yang tampak seperti benda pusaka atau yang dikenal sebagai 'Tombak Maut peninggalan Pendekar Hantu Laut', tombak tersebut memiliki tongkat yang dapat dipanjangkan, Satria menarik tongkatnya kebawah hingga tombak itu memanjang.
"Kamu jalan duluan, Gus. Nanti aku sama Herman berjaga-jaga mengikuti dari belakang." Sudah sejak lama Satria menanti ingin menggunakan kehebatan tombak tersebut barangkali dapat buat dipakai melawan hantu. Sejak ia mendapatkan tombak tersebut secara cuma-cuma dari seorang pengemis yang dia tolong dan pengemis itu berpesan untuk menggunakannya dengan bijak.
Mobil mereka melaju beriringan di sepanjang jalan yang sepi dan tak terasa akhirnya mereka sampai ketempat tujuan tanpa kendala.
'Praktek Spesialis Hantu', mereka masuk kedalam rumah praktek itu dan tampak sepi mungkin karena tempat prakteknya baru buka atau memang tak ada orang yang sedang sakit.
Penjaga mengantar mereka masuk kedalam untuk menemui "Sang Dukun", namun di luar dugaan mereka, dukun ini tak seperti dukun pada umumnya, dia keren dan modis bak model.
"Can i help you?" Dukun itu juga berbahasa inggris.
Agus menjelaskan pada dukun itu kalau Ayra tiba-tiba sakit saat melihat hantu Api terbang.
"Kuyang, nama hantu itu Kuyang. Ada juga yang menyebutnya Pananggalan dan ada juga yang menyebutnya Pajjat." Pak Dukun menjelaskan setelah mendengar ciri-ciri yang disampaikan oleh Agus.
"Tolong obati Ayra, Pak." Pinta Agus.
"Anak ini sepertinya kena penyakit Ai'n atau penyakit akibat pandangan mata jahat. Atau bisa juga muncul dari pujian orang-orang yang gemas padanya karena saya perhatikan anak kamu ini sangat manis bikin gemas bagi siapa saja yang melihatnya. Gemas yang berlebihan menimbulkan rasa ingin mencubit, memuji, yang pada akhirnya membuatnya menjadi sakit. Oleh karenanya jangan gemas atau senang atau memuji secara berlebihan dan sebaliknya jangan benci berlebihan karena Allah tak menyukai sesuatu yang berlebihan. Setiap ingin memuji atau kagum hendaknya sertakan kalimat Subhanallah atau MasyaAllah, atau minimal dalam hati mengingat Allah bahwa semua adalah ciptaanNya. Jangan sampai kekaguman pada mahlukNya melebihi kekaguman pada Penciptanya."
"Jadi apakah dapat diobati, Pak?"
"Bisa, Bisa, tapi saya tidak tau caranya, saya hanya konsultan di bidang klenik, hanya tempat konsultasi saja alias tidak mengobati. Kalian bisa mencoba berobat ke orang yang lebih paham penyakit Ai'n."
"Kalau soal Kuyang, itu bagaimana, Pak, dia meganggu saya terus?" Agus curhat.
"Kuyang setau saya adalah manusia yang memiliki ilmu hitam, dia pergi ketempat yang jauh dari jangkauan lalu dengan ilmunya dia mencopot kepalanya hingga organ dalam tubuhnya ikut copot dan menyisakan tubuhnya seperti cangkang kosong, lalu dia terbang untuk mencuri buah-buahan di pohon dan kobaran api yang menyertainya itu merupakan keringat dia yang bertetesan, jadi jika ada manusia yang jarang pakai baju dan tampak kegerahan kemungkinan dia memiliki ilmu hitam. Kuyang ini dapat di tangkap dengan cara, saat dia terbang diatas dan dibawahnya kita pecah satu buah rempah pala maka dia akan jatuh tak berdaya atau cari cangkang tubuhnya karena setelah terbang dia akan kembali ke tubuhnya."
"Pasti sulit mencari tubuhnya?" Agus.
"Iya sepertinya sulit, kecuali kamu juga menjadi Kuyang mungkin akan mudah mencari tubuhnya." Dukun.
"Kuyang vs Kuyang." Herman.
"Maksud Bapak, saya harus menjadi Kuyang juga jika ingin menangkap Kuyang?" Agus.
"Jika memecah rempah pala tidak memungkinkan, maka hanya itu satu-satunya cara yang dapat dilakukan." Dukun.
"Dia pasti terbang berpindah-pindah sehingga sulit untuk memecah rempah pala tepat dibawah dia." Satria.
