Skip to main content

Pepet Teruuuus Jangan Kasi Kendor!

Pepet Teruuuus Jangan Kasi Kendor!

Kesibukan Herman bekerja setiap hari dari pagi sampai malam membuatnya tak sempat bersosialisasi untuk mengenal tetangga kiri dan kanan dan terlebih untuk memiliki pasangan juga tak sempat, "mumpung masih muda dan ada kesempatan lebih baik aku bekerja yang rajin sambil menabung sebanyak-banyaknya.." pikirnya, toh nanti kalau punya uang banyak jodoh akan datang dengan sendirinya dan untuk urusan sosialisasi biar nanti saja ketika sudah tua.

Ketekunan Herman dalam bekerja membuahkan hasil. Kini ia punya rumah besar dan mobil serta kehidupan layaknya kalangan menengah ke atas.

Sampai suatu hari ia mendapat undangan pernikahan dari salah seorang temannya, di undangan tersebut tertulis "untuk Herman dan Pasangan..". Ia menghela nafas dan baru tersadar di usianya yang sekarang tapi belum juga memiliki pasangan.

Hari ke hari ia memikirkan itu sampai suatu hari ia melihat nominal tabungannya yang sudah cukup banyak dan membuatnya berfikir untuk berhenti bekerja dan membangun bisnis kecil-kecilan.

"Saatnya menikmati hidup.." Ucapnya membatin. Kini ia resmi berhenti bekerja dan akan mulai bersosialisasi.

Biasanya saat bangun pagi ia tak sempat membuka jendela, saat bangun biasanya ia langsung siap-siap pergi ke kantor untuk bekerja tapi kini ia bisa membuka jendela dan menikmati udara pagi. Saat ia membuka jendela dari rumahnya di lantai dua tanpa sengaja ia melihat ke arah jendela tetangganya seorang cewek mengenakan handuk yang sepertinya habis mandi. Dari jendela kaca riben rumahnya ia bisa melihat dengan leluasa tanpa terlihat oleh tetangganya itu. Cewek itu perlahan melepaskan handuknya dan aku yakin kamu tahu kelanjutannya hehe.

"Untung gue bangun pagi jadi dapat rejeki mata.." Ucapnya cengengesan.

"kemana aja gue selama ini ya, baru tau ternyata punya tetangga cakep.." Ucapnya lagi, membatin.

***

Malam harinya selepas isya ia iseng mondar mandir di teras memperhatikan rumah tetangganya, pandangannya tertuju pada palang di depan rumah tetangganya tersebut bertuliskan "Salon Blackpink". Semua pegawainya wanita mengenakan rok mini berwarna black dan berbaju kaos warna pink dan rambut bagian depan mereka berwarna pink dan dominan black.

Ia berencana ingin potong rambut di salon tetangganya tersebut, selama ini ia tau kalau rumah tetangganya adalah salon tapi ia tak pernah potong rambut atau keramas disana, "Dan, mungkin inilah saatnya aku bersosialisasi potong rambut di salon tetangga.." Ucapnya membatin. Sekaligus mencari tau siapa nama tetangganya yang ia lihat di jendela tadi siang.

Namun saat masuk ke salon tersebut ia tak melihat gadis tersebut dan tak mungkin ia bertanya karena tak tahu namanya dan terpaksa ia pulang ke rumahnya.

***

Saat pagi-pagi sekali ia me-lap kaca mobil di halaman depan, gadis itu keluar dari samping rumah membawa keresek yang sepertinya berisi sampah. "Untung gue bangun pagi.." Ucapnya. Tapi ia bingung bagaimana memulainya, apakah langsung say hello, "hello tetangga?" begitu kah baiknya, ucapnya membatin atau "Hey siapa namamu?" Hmm, tapi terdengar kasar dan terlalu to the point, ucapnya lagi-lagi membatin.

