Skip to main content

Uji Nyali Berhadiah 1M (Bagian-2)


Sayup2 terdengar suara Helicopter dari luar rumah, perlahan aku terjaga dari tidur, bangun dan duduk di tepi ranjang. Perjuangan berat tadi malam ketika bertarung melawan hantu2 jahil dan berakhir membuatku pingsan dan baru terbangun pagi ini. Ini hari ke-2 uji nyali entah tantangan berat apalagi yang harus kuhadapi. Kubuka jendela dan benar saja itu memang Helicopter yang menurunkan seorang wanita. Aku berlari keluar mengejar Heli tersebut.

"Tunggu.. woy tunggu.. aku mau ikut!" Aku terus berlari dan terjatuh didepan wanita itu. Nafasku tersengal2 mungkin kebiasaan merokok namun Heli tak mendengar suara panggilanku dia terus terbang dan pergi meninggalkan kami.

"Kita harus pergi dari sini, ini tempat berbahaya. Kurasa kita hanya jadi tumbal disini." Ucapku pada wanita itu.

Rupanya dia seorang cewek cantik yang dijanjikan dalam syarat uji nyali No-2. Dia memang cantik, setelah berkenalan dengannya dia mengaku bernama Amanda, dia juga peserta uji nyali yang berharap mendapat hadiah 1M. Motivasinya ikut uji nyali untuk membiayai perawatan ibunya yang sedang sakit di rumah sakit.

Aku menceritakan semua kejadian yang telah aku alami di uji nyali dirumah tua ini pada Amanda, tampaknya dia juga ketakutan mendengar kisahku dan menyesal telah terlibat dalam uji nyali konyol ini. Pergi dari sini sudah pasti tidak mungkin karena hanya bisa terjangkau Helicopter, tinggal dan bertahan disini adalah satu2nya pilihan terbaik. Menyelesaikan uji nyali yang tersisa 6 hari lagi sambil menunggu jemputan Heli datang. Tak bisa berkomunikasi karena tak ada sinyal lagipula HP sudah ngedrop tak ada tempat ngeces.

"Manda bisa bantu aku membuang semua peralatan dalam rumah ini terutama pisau karena pada malam hari semua benda dalam rumah ini menjadi hidup dan bisa menyerang kita."

Kami memasukkan semua benda kecil tersebut kedalam kulkas seperti pisau garpu dan mengikat benda berat dengan rumput benalu dan rotan yang kami dapatkan dari belukar sekitar pekarangan karena tak ada tali disana.

Dan semua perabotan berat seperti lemari meja kulkas semuanya sudah diikat agar tidak bisa terbang melayang dan menyerang kami lagi pada malam hari. Namun masih belum cukup kuat, Aku melirik tali yang ada dibahu Amanda.

"Tak ada pilihan lain bukan?" Ucapku pada Manda sambil terus menatap tali merah dibahunya, dengan tersipu ia melepaskan tali merah tersebut dan memberikannya padaku."

"Yah sip.." Kurasa sudah sangat kuat, dan aku yakin memang kuat, ucapku setelah mengikatkan tali merah tersebut ke kulkas dll. "Karena tali yang kamu berikan ini mampu menyangga dua gunung."

***

Tak terasa sudah tengah hari, Aku dan Manda merasa lelah dan lapar karena sejak pagi hanya sibuk membuang2i perabotan hantu. Tak ada makanan meskipun ada beras telur dan ikan asin tapi tak ada alat untuk memasaknya dan juga ada mie instan namun tak ada air panas. Beruntung ada korek gas jadi bisa mencari kayu bakar dan memasak telur dan air panas menggunakan kaleng bekas sarden. Seperti main masak2an sewaktu masih anak2.

Manda tampak canggung dengan semua itu tapi mau gimana lagi kami benar2 terjebak di rumah tua ditengah hutan belantara ini.

Ini baru hari kedua uji nyali tapi sudah serasa setahun karena cukup berat dan menguras tenaga.

