Skip to main content

Boneka Arwah

Boneka

Dari kejauhan tampak sebuah gubuk reot terbuat dari kayu berada cukup jauh dari pemukiman warga.

Gubuk tersebut berada di tepi sungai dan tampak seorang lelaki bernama Satria sedang memancing ikan disana.

Dan seorang lelaki lainnya bernama Agus berada dalam gubuk sedang tidur. Walaupun sudah jam 8 pagi tapi belum bangun juga sampai akhirnya ia terbangun karena bermimpi buruk. Mimpi melihat seorang anak kecil tertabrak mobil dan meninggal dunia, mimpi serupa yang sering datang mengganggu tidurnya.

Lelaki itu beranjak bangun dari ranjangnya dan menuju dapur langsung mengambil wajan ingin menggoreng telur. Namun setelah mencari-cari minyak tapi ia tak menemukannya.

"Dimana ya minyak goreng di simpan Satria?" Tanya Agus dalam hati. Setelah lelah mencari akhirnya Agus menuju teras untuk bertanya ke Satria.

"Woi, minyak goreng dimana?" Teriak Agus dari teras rumahnya bertanya pada Satria yang berada di pinggir kali berjarak antara sekitar 20 meter.

"Ga ada, pakai mentega aja, ada tuh di lemari." Teriak Satria juga menjawab pertanyaan Agus.

***

Setelah selesai makan telur goreng kemudian Agus menuju sungai membawa peralatan memancingnya dan naik sampan kecil.

"Ikut kah?" Teriak Agus menawari Satria untuk memancing ikan menggunakan sampan. Satria hanya menggelengkan kepala tanda tak ikut.

Agus mendayung sampannya mengikuti arus sungai dengan santai sambil memikirkan mimpi yang selalu datang mengganggu tidurnya. Mimpi yang sebetulnya datang dari trauma kejadian nyata masa lalu yang pernah ia alami.

Sebuah kejadian seorang gadis kecil anak dari calon istrinya yang seorang janda beranak satu namun mereka gagal menikah karena calon istrinya tersebut kecewa dengan Agus dan menganggapnya hubungan sial.

Bermula ketika Agus berniat merebut hati calon anak tirinya tersebut dan membawanya jalan-jalan namun naas kecelakaan membuat anak tersebut tewas dalam pengawasan Agus dan itu membuat ibu anak tersebut tak bisa memaafkan Agus.

Teringat kejadian itu ia jadi emosi dan menghempaskan dayungnya ke permukaan air sungai dan menimbulkan suara "Plaaak" cukup nyaring membuat burung-burung dipepohonan beterbangan dan monyet-monyet kecil berlarian bersembunyi.

Sepanjang alur sungai yang ia lalui itu suasananya seram mencekam, segala macam suara dapat terdengar dengan jelas, bahkan tak sedikit orang pernah melihat kuntilanak bergelantungan di pohon-pohon dan mahluk-mahluk menyeramkan lainnya yang tak segan menampakkan diri walau hari masih terang.

Tapi Agus tak peduli dengan semua mitos itu baginya trauma yang ia alami lebih menyeramkan dari semua itu.

Setelah cukup jauh mendayung dan kemudian menemukan spot bagus untuk memancing ikan kemudian ia menepi dan mengikat sampannya di ranting namun saat ingin mengikat sampan tiba-tiba pandangannya tertuju pada sebuah boneka tergeletak di tanah-tanah lumpur tepi sungai itu.

Agus memungutnya dan mencelupkannya ke air untuk membersihkan lumpur yang melekat pada boneka itu.

Boneka yang mirip boneka Spirit Doll tersebut tampak masih baru dan membuat Agus bertanya-tanya siapa pemiliknya, secara ini termasuk boneka mahal dan siapa yang membuangnya di antah berantah ini. Apakah dibuang oleh orang dari atas helicopter ataukah milik pemancing ikan yang lain yang kebetulan tertinggal disana tapi "Aah masa bodo, lebih baik kubawa pulang.." Ucap Agus dalam hati.

***

Agus kemudian pulang kembali ke gubuk sambil menenteng boneka. Melihat itu Satria jadi mengakak.