Saat ia memikirkan akan menyapa bagaimana, cewek itu yang duluan menegurnya "Lho mas, tumben ada di rumah?" Tanya gadis itu padanya.

Berawal dari itu ia tau nama gadis itu bernama Aryanti, hari demi hari dari canggung menjadi lepas hingga akrab berbagi cerita bersama dalam setiap kesempatan siang dan malam.

***

Dari balkon rumahnya ia memperhatikan tamu-tamu yang selalu ramai berdatangan ke salon tersebut dan rata-rata tamunya adalah para lelaki. Ia tersenyum ketika teringat postingan temannya "Jangan-jangan salonnya pakai penglaris?".

Dan yang paling sering datang ke salon tersebut hampir setiap minggu adalah dua orang lelaki yang bersetelan rapi memakai batik dan selalu datang dengan mobil berbeda. Entah rambut mana saja yang mereka pangkas sampai setiap minggu datang kesana, dari penampilannya sepertinya mereka berdua dari kalangan pejabat, dua orang lelaki itu bernama Agus dan Satria.

Semenjak berhenti bekerja, Herman memang lebih sering nongkrong di balkon rumahnya dan paginya kalau tidak me-lap kaca mobil atau memangkas bunga ia nongkrong di jendela menyaksikan adegan lepas handuk. Meski begitu bisnis kecil-kecilannya tetap berjalan dan tetap ada pemasukan walau tak sebesar penghasilannya ketika bekerja dulu.

Meskipun Herman belum berstatus pacaran dengan Aryanti tapi mulai ada rasa cemburu di hatinya dan rasa takut kalau-kalau gebetannya tersebut di ambil Agus atau Satria.

Tak ingin di hantui rasa cemburu buta akhirnya ia membulatkan tekad untuk memperjelas hubungannya dengan Aryanti. Gayung bersambut, ia akhirnya pacaran dengan tetangganya tersebut.

Aryanti bukanlah pemilik salon tersebut dan bukan pula pegawainya, Aryanti hanya keponakan angkat dari pemilik salon tersebut yang bernama Bude Embul.

Karena senang cintanya bersambut Herman pun bernyanyi "Aryanti dikau mawar di taman khayalku, dosakah hamba mimpi berkasih dengan Nona, ujung jarimu kucium mesra tadi malam, dosakah hamba memuja dikau dalam mimpi, hanya dalam mimpi."

Setelah resmi berpacaran dengan Aryanti, Herman lebih leluasa bertanya hal mendalam tentangnya, tak ada rahasia-rahasian lagi namun tentu saja ia tak menceritakan kalau ia mengintip setiap pagi di jendela

Setelah merasa cukup mengenal Aryanti luar dalam akhirnya Herman memutuskan untuk melamarnya ke Bude Embul. Dan mereka pun menikah.

Beberapa hari setelah pernikahan itu terdengar dua orang sedang mengamuk di salon tersebut yaitu Satria dan Agus. Suara mereka terdengar hingga kerumah Herman. Herman dan Aryanti mendengarkan dari rumah mereka.

Terdengar suara Satria seperti berteriak "Aku tidak mau dilayani yang lain, aku maunya Aryanti.." begitu juga suara Agus yang terdengar terus mendesak ke Bude Embul.

"Tapi Aryanti sudah menikah ikut bersama suaminya, tidak tinggal disini lagi.." Jawab Bude Embul.

"Aku tidak mau tau, pokonya harus ada.." Kali ini Agus yang bicara, terdengar seperti sambil membalik meja dan merobohkan lemari. Terdengar seperti kiamat.

"Bapak Bapak tolong tenang dulu, saya akan secepatnya mencari penggantinya yang lebih semok.." Jawab Bude Embul.

"@#$%&*...."

Mendengar itu Herman bertanya pada Aryanti, "Apa yang di maksud Bude mu dengan semok?" Aryanti tak menjawab dan hanya menunduk.

"Benar ya seperti yang ku pikirkan?" Tanya Herman lagi pada Aryanti.