Hari sudah mulai gelap Aku dan Manda hanya duduk di sofa tak tau harus berbuat apa. Manda main HP sementara aku cuma bengong karena HPku lowbat.

"Manda.. kamar dan ranjang dirumah ini cuma ada satu, kamu dikamar aja biar aku disofa ini."

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Seperti malam sebelumnya biasanya akan ada 3 sosok bayangan yang muncul menembus dinding. 3 bayangan yang menyerupai Teman Blogger, Satria, Herman dan Agus.

Sambil mengintip di HP Manda aku melihat waktu sudah menunjukkan pukul 1 dinihari. Di jam ini biasanya benda2 perabotan akan melayang tapi tadi siang semua sudah diamankan dengan diikat.

Udara semakin dingin. Aku bertanya pada Manda apakah dia belum mengantuk jam segini mengapa tidak tidur namun katanya dia takut tidur sendirian karena tadi siang aku sudah menceritakan kalau dalam kelambu dikamar ada pocong dan kuntilanak. Sebenarnya aku juga takut dan berharap ditemani Manda agar tak sendirian diruang tamu ini.

Sayup2 terdengar ada suara perempuan sedang menangis dari dalam kamar, mulanya hanya terdengar satu orang saja tapi semakin lama semakin bertambah menjadi 3 sampai 5 orang. Aku dan Manda saling pandang bertanya2 apa yang sedang terjadi namun kami tak berani untuk memeriksa kekamar. Suara tangisan mereka seperti sedang menangisi seseorang yang baru saja meninggal dunia. Dari tebakanku sepertinya 4 orang istri dan satu orang anak perempuan yang menangisi suami dan ayah mereka. Tak lama kemudian terdengar seperti suara air mengucur kemungkinan mereka sedang memandikan jenazah. Tidak hanya suara perempuan saja tapi juga suara laki2 menangis sambil batuk dan tak lama setelah itu terdengar suara semacam sedang menyolatkan jenazah. Aku dan Manda menjadi ketakutan, telapak tangan manda terasa sangat dingin dalam genggamanku dan kami hanya bisa berpelukan dipojokan sofa. Jacky yang sedari tadi tidur rupanya terbangun mendengar semua itu, kuping2nya bergerak tegak turun naik sambil mengeong ringan.

Setelah seperti selesai menyolatkan jenazah, suara pintu kamar terdengar seperti dibuka. Ah sueee jantungku semakin berdegup kencang dan aku bisa merasakan jantung Manda pun demikian dalam pelukanku. Suara degup langkah terdengar beriringin keluar dari dalam kamar diiringi suara2 semacam bacaan2 yang berpadu dengan tangisan, suara2 itu semakin jelas seperti melintas berada disekitar kami namun tak ada sosok apapun yang terlihat. Manda memepetku semakin erat namun perlahan tapi pasti pepetannya melonggar, seperti ada sesuatu yang tak terlihat yang berusaha menarik Manda dari pelukanku, Manda terus tertarik hingga genggamannya terlepas dari genggamanku, Manda melayang di udara di saat bersamaan juga seperti ada sesuatu yang menarikku hingga Aku juga melayang telentang diudara bersama Manda.

Diatas plafon/dek tampak bermunculan puluhan pedang bermata tajam yang tampaknya siap menghujam tubuh kami yang sedang tertelentang diudara tersebut. Entah darimana munculnya pedang2 itu muncul secara ajaib dari plafon, seperti sebuah adegan sulap berbahaya pedang2 tersebut seperti terhubung dengan tali kesuatu tempat dan sialnya tali itu terikat ke tangan si Jacky kucing kesayanganku. Satu dari tangan si Jacky seperti terikat ke puluhan pedang yang bila tali terlepas pedang akan menghujam tubuh kami dan satunya lagi tangan si Jacky terikat kedinding. Si Jacky tak mungkin kuat menahan itu dan juga berbahaya buat dirinya, tubuh kecilnya bisa terbelah karena kedua tangan kanan dan kirinya masing2 terikat dengan tali dan tali menariknya kearah berlawanan.

