Skip to main content

The World In My Hands

The World In My Hands

Dilihat dari langit tampak sebuah rumah berbentuk 4 buah huruf J.A.E.Y yang setiap sudut halamannya terdapat duplikat ikon dari berbagai negara seperti Eifel, Monas, Liberty, dan tersisa beberapa sudut lagi yang belum terpasang ikon karena pemiliknya masih bingung akan memasang ikon apa disana, pemiliknya juga bingung akan membuatnya seperti apa pekarangan rumahnya itu apakah berbentuk persegi dengan 4 sudut ataukah berbentuk bintang 7 dengan banyak sudut.

Uang jelas bukan suatu masalah bagi triliuner ini karena gambaran kekayaannya gabungan dari kekayaan Firaun dan Karun dan berlipat-lipat lebih banyak lagi.

Jangan tanya apa saja bisnisnya, pesaing bisnisnya memberikan ungkapan: "Di dunia ini 99% made in Jaey, tinggal 1% saja lagi buatan Tuhan."

Sebagian besar bisnisnya tersebut di jalankan di semua negara dan paling banyak berlokasi di Cina dan diantara proyeknya yang jarang diketahui:

# Cegah Penuaan
# Bernapas di Mars
# Rahim Buatan dan Pengasuh Janin Robotik
# Menciptakan Replika Matahari di Bumi
# Hidupkan Hewan Purba

Namun sayangnya seperti sebuah ungkapan "Tak semua hal dapat diselesaikan dengan uang" begitulah nasib yang dialaminya kini, kedua istrinya Amanda dan Amelia untuk kesekian kalinya pergi dari rumah dan meninggalkannya sendirian dirumah, ketiga anak-anaknya pun begitu, Anissa Tiwi, Adelia Keza, Jaey Junior, jarang berada dirumah dan lebih sering berada diluar rumah.

Jaey Senior, triliuner ini benar-benar merasa kesepian sendirian dirumahnya, tak tau harus melakukan apa dan tak tau harus berbuat apa, hampir semua hal yang menurut orang lain menarik bagi mereka tapi baginya sudah terasa biasa-biasa saja, dalam kebingungannya itu ia sambil mendengarkan lagu "Talking to my self by Linkin Park", yang menurut kisah penyanyi lagu tersebut bunuh diri setelah menyanyikan lagu itu. Akankah Jaey Senior bunuh diri juga setelah mendengar lagu itu.

"Hmm,.." gumamnya menghela nafas.

"Tidur sudah.., mau tidur lagi belum ngantuk."

"Makan sudah.., mau makan lagi belum lapar."

"Sedekah sudah.., tiap bulan pada sepertiga rakyat Indonesia."

"Sholat sudah, ngaji sudah! Apalagi ya?"

"Main golf bosen, main yang lain juga bosan, hmm.." gumamnya lagi.

"Jalan-jalan ke luar negri bosen. Ke korea bahasa korea, ke china bahasa cina, ke amerika bahasa inggris, pulang-pulang dari negara lain lidahku jadi kelu, kapok saya keluar negri."

"Ngerokok sudah! Mau mabuk-mabukan takut dosa!"

Jaey Senior terus mondar-mandir dirumahnya yang besar itu dan pandangannya tertuju pada sebuah piano dan ia memencet-mencet piano itu penuh emosi.

"Siapa sih yang membeli piano ini dan menaruhnya disini padahal tak ada seorangpun dirumah ini yang tau cara main piano, argggh.." ucapnya lagi sambil memencet-mencet piano itu lagi.

"Astagfirullahalazim.., aku tampak seperti orang tidak bersyukur." ucapnya kemudian sambil mengusap wajah dengan kedua telapak tangannya.

"Miaw.. miauw.." terdengar suara seekor kucing yang kemudian menghampirinya.

"Kenapa Mpuss, laper ya? yuk ikut saya kedapur cari whiskas." 

Jaey Senior pergi kedapur diikuti kucing dan ia memberikan makanan dan susu pada kucing itu dan tanpa sengaja pandangannya tertuju pada layar monitor dan tampak seorang tamu sedang menunggu di ruang tamu.

"Nikmati makananmu Mpuss, saya mau ke ruang tamu dulu!" ucapnya seraya menuju ke ruang tamu.