"Benar ya?" Ulangnya lagi, dengan mata berkaca-kaca karena telah merasa tertipu seperti membeli kucing dalam karung.

"Kukira selama ini aku sudah mengenalmu!" Tambah Herman.

"Mas tenang dulu mas.." Jawab Aryanti.

Herman menangis sejadi-jadinya sambil ngedumel "Pantesan malam pertama kita serasa longgar/dol.." Ucapnya sambil menyeka air matanya sendiri.

"Oh Tuhan, ini salahku juga, selama ini sering jajan. Sehingga mendapat balasan setimpal.." Ucap Herman sambil tersujud-sujud.

***

Selang beberapa jam setelah itu Herman pergi dari rumahnya dan berencana menginap di salah satu bisnis kecil-kecilannya berupa tempat penyewaan mobil, Herman menghampiri pengelola bisnisnya tersebut yang bernama Jaey.

"Jaey, boleh aku meminta pendapat hal pribadi?" Tanya Herman.

"Apa Boss?" Jawab Jaey.

"Bagaimana menurutmu tentang mendapat bini bekas?" Tanya Herman blak-blakan.

"Mungkin sama saja seperti memperistri rondo, Boss.. dan seperti mobil mewah walaupun bekas tetap mahal.." Jawab Jaey tak kalah blak-blakan.

"Kalau begitu aku mau pulang saja kembali kerumah.." Jawab Herman sambil berlalu pergi keluar dan saat bersamaan berpapasan dengan Agus dan Satria yang masuk untuk menyewa mobil.

Sepanjang perjalanan pulang ke rumahnya Herman bernyanyi dalam mobil, "...Walaupun demikian nasibku, namun aku bahagia seribu satu malam.. Aryanti dikau mawar di taman khayalku..!!" (Song by Tantowi Yahya, judul 1001 malam)

3 TAHUN KEMUDIAN.

"3 tahun sudah kita berumah tangga tapi belum juga mendapatkan putra, jangan bersedih terus berdoa, mohon padanya pada yang kuasa." (Song)

"Salah tuh liriknya.." celetuk Herman tiba-tiba muncul dari belakang istrinya yang sedari tadi menatap percikan hujan yang mengenai jendela kaca.

"Hehe, iya Bang.. aku asal menyanyi saja, tak hapal liriknya.." jawab Aryanti terus merapatkan tubuhnya dalam pelukan Herman.

"Gapapa kok, kamu tetap cantik walau salah lirik.." ucap Herman dengan senyum gombalnya.

"Ngiew.. ngiew.. ngieww.." suara sirine.

Tak berselang lama dalam rintik-rintik hujan itu terdengar suara sirine mobil polisi yang berhenti tepat di depan rumah tetangga mereka di "Salon Blackpink", beberapa orang polisi turun bergegas dari mobil, sebagiannya ada yang masuk dari depan dan sebagian lagi berjaga di samping dan belakang salon kecantikan tersebut.

Herman dan Aryanti mengintip dari balik jendela, tampak Satria tanpa baju dan bertato Harimau putih serta Agus dan Bude Embul, serta beberapa wanita lainnya, mereka di giring kedalam mobil polisi dengan keadaan tangan terborgol. Sepertinya polisi sudah mengetahui modus Salon tersebut berkedok esek-esek.

***

Berhubung Satria dan Agus hanya pelanggan dan para PSK hanya pekerja maka mereka semua di bebaskan kecuali Bude Embul tetap di tahan karena paling Boss merupakan pengelola dari bisnis becek tersebut.

Meskipun cuma keponakan angkat tapi Aryanti tetap menjenguk Budenya tersebut di kantor polisi, walau bagaimanapun juga tanpa kebaikan Budenya mungkin sekarang Aryanti akan jadi gembel di jalanan sebelum Budenya memungutnya. Sebenarnya Aryanti dan Budenya itu seumuran tapi Aryanti lebih suka memanggilnya sebagai Bude.