"That rights." Dukun.
"Apakah dia bisa dibunuh saat terbang?" Agus.
"Kemungkinan bisa tapi sulit karena dia memiliki kecepatan dan selincah Jet Tempur." Dukun.
"Yaya, kami pernah balapan dan dia menang, saat itu saya memakai mobil Alphard." Agus.
"Kemungkinan bisa dengan teknologi tapi mungkin akan mahal biayanya." Herman.
"Pah, Ayra sudah sembuh." Vania.
"Ah, syukurlah." Agus.
"Baiklah, kalau begitu kami permisi pulang dulu, Pak." Agus pun menuju kasir untuk membayar dan ternyata tarif Pak Dukun satu ini tidak main-main, tarifnya sama dengan ketika konsultasi dengan Pengacara ternama. Tapi mau gimana lagi, mau tak mau harus membayar karena saat masuk tadi Agus sudah tanda tangan kontrak tanda setuju untuk konsultasi, tapi paling tidak Ayra sudah sembuh secara tiba-tiba.
***
Saat kembali ke rumah, Agus meminta Satria dan Herman untuk menemaninya selama beberapa hari sampai masalahnya selesai, karena Agus kuatir mahluk itu akan mengamuk karena telah banyak syarat yang mereka langgar.
Agus juga telah menambah personil penjaga, anjing pelacak, dan memasang cctv tambahan.
Sementara tanpa Agus ketahui, hantu tersebut juga membawa pasukannya, membawa jelmaan roh-roh mati penasaran, mulai dari jelmaan Amira sampai Larasati.
Tepat pukul 2 malam jelmaan Larasati dan Amira serta Khanif datang kerumah Agus, ketiga jelmaan itu meniupkan sesuatu dari mulutnya membuat semua mahluk bernyawa jadi tertidur.
Dan setelah itu ketiga jelmaan itu menembus tembok untuk menculik Ayra tapi mental oleh cahaya yang keluar dari mata Tombak Maut milik Satria.
Tapi tidak dengan Kuyang, dia tidak terpengaruh oleh cahaya tombak karena separuh dirinya adalah manusia namun ia tak punya kemampuan menculik karena tak punya tangan untuk menggenggam.
Tak ingin buang-buang waktu, Kuyang langsung melancarkan maksud dan tujuannya yang sebenarnya. Dia menginginkan Ayra karena telah memilihnya menjadi pewaris ilmu Kuyang karena ilmu ini kalau tak diwariskan maka akan terus melekat pada pemiliknya dan itu membuat Kuyang tak rela menjadi Kuyang seumur hidup sementara dia tak mempunyai istri dan keturunan, setiap menikah istrinya diambil oleh setan sebagai tumbal tapi karena ketiga jelmaan tadi mental oleh cahaya tombak dan pergi begitu saja sehingga rencana Kuyang jadi gagal, karena kepergian ketiga jelmaan itu maka semua mahluk bernyawa dirumah itu jadi normal kembali dan terbangun ketika mendengar Ayra menangis.
Vania yang pertama terbangun langsung berteriak begitu menyaksikan dalam kamarnya penuh kobaran api dari keringat Kuyang. Mendengar teriakan Vania, Agus jadi terbangun, Satria dan Herman yang ada di kamar sebelah juga terbangun serta seluruh personil penjaga berdatangan, termasuk anjing pelacak yang terus menggonggong.
Kuyang terjebak dilema antara harus pergi ataukah bertahan, "Yes or Never". Dia sudah melangkah sejauh ini dan butuh waktu lama untuk mengulang kembali.
"Help me please." Suara sedih Kuyang membuat mereka yang ada disana jadi bingung. *Hantu kok memelas*.
"Ayra anakku juga. Aku ikut andil dalam pembuatannya." Kini Kuyang mulai melancarkan tipuannya. Membuat Agus menatap curiga pada Vania, apakah Vania pernah berhubungan badan dengan pria lain.
"Bagaimana bisa?" Tanya Agus.
"Saat kalian membuatnya aku juga ikut serta tanpa sepengetahuan kalian." Kini semua yang ada diruangan itu mengerti maksud dari ucapan Kuyang barusan, ia bermaksud mengatakan jika berintim tanpa membaca doa maka ada mahluk lain yang turut ikut serta.