***

Sesampainya diruang tamu ia menyapa tamunya tersebut "Hai, sudah lama menunggu?" 

Perempuan itu berdiri dari duduknya di sofa "Hai juga, lama tak berjumpa.. Ya lumayan lama menunggu, tadi kata penerima tamu katanya Mas Jaey tidak ingin diganggu jadi saya tunggu disini dan syukur alhamdulillah tuan rumahnya mau keluar hehe.."

"Hehe, iya Rin (Ariana), hmm.., Rin mau ngobrol disini atau kita ke ruang Casino? ruang bioskop? atau ke ruang Bar mungkin kita bisa sambil minum Cola disana." 

"Atau kita ke lantai atas, seru lho di lantai atas tingginya sampai ke awan seperti gedung di Dubai!"

"Atau kebelakang, kita bisa sambil bakar daging yang harga 70 juta itu? Nanti saya suapin ala pelayanan di restoran itu? Hehe.."

"Haha pamer abieezz!! Ga Mas, disini aja Mas, diruang tamu ini aja.."

"Haha, cuma kamu yang berani bilang aku pamer Rin.., oya silakan duduk Rin.."

"Kenapa ngga menelpon aja Rin.. tapi aku senang sih kamu datang, aku jadi punya teman."

"Iya tadinya mau menelpon aja sih Mas, cuma kebetulan lagi bete dirumah sendirian jadi saya pikir mungkin bertamu secara langsung saja kesini, sekalian juga sih mau melihat lantai rumah Mas yang katanya mirip air, serasa berjalan diatas air ini.. hihi."

"Huahaha lantai mirip air, biasa aja Rin ya tetap lantai juga sih tetap diinjak.. Btw kamu sendirian dirumah? Emang Bang Herman kemana?"

"Bang Herman sudah dua hari di Banjarnegara, katanya urusan bisnis."

"Oh begitu? Oya Rin, maaf waktu pernikahanmu sama Herman saya tidak datang, waktu kamu meninggal dunia juga saya tidak datang, saya lagi sibuk banget waktu itu."

"Haha iya Mas gapapa, Btw terdengar gimana gituh pas kamu bilang 'meninggal dunia juga saya tidak datang', haha iya lucu ya aku pernah mati suri.." ucap Ariana.

"Oya Rin.. aku penasaran bagaimana ceritanya sampai kamu operasi plastik dan ganti nama seperti sekarang ini?"

"Itu bisa kita bicarakan lain waktu saja ya Mas! Saat ini maksud kedatanganku kesini ingin mempertanyakan anak kita, Jaey Junior!"

"Iya, tentu berat baginya Rin.. menerimamu sebagai ibunya, kamu membuangnya dikardus depan emperan toko saat dia masih bayi!"

"Iya, tolonglah Mas bicara padanya, bujuk dia agar mau mengakui saya sebagai ibunya."

"Aku sudah berusaha Rin, aku sendiri sepertinya dia belum menerimaku sepenuhnya sebagai Ayahnya, dia masih memanggilku dengan sebutan Om!"

"Hmm iya Mas, itu buah dosa kita dimasa lalu dan menerima hukumannya dimasa sekarang."

"Kamu yang sabar ya Rin, kamu bisa berusaha lebih keras lagi merebut hatinya, kamu boleh kok kesini kapanpun kamu mau, rumah ini selalu terbuka buat kamu, kamu tak usah izin-izin lagi ke penerima tamu, langsung aja masuk-masuk ke rumah ini, bebas khusus kamu, nanti aku sampaikan ke semua pelayan kalau kamu bagian dari keluarga rumah ini."

"Ah yang benar Mas, bagaimana kalau nantinya Amanda dan Amelia makin marah, bukankah kepergian mereka dari rumah ini disebabkan oleh saya?" tanya Ariana.

"Kamu benar Rin, mereka pergi karena marah atas hubungan kita dimasa lalu dan juga memiliki anak tapi kurasa kamu bisa beralasan datang kesini untuk menemui anakmu."

"Yayaya, terimakasih Mas!" jawab Ariana sambil melihat jam tangannya.

"Sudah jam 9 malam, aku ingin pulang kerumah tapi paling sendirian lagi dirumah, Bang Herman sepertinya belum pulang dari Banjarnegara." ucap Ariana lagi.