Tak terasa air mataku menetes menyaksikan Si Jacky tampak tersiksa, suara ngeongan-nya yang biasanya nyaring tak terdengar lagi, Aku bisa melihat kepasrahan dimatanya, sebelum pedang2 itu menghujam tubuhku dengan Manda namun jantungku serasa seperti tertusuk duluan oleh sesuatu yang tajam ketika menyaksikan penderitaan si Jacky, bagaimana tidak kucing yang kupelihara sejak lahir, menyusuinya dengan dot, memandikannya hingga memberi makan namun kini dia terjebak dalam situasi seperti itu. Aku mulai emosi dengan hantu2 yang tak terlihat itu, apa salah Si Jacky sehingga dia dilibatkan dalam situasi ini. Setengah berteriak aku menantang dan mengejek hantu2 tak kasat mata itu.

"Woy pengecut.. Apakah kalian tikus yang sedang balas dendam karena sering dimakan kucing... Ayo muncul kalian lawan aku biar kuracun kalian semuanya." Manda yang sedari tadi diam tampak senyum2 sambil buang muka. Mungkin dia menganggapku konyol.

Seakan mendengar ejekanku itu sepertinya para Hantu tersebut merespon, puluhan pedang dilangit2 tiba2 bergemerincing.. "cling.. cling.." bunyinya. Aku dan Manda mulai panik tapi tak bisa berbuat apa2 kami masih mengambang diudara, seiring gemerincing pedang kemudian semacam angin puting beliung muncul diruang tamu rumah tua itu, Aku dan Manda ibarat gasing yang terputar diudara, langit2 plafon tempat puluhan pedang itu menempel mulai retak dan angin puting beliungnya semakin cepat putarannya, membuatku pusing dan kepentok2 ke dinding papan rumah itu berkali2, terlempar hingga terhempas kelantai, samar2 dalam pusing kulihat puluhan pedang itu akan jatuh dan "brakk.." semuanya jatuh dan Aku berguling2 kesamping agar tidak kena... "yeyeye, gak kena.." Aku tak tau bagaimana nasib Manda dan Kucing, kepalaku benar2 terasa berat dan seisi perutku serasa di kocok2 dan "Oek.. oek.." aku muntah. Masih dalam pusingku aku mendengar suara pedang saling beradu, mungkin ada sekelompok orang yang bertarung melawan Hantu untuk membantu kami, hanya itu yang sempat kudengar sebelum akhirnya aku pingsan.

***

Sekitar 10 jam kemudian aku terbangun dari pingsan. Kulihat disisi ranjang ada tiang beserta infus tergantung. Kepalaku masih terasa sedikit sakit dan kuraba kepalaku serasa seperti ada perban. Aku mencoba bangun tapi tiba2 seseorang seperti suster datang dan ia mengatakan agar aku istirahat saja dulu sambil menunggu dokter datang. Sementara itu suster memberikan dua buah amplop yang katanya titipan dari dua orang mengenakan jas dan berkaca mata hitam.

Kubuka satu amplopnya ada sebuah cek nominal Rp. 1M dan ada juga selembar kartu ucapan bertuliskan "Kami tidak menyangka semua ini bakal terjadi, namun meski belum menyelesaikan uji nyali secara tuntas Anda tetap kami anggap berhasil dan berhak atas hadiah 1M." Tertanda: Duo Mr.X

Kubuka satu buah amplop yang satunya lagi juga berisi cek senilai 1M. Dan kartu ucapan bertuliskan "Kami menyesal atas kepergian teman Anda, Amanda." Tertanda: Duo Mr.X

"Hua.. hua.. hiks.. hiks, Amanda mati.. huaaaaa.." Amanda anak yang baik dia berkorban ikut uji nyali berbahaya demi uang 1M untuk biaya berobat ibunya.

"Kenapa orang baik matinya cepat ya, hua.. hua.." Akupun menangis histeris hingga akhirnya dibius oleh Suster.