"Tolong aku, aku harus menurunkan ilmuku padanya agar jadi penerusku, kalau tidak maka aku akan hidup begini selamanya, hidup menjadi setengah manusia dan setengah hantu, aku akan melipatgandakan bayaran untuk kalian menjadi 200 juta." Andai saja mereka bukan orang kaya mungkin akan tergiur dengan tawaran ini.
"Tidak, Terimakasih. Jika terus begini kapan selesainya, lebih baik berakhir di kamu saja tanpa perlu diwariskan." Agus.
Sayang sekali 3 jelmaan tadi sudah pergi jadi tak bisa membantu Kuyang untuk mempengaruhi hati manusia. Seumpama masih ada, mereka akan mudah melakukannya, seperti mereka membuat hati pengendara motor menjadi galau dan membuat supir truk jadi mengantuk hingga terjadi tabrakan.
Percikan api terus menetes dari Kuyang, sepertinya keringatnya tak habis-habis ataukah bercampur tetesan air mata namun beruntung percikan apinya tidak membakar dan tanpa bekas, sungguh ajaib. Dan "Wuuuzz" Kuyang pergi dari dalam kamar itu dan terbang menuju suatu tempat tidak jauh dari rumah Agus.
"Pak, dari pantauan cctv seperti mahluk itu jatuh tidak jauh disekitar sana." Penjaga datang tergesa-gesa dari ruang keamanan menuju kamar Agus.
"Coba putar ulang rekamannya." Pinta Satria seraya bergegas menuju ruang keamanan. Agus dan Herman juga ikut menyusul.
"Jatuhnya disekitar rumah tempat Praktek Spesialis Hantu." Semua orang langsung mengerti ucapan dari Herman bahwa kemungkin Konsultan itu yang menjadi Kuyang.
"Sudah kuduga, pantesan tombak ini menimbulkan cahaya redup ketika berada dirumah Konsultan itu, rupanya sinyalnya mendeteksi ada hal tak beres dari si pemilik rumah." Satria.
"Sama Kang, cincin batu akik saya yang tadinya biru berubah jadi orange ketika dirumah Konsultan itu." Herman juga pamer batu akiknya yang mengandung khodam.
"Ayo kita, selesaikan malam ini juga." Agus meraih Samurai yang tergantung di tembok dan mengajak ketiga temannya dan beberapa penjaga.
Mereka lalu berlari mengikuti Anjing pelacak, jika menempuh perjalanan dari jalan raya menggunakan mobil mungkin akan memerlukan banyak waktu jadi mereka lebih memilih berlari menyusuri hutan dan sawah.
Dan sesuai dugaan, Anjing berhenti dan terus menyalak tepat di rumah Konsultan tersebut dan mereka menggerebeknya seperti Polisi sedang razia, namun sepertinya mereka terlambat karena rumah itu sudah kosong.
***
Pagi hari rumah Konsultan itu menjadi ramai oleh warga yang penasaran ketika melihat ada polisi di rumah itu sedang olah TKP, namun mereka tak menemukan apa-apa, menurut sang pemilik rumah, rumah itu baru di kontrak beberapa hari lalu oleh seseorang dengan bayaran lumayan mahal. Pantas saja Agus heran ketika Herman mengatakan ada 'Praktek Spesialis Hantu' di dekat sana, Agus sangat mengenal daerah ini sehingga heran dengan ucapan Herman, namun kini terjawab sudah rupanya ada seseorang yang buka praktek klenik dadakan.
Karena tak ada hasil di TKP, mereka bertiga memutuskan pulang kembali kerumah Agus dan mengobrol.
"Bagaimana kalau mahluk itu kembali lagi Kang? Ah aku akan banyak merepotkan kalian." Kini Agus bingung.
"Jika kamu memang penasaran ingin memburunya, maka kamu bisa mencoba menjadi Kuyang juga sesuai saran Konsultan itu agar bisa mencari keberadaan dia." Satria.
"Resikonya itu gak enak." Agus.
"Kita sudah mengenal wajah asli Konsultan itu, siapa tau kita bisa mencarinya." Herman.
"Ya sudah lah biarkan saja mengalir sesuai takdir."
Beberapa bulan kemudian viral di medsos ada Kuyang melakukan perampokan dan tertangkap warga dan wajahnya sama persis dengan wajah Konsultan itu.
Agus lega masalahnya berakhir dan ia menepati janjinya mengirim ponsel baru kerumah Satria dan Herman.
Tamat!