"Tawaran Mas tadi masih berlaku ngga, yang bakar daging seharga 70 juta itu?"

"Oh, tentu Rin, ayo kalau kamu mau?"

"Tapi gimana kalau bakar-bakarnya di lantai atas saja Mas, sepertinya seru?"

"Iya boleh, terserah kamu saja Rin!"

Jaey dan Ariana pun pergi naik lift menuju lantai paling atas dan dari lantai atas itu tampak awan beriring, Ariana memegang awan yang kebetulan menabrak dirinya sementara itu Jaey dan para pelayan sedang mempersiapkan bakar-bakaran daging yang akan mereka santap.

Sampai jam 10 malam akhirnya Ariana pamit pulang dan saat keluar dari lift di lantai bawah ia berpapasan dengan anaknya Jaey Junior. Ibu dan Anak itu saling tatap. Ariana memeluk anaknya itu namun anaknya itu hanya diam mematung tak membalas pelukan ibunya.

"Hmm, setidaknya satu masalah sudah selesai, anak dan ibunya sudah bersatu, kini tersisa satu masalah lagi kapan Amanda dan Amelia akan pulang kerumah, semoga saja pas lebaran nanti semuanya bisa berkumpul." ucap Jaey dalam hati sambil menyaksikan ibu dan anak itu yang masih berpelukan.

Tamat!

Comments

  1. luar biasa...icon dunia di pekarangan rumah bisa dilihat dari atas......
    semoga semuanya bisa berkumpul di lebaran.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya pak, pokonya begitulah, ada ikon2 dipekarangan 😅
      Haha didoakan.. seolah nyata saja pak, tapi iya amin 👍

      Delete
  2. Masih berlanjut nih kisah MCU-nya..hihihi

    Masih bingung nih, kok bisa namanya Ariana tapi dipanggilnya Rin?

    Mungkin nanti habis lebaran si Herman baru pulang dari Banjarnegara tapi ngga tau juga habis lebaran tahun ini atau tahun depan atau tahun depannya lagi..hihihi

    Semuanya pas lebaran akan berkumpul saya yakin itu seperti berkumpulnya kue nastar, tape uli, rengginang dan beluluk di satu meja..hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. 🤣🤣🤣🤣🤣👆👆

      Delete
    2. Iya huu masih seputar MCU, entah kemana tujuannya saya juga gatau 😅

      Dipanggil Rin biar ringkas aja mgkn huu 😅

      Wah jgn lama2 huu di Banjarnegara entar Ariana selingkuh sama tukang kebon 😅

      Iya mgkn juga bakal berkumpul seperti kue2 itu huu, tapi ini MCU huu paling ceritanya bakal bahas yg lain lagi 😅

      Delete
  3. Cerita yang menarik Huu...🤣🤣🤣

    Yang bikin gue heran kenapa Herman Triliuner malah bisnisnya di Banjar Negara..🤣🤣 Harusnya ke Eropalah, Kan Hartanya 9 turunan cuma satu yang tanjakan. Pokoknya 11,12lah sama Jaey Joke Senior Triliuner.🤣🤣🤣

    Mudah2han lebaran nanti bisa kumpul kembali yee Huu, baik Manda atau Amelia. Kalau mereka nggak datang juga berarti Rahim Buatan yang ente kelola kurang Tokcer Huu...Jadi Manda dan Amel lebih memilih berobat ke Abah Agus Aceng di daerah Cikande Huu..Biar anunya tetap rapat dan elastis.🤣🤣🤣🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Herman bukan triliuner huu dia cuma pemegang saham aja di J-Phone, baru sekelas Crazy Rich lah 😅
      Jadi dia nyari sampingan ke Banjarnegara bisnis durian atau apalah 🤣

      Haha Mas Agus mendapat gelar baru kah, Abah Agus Aceng, oh ke abah Agus biar rapat dan elastis, kirain biar ngaceng 🤣🙏

      Delete
    2. Herman nggak doyan durian Huu...Karena itu kelemahannya. Kalau dia makan durian bisa keselek terus mati, Kasihan Ariana ntar bisa jadi Joken.🤣🤣🤣

      Meski Crazy Rich tapi lumayan bisa tenar dan bisa bohongin rakyat sepertiga pulau.🤣🤣🤣

      Delete

Post a Comment