"Huahaha, Gus, Gus, memancing ikan jauh-jauh naik sampan malah dapat boneka. Mending di tepi sungai dekat itu saja mendapat patin.." Ledek Satria sambil mengipas pepes ikan patin hasil tangkapannya.

"Au ah, tuh ngomong sama boneka.." Jawab Agus kesal sambil melemparkan boneka tersebut ke Satria.

Satria menangkap boneka tersebut memegang dan menatapnya sambil ngakak dan boneka tersebut berkedip membuatnya kaget dan melemparkan boneka tersebut.

Agus memungutnya, membersihkannya, dan menjemur boneka tersebut dan setelah kering kemudian memasukkannya ke dalam koper pakaian.

***

Waktu berlalu tak terasa hari sudah malam dan mereka berdua tertidur. Kaki satria bergerak-gerak refleks seperti digigit sesuatu dan membuatnya terbangun serta mendapati boneka tersebut menggigit-gigiti jempol kakinya, ia menendangnya dan membuat boneka tersebut terpental namun kembali lagi merangkak menuju jempol kakinya.

"Husshh.. hussh.." Ucap Satria mengusir boneka tersebut dengan ujung kaki namun boneka tersebut masih saja kembali mengemut jempol kakinya, walau tak sakit tapi terasa aneh baginya dan membuatnya emosi, ia bangun dan mencekal leher boneka tersebut dan menghempas-hempaskannya ke lantai.

Mendengar itu Agus jadi terbangun dan bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan Satria.

"Ada apa Sat?" Tanya Agus sambil kucek-kucek mata.

"Tau tuh boneka aneh seperti hidup, dari tadi siang gue lihat dia berkedip dan sekarang menggigit-gigit jempol.." Ucap Satria pada Agus penuh keheranan.

Tak ingin berdebat dan karena masih ngantuk kemudian Agus meraih boneka tersebut dan kembali memasukannya kedalam koper namun kali ini ia mengunci resleting koper tersebut agar boneka tersebut tak gentayangan.

***

Pagi harinya Satria duduk lesu menghadap meja makan sambil menyeruput kopi dan Agus menghampirinya sambil membawa segelas kopi juga.

"Lesu amat Sat?" Tanya Agus sambil menyeruput kopi.

"Tau tuh boneka bikin gue kurang tidur, semalam suntuk gue diganggunya. Mending buang jauh-jauh deh Gus tuh boneka." Jawab Satria. Agus bingung antara percaya dan tidak. Ia sendiri melihat boneka itu tampak biasa saja. Namun pertemuan mereka di gubuk ini bukan suatu kebetulan dan ini membuat Agus bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada diri mereka berdua.

Mereka berdua awalnya tinggal di kota dan memiliki kehidupan layaknya orang normal namun sebuah mimpi yang datang terus-menerus memerintahkan mereka untuk mengasingkan diri jauh dari pemukiman warga membuat mereka jadi bertanya-tanya apa sebenarnya yang terjadi. 

Saat di gubuk ini mimpi itu menghilang namun saat kembali ke kota mimpi itu datang kembali memerintahkan mereka untuk kembali mengasingkan diri di gubuk tersebut. Sudah sebulan lebih mereka mengasingkan diri tapi belum menemukan jawabannya dan kini keanehan itu bertambah setelah kemunculan boneka tersebut.

"Aku rindu menaiki Lamborghini milikku dan memacunya di jalan raya sambil memain-mainkan suara knalpotnya." Ucap Satria sambil menyeka rambutnya.

"Kecelakaan beberapa waktu lalu mengubah hidupku dan harus tinggal disini." Sesal Satria.

"Kecelakaan?" Tanya Agus.

"Iya, gue pernah menabrak gadis kecil dan tak tau bagaimana nasib dia kemudian, gue panik dan langsung pergi meninggalkannya begitu saja." Ucap Satria lagi.

Mendengar cerita Satria tersebut mengingatkan Agus pada kejadian lalu tentang anak dari calon istrinya yang tertabrak mobil Lamborghini dan penabrak tersebut kabur. Saking marahnya saat itu Agus bersumpah jika menemukan penabraknya akan memberinya pelajaran.