Segala keluh kesah biasanya Aryanti curhatkan ke Budenya, termasuk curhat mengenai hubungannya sama Herman yang selama 3 tahun pernikahannya belum mendapatkan keturunan.

Sampai akhirnya Budenya memberikan ide dan akan membantunya mendapatkan keturunan dengan syarat terlebih dulu membebaskannya dari penjara dengan membayar jaminan mumpung kasusnya belum dibawa ke kejaksaan. Aryanti menyetujuinya dan membayar uang jaminan. 

Budenya pun bebas namun sebagai tahanan luar dan harus tetap melapor sebulan sekali. Jika ia mengulangi bisnis ilegalnya lagi dan tertangkap lagi maka hukumannya akan semakin berat.

***

Herman dan Aryanti duduk di sofa sambil menonton kelahiran anak dari Raffi Ahmad dan Nagita Slavina. Dari raut wajah mereka tampak merindukan momen semacam itu namun entah sampai kapan menunggu hingga terwujud.

"Gimana kabar Bude-mu?" tanya Herman berusaha mengalihkan perhatian istrinya agar tak terlalu sedih menonton momen kelahiran Baby-R tersebut.

"Entahlah Bang, sepertinya Bude lagi syok.. sebaiknya kita tidak mendesak menanyakan ide dia.." jawab Aryanti.

Sementara Bude Embul dirumahnya sedang menatap cermin sambil mengurut-urut rambut bagian depannya yang berwarna pink, ada rasa dalam hatinya ingin memakai jilbab namun disisi lain ia juga ingin kembali menjalankan bisnisnya.

Ia terus berfikir di depan cermin apakah terus melanjutkan bisnisnya yang dulu dan beresiko mendapat hukuman dua kali lipat kalau tertangkap lagi ataukah membangun bisnis baru saja. Sempat terlintas dipikirannya ingin membuat bisnis pembuatan anak, toh ia bisa meminta bantuan Agus dan Satria untuk membuatkan anak sebanyak-banyaknya dari beberapa gadis yang sudah disiapkan untuk mereka tiduri yang kemudian anak dari mereka nantinya dapat diperdagangkan bagi yang membutuhkan.

Tapi tentu saja itu tak kalah berisiko dari bisnis yang sebelumnya. "Arrrgggh.." ucap Si Embul kesal sambil mengacak-ngacak rambutnya sendiri di depan cermin dan melemparkan tubuhnya ke tempat tidur.

***

Pagi harinya Embul terbangun dan tampak sumringah sepertinya baru saja mendapatkan ide, ia bergegas setelah mandi, berdandan, dan makan, kemudian ia mengambil kunci mobil dan pergi menuju rumah seseorang yang sangat terkenal di kota itu yaitu Prof. Dr. KH. Jaey Ningrat. Setelah mengutarakan maksudnya akhirnya mereka tanda tangan kontrak kesepakatan sebuah bisnis jual beli cairan pria.

Embul juga mengundang Agus dan Satria untuk kerja sama dan mereka setuju ikut tanda tangan kontrak.

Dengan langkah pasti kemudian Embul pergi ke rumah Herman dan Aryanti, "Ting tong.. ting tong.." terdengar suara bel yang di pencet Embul. Aryanti pun keluar membuka pintu.

Di ruang tamu itu Embul menyodorkan map ke Herman, map yang berisi daftar nama-nama pendonor cairan.

1. Satria - perkiraan keturunannya sekuat Harimau putih. Harga cairannya: Rp. 10.000.
2. Agus - perkiraan keturunannya lucu. Harga cairannya: Rp. 10.000.
3. Prof. Dr. KH. Jaey Ningrat - perkiraan keturunannya cerdas, alim, lucu, kuat, sehat dan tampan. Harga cairannya: Rp. 1 triliun.
4. ...
5. ...

"Pilih yang mana Mas?" tanya Embul pada Herman.