***

Aku terbangun pas malam hari mungkin sekitar magrib. Ada 3 orang tamu tak dikenal datang membesukku. Mereka bertiga mirip 3 sosok bayangan yang ada dirumah tua. Setelah menanyakan keadaanku mereka bertiga menjelaskan bahwa merekalah yang menyelamatkan Aku, Manda, dan Kucing dari serangan Hantu dirumah tua itu namun Manda diculik Hantu dan masih berada disekitar rumah tua di hutan itu dipenjara mahluk gaib tanpa terlihat mata telanjang.

Mereka juga menceritakan, Sekitar 10 tahun silam mereka bertiga berburu di hutan dan di ikat Hantu menggunakan tali benalu dan rotan. Dan saat Aku dan Manda mengambil tali benalu dan rotan itu untuk mengikat kulkas akhirnya mereka terlepas dari ikatan Hantu tersebut.

"Jadi Anda mengenal Manda, Amanda?" Tanyaku, sambil memiringkan tubuh di atas ranjang dirumah sakit itu.

"Perkenalkan.." Jawab salah seorang yang tertua dari mereka bertiga, "Nama saya Pak Satria, saya Ayahnya Amanda. Dan ini Mas Herman abangnya Amanda. Dan yang ini yang juga agak tuaan Namanya Mas Agus dia kakaknya ibunya Amanda."

"Jadi Amanda masih tertinggal di rumah tua itu ya, syukurlah." Ucapku sambil ngusapin kedua telapak tangan kewajah. Sementara mereka bertiga melotot. Aku berfikir sejenak mengapa mereka melotot.

"Eh.. eh maaf maksudku syukurlah Manda masih hidup.." 

"Kalau begitu Manda masih tertinggal dirumah tua itu, apakah tidak dimakan hantu? Huaa huaa.. aku harus menyelamatkan Manda.." Aku menangis lagi sambil mencabut jarum infus.

"Tenang Nak Ajaey.." jawab Ayah Manda mencoba menenangkanku.

"Kami telah mengirim Paranormal dan Polisi untuk menyelamatkan Manda disana, kita tunggu saja kabarnya, oke!. Oya Nak Ajaey kami harus pamit dulu karena ibunya Amanda juga dirawat dirumah sakit ini."

"Oh iya Pak, ini ada cek 1M milik Amanda, tolong Bapak terima ya."

Mereka bertiga pun pergi setelah Mas Herman menyerahkan se-ekor Kucing, "Cepat sembuh bro." Ucapnya sambil menyerahkan Si Jacky, kucingku.

Dan Mas Agus memberikan satu kresek berisi Apel, "Jangan lupa minum obatnya, Jaey." Ucapnya sambil berlalu pergi.

Setelah mereka bertiga pergi Aku bermain kucing dan manaruhnya diperutku, "Kucing.. Come here please, Come to Papa, cupcup Mmuach".

Tanpa kusadari Manda sedang bersandar di depan pintu memperhatikan tingkahku sambil senyum2.

***

Seminggu kemudian seorang ibu mantan napi yang tampak lusuh sedang menjual minuman keliling, ia menawarkan kopi luwak pada dua orang bersetelan jas dan berkacamata hitam dalam mobil. Dari dalam mobil tampak seseorang menyodorkan sebuah map dan ponsel curut jadul pada ibu itu.

Ibu tersebut membuka map yang bertuliskan:

UJI NYALI BERHADIAH Rp.1M.

Dengan syarat:
1. Menginap dalam gunung merapi aktif selama seminggu.
2. Hari kedua akan ada cowok tampan yang menemani.
3. Resiko tanggung sendiri.
4. Dilarang bertanya apapun mengenai uji nyali ini.

Tertanda. Duo Mr. X diakhir tulisannya.

TAMAT.

Comments

  1. Motivasinya ikut uji nyali untuk membiayai perawatan ibunya yang sedang sakit di rumah sakit.

    motifnya udah mirip mirip acara ftv di layar kaca Indonesia haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha, kumenangis meratapi, kepergianmu dari sisi hidupku..