"Apakah Satria pelakunya?" Ucap Agus dalam hati. Tapi Agus tak ingin gegabah.

"Aku permisi keluar dulu Sat, mencari udara segar diluar." Ucap Agus pamit beranjak dari meja makan tersebut sambil mereguk sisa kopinya.

"Iya Gus, gue juga mau lanjut tidur nih, masih ngantuk." Jawab Satria sambil menggeliat dan menguap.

***

Dari jam 8 pagi Satria tidur dan bangun jam 4 sore, setelah ngopi dan ngemil serta cuci muka kemudian ia keluar rumah mencari udara segar.

"Dapat tidak, Gus.." Teriaknya melihat Agus memancing ikan di tepi kali. Ia pun menghampiri Agus dan menjahilinya dengan melemparkan ranting ke air agar ikannya kabur. 

"Mobil Lamborghini-mu warna kuning bukan, Sat?" Tanya Agus.

"Lho, kok kamu tau Gus." Jawab Satria sambil terus melemparkan ranting ke air sungai.

Agus kemudian bangkit berdiri dari duduknya dan mengambil dua buah dayung, dayung yang sekilas mirip pedang yang biasa dipakai robot Transformer.

"Berantem yuk, Sat?" Ajak Agus melemparkan satu buah dayung ke sisi Satria.

"Idih gitu aja ngambek, luh ngambek ikannya gue lempar ranting?" Tanya Satria meledek.

"Bukan, tapi Mobil yang menabrak calon anak tiriku tersebut juga berwarna kuning yang berarti kamu pelakunya dan aku sudah terlanjur bersumpah akan menghajar pelakunya.." Ucap Agus.

"Sumpah harus ditepati." Ucap Agus lagi sambil mendorong Satria dengan ujung dayung, hampir saja Satria oleng dan jatuh ke pinggir sungai.

"Gile nih orang.." Jawab Satria bangun merangkak dari pinggir sungai tersebut dan naik mengambil dayung serta mengayunkannya ke aruh Agus.

Namun Agus sudah standbye ala pemukul bisboll yang menanti bola dan "cling.. cling.." suara dayung mereka beradu. Persis pertarungan Transformer, dayung mereka saling beradu beberapa kali dan dayung Agus terpelanting.

Saat Agus tak punya dayung untuk menangkis sementara Satria mengayunkan dayungnya ke arah Agus dan "Hiaaat..." dengan sigap Agus meraih joran pancing dan menangkisnya. Serangan Satria terpatahkan, Agus bangkit berdiri bak Wonder Women dengan cambuknya kini Agus dengan jorannya yang seperti cambuk. "Hiaaat.." jorannya ia ayunkan dan Satria menangkisnya namun tali nilon pancing melilit tubuh Satria. Kemudian Agus membelit tubuh satria dengan tali pancing tersebut hingga Satria seperti terlilit ular tak bisa bergerak bebas, semakin ia berontak akhirnya jatuh dan terbaring di tanah. Agus mengambil dayungnya yang terlempar tadi dan akan menghujamkannya ke tubuh Satria dan "Hiaaaat.. jlebbb.." ujung dayung menancap ke tanah. Satria lega Agus tak jadi membunuhnya.

Agus kembali mencabut dayung yang tertancap ditanah tersebut dan melangkah pergi menuju sampan, menaikinya, dan mendayung sekuatnya menuju pemukiman warga. Sekitar satu jam mendayung sampannya menelusuri anak sungai berliku akhirnya Agus sampai diperkampungan, masuk ke dalam bar dan minum bir.

*** PART 2

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam namun Agus belum juga kembali ke gubuk. Sementara Satria santai digubuk tersebut, makan mie goreng sambil scroll-scroll di Internet dengan Smartphonenya.

Saat sedang santai itu tanpa Satria sadari koper yang didalamnya berisi boneka tersebut resletingnya perlahan terbuka dengan sendirinya dan boneka tersebut keluar terbang dari dalam koper menuju belakang kuping Satria dan mencolek-moncolek belakang kupingnya hingga terasa gatal.