"Pilih yang nomor 3 aja Bang.." pinta Aryanti pada Herman.

"Ada garansinya nggak nih?" tanya Herman pada Embul.

"Iya ada Mas, garansinya sampai sukses brojol.." jawab Embul.

Herman manggut-manggut sambil berfikir. Dan kemudian, "Ia deh, gue ambil yang nomor 3.."

Setelah tanda tangan nota kesepakatan dengan materai, Embul dan Herman bersalaman. "Barangnya nanti dikirim kurir ya Mas beserta alat kateter dan cara penggunaannya, nanti begitu barangnya sampai langsung diinsemisasikan saja Mas takutnya keburu basi.." terang Embul.

***

Setahun berlalu dan "Oek.. oekk.." terdengar suara tangisan bayi.

Tamat!

Comments

  1. Wah malah enak kang dapat yang dol, soalnya tidak usah ngajarin lagi.🤣

    ReplyDelete
    Replies

    1. 👆🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣👆

      Delete
    2. Betul makanya Mansyah betah dirumah 😛😛

      Delete


  2. Beehhhaaaaa! 🤣🤣🤣 dibalik anu yang longgar ada body yang semok yaa Huu..🤣🤣🤣🤣


    Berarti nggak jadi yaa Huu Mansyah ninggalin Aryati meski udah Dol.🤣🤣🤣🤣

    Emangnya kenapa bisa Dol Hu..😆🤣🤣🤣 Apa ketumpahan banyak oli jadi longcer.🤣🤣🤣


    "Aryati Dikau mawar asuhan rembulan...Aryati Dikau gemilang seni pujaan" Begitu lirik pertamanya Huu...🤣🤣🤣

    Lagu lama ciptaan Ismail Marzuki yang pernah dinyanyikan oleh Hendri Rotinsulu & Ebet Kadarusman.😊😊

    Kalau Tantowi mah cuma daur ulang...Karena ia hobi musik Country ...Lagu Aryati katanya beraliran Country.😁😁 Makanya didaur ulang.😁😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dol karena salome mungkin 😛😛

      Oh daur ulang, aku belum pernah dengar yg versi Ismail Marzuki 😅

      Daur ulang maksudnya merubah liriknya kah, ini juga saya ubah, Tuan jadi Nona, Aryati jadi Aryanti 🤣

      Delete
    2. Dol karena sering dipakai Agus sama Satria, tapi yang paling sering pakai ya Jaey.🤣

      Delete

    3. Naahh Tul itu, Cuma Jaey nggak diekspos saja dalam cerita..🤣🤣🤣🤣

      Delete
    4. Jaey cuma penjaga penyewaan mobil nyambi penjaga listrik, gak berani macam2 sama istri Bossnya 🤣🤣

      Delete

    5. Tapi istri bosnya kan ada 2 dari pada yang satu nganggur mending dimacem-macemin.🤣🤣🤣🤣🤣😆😆

      Delete
    6. Jaey ngga berani macam-macam, tapi cuma satu macam yaitu bikin dol.🤣

      Delete
    7. Iya ya, istrinya yg bernama Ningsih nganggur bisa dimacem2in, tapi bajunya bau minyak goreng Kang 🤣

      Delete
    8. Bukan soal dol mas tapi bajunya bau minyak goreng jadi ga berani macem2in 😛😛

      Delete
  3. hhahahaha astaga dol
    komen para suhu suhu diatas udah bikin ngakak aja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak para suhu diatas paham banget soal dol 😛😛

      Delete

    2. 🤣🤣🤣🤣🤣😆😆☝🏾☝🏾

      Delete
  4. Hahaha.. ikut menyimak mas..😅

    ReplyDelete
  5. mohon dicek emailnya ya. tetima kasih...

    ReplyDelete
  6. Wah banyak duit dong K.H. jaey ningrat, cairannya saja laku 1 triliun.🤣

    ReplyDelete

Post a Comment