      Beda nuansa 😆

      Delete
  2. Salut lho, mas Jaey dari suara saja bisa membedakan itu 4 istri dan anak dari pada 4 anak 1 istri padahal lagi dalam keadaan merinding parah.

    Jd Manda yg datang di pintu itu beneran apa arwahnya aja mas?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Orang lagi ketakutan biasanya pendengarannya lebih peka dan sehingga suka menduga2 terlebih saat sepi banget 😆

      Aslinya.. kan di jemput Paranormal dan Polisi, cuma tidak diceritakan sedetil ini takut jadi panjang ceritanya, malas nulis 🤣

      Delete
    2. mungkin lebih tepatnya pikirannya terganggu dan banyak berhalusinasi hahaha

      Delete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. 🤣🤣🤣🤣🤣🤣

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
    3. This comment has been removed by the author.

      Delete
    4. aku bawa kemenyan sama kembang tujuh rupa boleh?

      Delete
    5. Boleh bawa apapun boleh wkwk

      Delete
  4. Oh jadi aku ini kakaknya ibunya Amanda toh, berarti udah tua dong.😂

    Lumayan dapat cek 1 M kang, bisa buat kawin lagi. Tapi itu cek beneran apa cek kosong.😆

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mas, ibunya Amanda aja udh 90 thn.. 🤣

      Iya cek asli sudah di cek tadi di Bank Toyyib 🤣

      Delete
    2. Wow lumayan tuh dapat duit 1 M, tapi sayangnya cuma dalam cerpen.🤣

      Delete
    3. This comment has been removed by the author.

      Delete
  5. Beeeeehhhhaaaaaa suuueeee...🤣🤣🤣 Kenapa sih Jaey nggak ikut mati juga kaya Amanda...Kan sudah ikat kulkas dengan tali penyangga 2 gunung kembarnya...🤣🤣🤣🤣

    Cuma karena kulkas hantu Amanda jadi gundal-gandil gitu gunung kembarnya..🤣🤣🤣🤣 Bahkan diculik juga lagi.🤣🤣

    Berarti ente harus bantu dapatkan Amanda kembali Jaey kan sudah punya modal 1M...🤣🤣🤣

    Nanti cerita lanjutannya Amanda jadi wewe gombel kali yee....Karena tali penyangga gunung kembarnya dibuat ikat kulkas hantu oleh Jaey..🤣🤣🤣🤣🤣 Suuueeee..🤣🤣🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. 🤣🤣🤣🤣 yesss.. akhirnya ada yg fokus ke situ 😆

      Delete
    2. Lalu bagaimana nasib Amanda Gabriella Manopo Lugue selanjutnya...Apakah akan jadi kekasih Jaey atau kekasih 3 Bayangan setan dan disalome..🤣😋🤣

      Delete
    3. wadau bayangan setan, bahaya sekali tuh pasti minta banyak tumbal

      Delete
  6. Rruaaar biasaaah .. , aku sampai deg-degan baca si Jacky, Manda ngadepin pedang berjamaah ....

    └|∵|┐♪

    Sayangnya, aku telat datang, tau-tau udah tamat saja nih cerita.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya cuma 2 episode aja 😆

      Delete
    2. Kenapa ngga dibikin 7 episode seperti cerbung nya mbak mbul kang.😆

      Delete
    3. Malas ngetiknya, bikin panas jari hihi

      Delete
    4. Dikipasin pakai peluit bisa kok bikin jari ngga vanaz, mas ...

      Delete
    5. Iya, jangan malas ngetik, kan dapat duit 1 M ya mas Himawan.😁

      Delete
  7. Untung takutnya tidak sampai terkenc*ng2 ya Masbro?

    ReplyDelete
  8. Wis ngena banget alur ceritanya, ditunggu film dokumenternya bang.. Pasti seru !

    ReplyDelete
  9. Ya akhirnya polisi juga yang harus terjun langsung
    Cerita yang menarik
    Sangat menegangkan

    ReplyDelete

Post a Comment