Sejenak Satria menggaruk-garuk kupingnya sambil terus menscroll-scroll Smartphonenya. Terkadang juga belakang kuping Satria terasa seperti digigit nyamuk yang membuatnya spontan menggeplak kupingnya sendiri.

"Apaan sih, huh banyak nyamuk.." Ucapnya sambil garuk-garuk kuping.

Kejadian itu terus berulang-ulang hingga Satria menoleh kebelakang dan "Jiaaaah.. Anjaaaeyyy..." Ucap Satria terkaget-kaget melihat boneka bermata merah terbang menatapnya. Satria termundur-mundur sambil ngesot dan boneka tersebut mengikutinya secepat kilat menukik dan "Haaap.." boneka tersebut menggigit kupingnya dan gigitannya tak mau lepas.

Satria berusaha memegang tubuh boneka tersebut untuk melepas gigitannya namun gigitannya terlalu kuat hingga membuat Satria terbanting ke dinding gubuk, lalu terhempas ke meja, dan kursi, hingga meja dan kursi usang terbuat dari kayu tersebut pecah berantakan namun gigitan boneka tersebut masih belum lepas juga.

Satria menangis sambil berteriak "Ampun.. ampuun.. tolong."

Agus yang baru saja datang dari pemukiman kampung mendengar itu bergegas masuk kedalam gubuk dan mendapati seisi rumah berantakan dan melihat Satria menangis dipojokan bersama sebuah boneka menempel di telinganya.

Agus berusaha berbicara pada boneka tersebut "Nak AyLa, ini Om Nak.. tolong lepaskan gigitanmu pada Satria." Ucap Agus mengiba pada boneka itu. Agus sudah sejak lama menduga bahwa yang merasuki boneka itu arwah dari mantan calon anak tirinya yang bernama AyLa.

Mendengar Agus membujuk boneka itu Satria juga ikut angkat bicara menjelaskan pada boneka itu bahwa bukan dirinya yang menabrak gadis itu hingga tewas melainkan temannya yang bernama Herman.

Herman saat itu ingin sekali Test Drive Lamborghini milik Satria dan ia pun mencobanya namun karena sangat bersemangat rupanya jadi hilang kendali hingga terjadi kecelakaan menabrak AyLa dan setelah kejadian itu Herman menghilang entah kemana.

Seolah mengerti apa yang diucapkan oleh Agus dan Satria kemudian boneka itu pun perlahan melepaskan gigitannya.

"Nah calm down.. itu baru namanya anak manis." Ucap Agus kemudian. Setelah melepaskan gigitannya pada Satria dengan perlahan boneka tersebut melayang mendekati Agus. Boneka tersebut menatap Agus dan dari mata boneka itu meneteskan setetes demi tetes air merah. Lalu kemudian boneka kecil itu memeluk Agus yang dibalas Agus juga dengan pelukan hangat dan setelah beberapa lama boneka itu melepaskan pelukannya dan masuk kembali kedalam koper dan resleting koper tersebut perlahan auto menutup.

"Bagaimana dengan kupingmu, Kang?" Tanya Agus pada Satria.

"Hampir copot nih.." Jawab Satria sambil meringis memegangi kupingnya.

"Ayo kita ke Puskesmas diperkampungan." Tawar Agus yang dijawab anggukan oleh Satria.

Agus dan Satria pun pergi ke perkampungan naik sampan pada malam itu juga karena kuatir Satria kehabisan darah kalau tidak segera ditangani medis dan koper itu juga ikut melayang naik ke atas sampan.

Sepanjang perjalanan menuju perkampungan itu suasananya jadi berubah, muncul rintik-rintik hujan dan langit menjadi gelap karena bintang bersembunyi, saking gelapnya cahaya senter sebagai satu-satunya penerangan mereka seperti tersedot cahayanya menjadi redup, seiring itu muncul suara cekikan, dan samar-samar sekelebatan kain putih melintas diatas sampan mereka.

