Skip to main content

Gambaran Syariat, Tarekat dan Hakekat

Gambaran Syariat, Tarekat dan Hakekat

Ada seorang laki-laki datang menemui seorang alim. Dia berkata, “Syekh, aku mohon tolong ajarkan padaku apa itu syariat, tarekat, dan hakikat secara singkat dan cepat.”

Syekh tersebut menganggukkan kepalanya. Lalu ia mengajak laki-laki itu ke pasar.
Setiba di pasar, keduanya melihat seorang penjual buah-buahan. Syekh berkata pada laki-laki tadi, “Orang itu di masa mudanya melakukan dosa besar. Ia pantas untuk ditampar. Pergilah ke dekatnya lalu tampar wajahnya!”.

Laki-laki ini mulanya ragu. Bagaimana mungkin ia akan menampar orang yang tidak ia kenal dan tidak pernah ada masalah apapun dengannya. Tapi demi menuruti perintah Syekh, dia pun melangkah menuju penjual buah itu lalu menamparnya.

Tidak menunggu lama, penjual buah tersebut membalas tamparan laki-laki itu dengan tamparan yang lebih keras. Tapi ketika tahu kalau Syekh yang menyuruh, penjual buah itu meminta maaf.

Keduanya kembali berjalan. Tiba-tiba mereka melihat seorang penjual daging. Syekh berkata pada laki-laki tadi, “Orang ini juga telah melakukan dosa di waktu mudanya. dia berhak untuk ditampar. Datanglah ke dekatnya dan tampar mukanya!”

Demi mentaati Syekh, laki-laki tersebut melangkah ke arah penjual daging tersebut lalu menamparnya. Namun penjual daging ini tidak membalas. Dia hanya menengadahkan wajahnya ke langit dan berkata, “Cukuplah Allah tempatku mengadu. Biarlah Dia yang membalasmu.”

Keduanya kembali melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba mereka melihat seorang tukang jagal yang berbadan tegap dan besar.

Syekh memintanya untuk menampar tukang jagal itu. Dengan sedikit takut ia melangkah ke arah tukang jagal tersebut lalu menamparnya.

Setelah ditampar, tukang jagal ini hanya tersenyum. Ia tidak membalas sedikitpun. Lalu dia berkata, “Sampaikan salamku pada gurumu.”

Kemudian Syekh berkata pada laki-laki itu, “Yang pertama tadi, itulah syariah. Kezaliman dibalas dengan kezaliman. Dan memang untuk itulah dia diturunkan mengatur hubungan antar manusia secara tegas dan adil.”

Adapun yang kedua, itulah tarekat. Dia tidak mengambil haknya. Ia menyerahkan semuanya pada Allah SWT apa balasan yang pantas untukmu.

Sementara yang ketiga, itulah hakikat. Dia tidak merasa punya hak sama sekali. Lisan halnya berkata :

قُلْ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ اللهِ
“Katakanlah semua dari sisi Allah.”
الشريعة : هذا لك وهذا لي
Syariat : Ini untukmu, ini untukku.
الطريقة : ما لي هو لك
Tarekat: Untukku adalah untukmu.
الحقيقة : لا لي ولا لك
Hakikat : Tidak ada untukku dan untukmu.
Semua adalah untuk dan milik Allah SWT.
والله تعالى أعلم وأحكم

Sumber: Facebook

Comments


  1. Wah postingan kelas tinggi nih, newbie nyimak.. hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah pos kelas tinggi kah ini huu, saya malah gatau kelas2nya huu, cuma nyalin dari fb dan saya pos disini 😅

      Delete
  2. Sama, newbie juga ikutan nyimak, ngga paham ilmu tingkat tinggi.😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yg bener mas ga paham? Entar ga paham beneran lho jadinya 🤭😅

      Delete
  3. oh, begitu perbedaannya.....
    tidak hanya teori, tapi langsung dipraktekkan....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sepertinya begitu pak, saya juga gatau cuma copas ini, hihi..

      Delete

  4. Heemm!! Sepertinya 2 orang diatas PEA.🙄🙄🤔🤔

    ReplyDelete


  5. Kalau kita berjalan menghampiri seorang wanita dan menciumnya itu termasuk katagori Syariah apa Hakikat atau Tarekat Huuu..😁😁


    Masalahnya ada 2 soalnya...Bisa digampar...Tapi kemungkinan juga yang wanita merasa senang jika dicium.🤣🤣🤣🤣🤣


    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu bukan syariat, tarekat apalagi hakekat kang, tapi maksiat.🤣

      Delete
    2. Entahlah masuk kategori mana huu..
      Digamparnya itu mgkn syariat..
      Yg merasa senang jika di cium itu mgkn tarekat.. wkwk

      Tapi mgkn juga maksiat seperti yg mas agus bilang 😅

      Delete
    3. Yg merasa senang jika di cium itu bukan tarekat tapi wadam kang.🤣

      Delete
    4. Mencium wadam dong 🤣

      Delete
    5. Makanya senang dicium.🤣

      Delete
    6. Gak maksiat kalau yang dicium istri sendiri hahaahha

      Delete
  6. Tulisannya sangat menarik, kang. Makasih nasihatnya di bulan Ramadhan ini! 😊🤗

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama2 kang tapi nasihatnya bukan dari saya kang hihi..

      Delete

Post a Comment