Catatan: Puluhan tahun lalu Admin pernah melihat video Kuyang asli tanpa api yang di kurung dalam kotak kaca dan pengurungnya berbahasa arab serta berpakaian arab, jadi kemungkinan video itu dari arab dan dalam tahun 2022 ini juga Admin pernah melihatnya lagi dalam kotak kaca tapi sepertinya palsu hanya terbuat dari balon yang dibuat menyerupai.
Cerpen ini hanya gambaran yang di tulis berdasarkan cerita dari mulut ke mulut jadi mohon maaf kalau melenceng jauh dari cerita asli, Admin juga tidak tau apakah Kuyang bisa bicara atau tidak, untuk tau cerita asli mungkin ada di Google, silakan cari saja, kalau Admin mah ogah cari-cari hantu di Google takut soalnya wkwk.
ternyata hantu ada klasifikasinya...
ReplyDeletesi kunyang itu hantu berkepala?.....
kalau saya cuma lihat langsung, ada hantu tanpa kaki.... apa pula namanya?
Iya pak, kuyang ada kepalanya.
DeleteHantu tanpa kaki, gatau saya pak 😅
Biasanya hantu Jepang itu yang tanpa kaki, aku sering lihat di komik Doraemon.😅
Delete🤣🤣🤣 Pertanyaan gue yang jatuhin Hp gue sampai pecah itu cewek namanya siapa Huu...Apakah dia jelmaan kunyang juga...Harusnya nanti berlanjut Huu Satria ngejar2 itu cewek sampai kenegri Khayangan.🤣🤣🤣
ReplyDeleteMasa cincin Herman yang ada Khodamnya nggak mempan lawan Kunyang Huu...Kan Namanya Cincin Warisan setan pemberian dari pangeran Matahari.🤣🤣🤣
Ga pakai nama huu, cuma numpang lewat aja sebagai pemanis 😅😅
DeleteCincin Herman palsu mgkn huu, ga ada khodamnya 😅😅 sejujurnya gue kaga tau soal cincin mencincin huu 🤣
Cincinnya sudah ngga ada batu akik nya, sudah diambil sama Thanos.🤣
DeleteJadi salfok sama ini.
ReplyDelete"berdoalah dengan niat mengharapkan pertolongan Allah bukan berniat karena takut pada hantu. Dan jangan berfikir bahwa doa yang menolong kalian tapi berfikirlah bahwa Allah penolong satu-satunya."
Duh, hantu kuyang nya pasti rajin ikut pengajian nih.😅
Ternyata malah spesialis pengusir hantu malah yang jadi kuyang.
Jelas sajalah Agus ngga mau dikasih 200 juta, mobilnya Alphard itu harganya miliaran, 200 juta mah buat beli Avanza saja tidak dapat.
Jadi penasaran dengan kuyang yang pintar tausiyah itu, apakah dia K.H. Jaenudin.😋
Btw, itu hape Satria yang pecah bukan infinix tapi Tecno spark 8c.😁
Hantu memang hebat mas, konon katanya, dulunya hantu rajin sholat di tiap jengkal tanah, dari itu saya berasumsi hantu juga pintar tausiah 🤣
DeleteSpesialis pengusir hantu hanya kedok saja mas buat menutupi ke_kuyang_annya 😅
200 juta buat sogokan mindahin ilmu saja mas ke Ayra, setelah ilmunya pindah, Kuyang akan pergi jadi manusia normal 🤣
Bukan Jaenuddin 😅 seriusan ini mas konon katanya ilmu hantu itu setara dgn org yg digodanya 😅
Kebalik, yg pecah infinix dan gantinya techno 😅
Kok konon semua, berarti belum pasti dong. 😅
Delete200 juta masih kurang, maunya 200 m buat beli Lambo plus kawin lagi.🤣
Kata Suhu Herman tak banyak yg pasti didunia ini selain kepastian itu sendiri 😅
DeleteOrg jadi Kuyang itu biasanya karena dua hal karena titisan dan krn kemiskinan, gada duitnya si Kuyang jadi dia merampok, merampoknya juga dikit karena ga punya tangan, entah bawa hasil rampokannya gimana mgkn di gigit 🤣
Kalau kuyang beneran bisa ngomong, kayaknya kalau ketemu denganku, aku bakalan pingsan 🤣. Nggak ngomongpun, kalau lihat kuyang pasti lemes 🥲. Salut dengan Agus yang berani komunikasi dengan kuyang wkwk
ReplyDeleteAgus sudah terbiasa dgn hantu sejak di episode Boneka Arwah jadi sudah lebih sedikit berani berkomunikasi sama hantu 😅
DeleteTerlebih sama Rongdo yee Huu..🤣🤣
Delete