Agus mendayung semakin cepat dan terengah-engah, selain itu terlihat juga seperti gumpalan kain dan bermata merah yang tampak jelas dalam kegelapan itu melompat-lompat didaratan tepi sungai yang mereka lalui itu. Agus mendayung sekuat tenaga agar cepat sampai namun karena gelap dan jangkauan cahaya senter terbatas perahu mereka seperti di tabrak gundukan sesuatu dan perahu mereka retak sedikit demi sedikit air mulai masuk kedalam perahu membuat perahu terasa semakin berat.

Agus tak kuat lagi mendayung karena perahu sudah terisi air dan hampir tenggelam. Mereka hanya bisa pasrah tak bisa berbuat apa-apa lagi dan menakutkannya lagi dari kejauhan tampak sorotan cahaya tajam dengan suara menderu mendekat dengan cepat kearah mereka dan semakin dekat.

Benda putih besar itu kemudian terlihat semakin jelas, "Malaikat pencabut nyawa?" Ucap Agus dan Satria berbarengan melihat benda itu yang samar-samar bertuliskan J-Boat dan rupanya sebuah perahu SpeedBoat menghampiri mereka.

"Butuh tumpangan?" Kata Pria diatas speedboat tersebut menawarkan mereka tumpangan. Agus dan Satria pun naik keatas boat dan membawa koper pakaian berisi boneka. Dalam sekejap boat melaju menuju perkampungan dan beberapa menit kemudian akhirnya mereka sampai diperkampungan.

***

Setelah mengobati lukanya di Puskesmas dan setelah minum-minum sebentar di bar akhirnya Agus dan Satria memutuskan kembali ke kota malam itu juga dan sampai di kota saat pagi.

Di kediaman Satria mereka memandang kearah koper berisi boneka tersebut. Mereka bingung akan membuangnya kemana dan setelah agak lama akhirnya mereka menemukan solusinya.

Berhubung boneka tersebut berisi arwah AyLa maka mereka sepakat akan menyerahkan boneka tersebut pada ibunya.

Agus dan Satria menuju ke garasi Satria dan ternyata di garasi tersebut terdapat berbagai macam mobil mewah dan terkhusus Lamborghini terdapat koleksi berbagai warna.

"Kali ini kita pakai yang warna putih saja." Ucap Satria dan mereka berdua masuk ke mobil menuju rumah ibunya AyLa namun menurut keterangan tetangganya ibunya AyLa masuk RSJ dan mereka pun pergi ke RSJ dan menyerahkan boneka pada ibunya AyLa dan setelah itu mereka langsung pulang kerumah masing-masing.

"Kang, perjalanan pulang nanti aku yang setir ya? Test Drive." Ujar Agus sambil tersenyum. Satria pun memberikan kunci mobil pada Agus.

"Tapi hati-hati ya Mas jangan sampai seperti Herman mengemudinya ugal-ugalan." Ucap Satria pada Agus.

Dari RSJ tersebut tampak Lamborghini meninggalkan tempat itu melaju di jalan raya menuju kediaman Agus dan sesampainya dirumah Agus sebelum turun dari mobil mereka berbincang-bincang sebentar.

"Semoga kita tak di ganggu arwah AyLa lagi ya Mas." Ucap Satria.

"Amin, Kang.." Ucap Agus.

Tamat!

Comments



  1. Laah! Apa hubungannya mimpi sama mengasingkan diri...🤣🤣🤣

    Apa karena boneka itu yang membuat Satria & Agus mengasingkan diri.🤣🤣

    Gue kirain si Agus pergi meninggalkan gue sendiri mau lapor polisi. Ternyata cuma mau numpang Teller bersama minuman keras ( Miras )

    Terus penyebab resleting koper terbuka kenapa? Apa tuh boneka ingin mengajak gue kencan.🤣🤣🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mimpi yg memaksa memerintahkan mengasingkan diri, kalau gak mau bakal dihantui mimpi terus menerus selamanya 🤣

      Iya arwah dlm boneka yg memerintahkan 🤣

      Polisi tak ikut campur krn pemilik Lamborghini itu org kaya raya, kebal hukum 😛😛

      🤣🤣 ngajak kencan, ngga, cuma mau nakut2in dikit.

      Delete
    2. Kayaknya mimpi didatangi Amanda ya kang, makanya pada mengasingkan diri.🤣

      Delete
    3. Kalau didatangi Amanda mah senang mas tak perlu mengasingkan diri 😅

      Delete
    4. Lho justru harus mengasingkan diri biar Aman-Dah.🤣

      Delete
  2. Calon istrinya Agus yang anaknya mati ketabrak siapa namanya hu, apakah Amanda hu? 😄

    Nambahin dikit ya hu.

    Saat Agus di bar dan hendak teler itulah ada seseorang yang mencegahnya. Ia seorang yang alim berwibawa biarpun masih muda, namanya KH Jaey Cool SH.

    Ia menasehati Agus bahwa mabuk-mabukan tidak akan menyelesaikan masalah. Mungkin bisa melupakan sejenak masalah itu tapi tidak akan menyelesaikan masalahnya. Agus pun akhirnya menurut nasehatnya.

    Sementara itu boneka spirit doll di gubuk keluar koper dan ia membawa pisau di tangannya. Satria yang baru dihajar Agus masih lemas sehingga tidak tahu kalo dibelakangnya ada bahaya. Saat boneka itu hendak menikam tiba-tiba ia berteriak kepanasan, ternyata KH Jaey Cool yang tahu kalo satria dalam bahaya datang tepat waktu menolongnya dengan membaca ayat kursi untuk menaklukkan boneka spirit doll itu.

    Akhirnya Agus dan Satria pun menjadi murid dari KH Jaey Gupta Cool SH.😊😊😊

    Sementara tentang boneka spirit doll itu, KH Jaey Cool SH bingung, mau membuang takutnya ada yang memungutnya. Akhirnya ia memberikan boneka itu pada temannya Jaenudin seorang pengusaha baju yang tidak punya anak.🤣🤣🤣

    ReplyDelete
    Replies

    1. Akan tetapi Jaenudin tidak sanggup mengurus boneka tersebut dan mengembalikan lagi kepada KH. Jaey Cool.


      Sejak itu KH. Jaey Cool hidup bersama boneka arwah. Karena boneka itu berbentuk wanita KH.Jaey Cool akhirnya menjadikan Boneka itu Sex-stoy. Karena sewaktu disentuh boneka itu berubah mirip menjadi Amanda. Akhirnya KH. Jaey Cool semakin tergila-gila dengan boneka tersebut bahkan ingin mengawininya.🤣🤣🤣

      Delete

    2. 🤣🤣🤣🤣 ngakak so-hard, beginilah jadinya kalau sutradara bertemu sesama sutradara 🤣🤣

      Delete
    3. Wah, berarti bonekanya pada lecet lecet dong kang satria.🤣

      Delete

    4. Bukan lecet lagi...Jebol anunya.🤣🤣🤣

      Delete
    5. Wah kok tahu kang, apa pernah pakai juga. 🤣

      🚶🏃💨

      Delete
  3. wah, seram bacanya....

    # Ada ada saja, boneka arwah bisa jadi "tuhan" saat ini....

    ReplyDelete


  4. Itu mah bukan boneka arwah Huu....Tapi Boneka Susan miliknya Ria Enes.🤣🤣🤣🤣

    Boneka itu menetaskan air mata darah. Hingga darah itu berubah menjadi butiran permata. Karena sewaktu naik perahu J-Boat Agus tak punya uang sepeser pun airnya batu permatalah sebagai pengganti ongkos sewa J-Boat. Sang pemilik J-Boat merasa senang mendapatkan batu permata merah delima itu.


    Hingga pada malam2 tertentu batu merah delima itu terkadang suka berubah wujud menjadi gadis cantik yang bernama Amanda.🤣🤣🤣


    Sejak itu pada malam2 tertentu Jaey sering dibawa kealam Nirwana oleh Amanda.🤣🤣🤣


    Entah mangkal atau mengamen dialam Nirwana sana cuma Jaey Boat yang tahu itu semua.🤣🤣🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ya, lbh ke gemesin sprti susan daripada nakutin 😅

      Bicara permata jatuhnya jadi sprti pemburu harta karun huu 😅

      Kok mangkal huu, klo sama Amanda ya becumbu dong 🤣🤣

      Delete

Post a Comment