Skip to main content

Pelajaran Berharga dari Seorang Pejuang Tua

Pelajaran Dari Seorang Pejuang Tua

Pelajaran Berharga dari Seorang Pejuang Tua


Kisah hidup para pejuang seringkali penuh inspirasi dan pelajaran berharga. Namun, dalam artikel ini, kita akan fokus pada pelajaran yang dapat dipetik dari seorang pejuang tua yang telah melalui banyak perjuangan dan tantangan sepanjang hidupnya. Dengan kebijaksanaan dan pengalaman yang dimilikinya, mereka dapat memberikan perspektif unik yang dapat menginspirasi dan memberi arahan bagi kita semua.

1. Ketekunan dan Semangat Pantang Menyerah


Seorang pejuang tua telah mengalami berbagai rintangan dalam hidupnya, tetapi semangatnya untuk terus maju tidak pernah luntur. Pelajaran yang dapat kita ambil dari mereka adalah ketekunan dan semangat pantang menyerah. Meskipun usia sudah lanjut, mereka tetap bersemangat untuk mencapai tujuan mereka dan tidak menyerah dalam menghadapi tantangan hidup.

2. Hargai Setiap Momen dalam Hidup


Dengan telah mengalami berbagai fase hidup, seorang pejuang tua mengajarkan kita untuk menghargai setiap momen dalam hidup. Mereka menyadari bahwa waktu berharga dan tidak boleh disia-siakan. Dengan memahami pentingnya setiap momen, kita bisa belajar untuk hidup dengan lebih berarti dan penuh penghargaan terhadap segala hal di sekitar kita.

3. Kekuatan Dalam Kehadiran


Seorang pejuang tua seringkali tidak terpengaruh oleh tekanan atau tuntutan dunia modern. Mereka telah memahami kekuatan dalam kehadiran dan tidak selalu mengandalkan materi atau teknologi. Dengan menyadari pentingnya keberadaan kita di dunia ini, kita bisa belajar untuk lebih menghargai momen kecil dan mengalami kedamaian batin.

4. Rasa Syukur dan Kebahagiaan


Setelah melalui banyak perjuangan dalam hidupnya, seorang pejuang tua sering memiliki rasa syukur yang mendalam. Mereka menghargai hal-hal kecil dan merasa bahagia dengan apa yang mereka miliki. Pelajaran ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu terpaku pada apa yang belum kita capai, melainkan bersyukur dengan apa yang telah kita miliki.

5. Keterbukaan Terhadap Perubahan


Meskipun telah lama hidup di dunia ini, seorang pejuang tua tetap terbuka terhadap perubahan dan perkembangan. Mereka tidak takut untuk belajar hal baru dan beradaptasi dengan lingkungan yang selalu berubah. Keterbukaan seperti ini dapat menginspirasi kita untuk terus berkembang dan belajar sepanjang hayat.

Kisah hidup seorang pejuang tua mengandung pelajaran berharga tentang ketekunan, semangat pantang menyerah, menghargai setiap momen, kekuatan dalam kehadiran, rasa syukur, dan keterbukaan terhadap perubahan. Dari pengalaman hidup mereka, kita dapat menemukan inspirasi dan arahan untuk menjalani kehidupan dengan lebih bermakna dan penuh semangat. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari perjuangan mereka dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut ini kata-kata menarik yang saya salin dari Facebook

Seorang tua duduk di kursi tua berkata, “Hari ini angin menisik teras rumah. Di atas gemerisik atap, cahaya kuning pucat, tenang dan sengat. Bersinar-sinar melalui daun-daun. Suara-suara yang mendayu tepian bukit. Embusannya lembut membawa aroma bunga. Segar dengan embun yang jatuh. Ini hari jadi seluruh negeri.”

Aku tersenyum saja, hanya bisa tersenyum dan mengiyakan.

Seorang tua duduk di kursi tua berkata, “Dan di bawah jendela halaman rumah ini, berkilauan cahaya kehijauan seperti permadani. Kelompok bunga bermekaran. Kecipak ikan semarak di kolam. Kepak kupu-kupu mendebarkan dada. 

Aku tersenyum saja, hanya bisa tersenyum dan mengiyakan.

Seorang tua duduk di kursi tua berkata, “Oh, malam itu indah sekali, langit kesumba namun rawan menakutkan. Jari-jariku bergetar menyentuh pelatuk senapan tua. Dadaku meruang altar doa. Berdetak dan kebas mengucap segala doa dan duka merupa. Setiap kata mengetuk janji suci pada negeri, juga perjuangan diri.”

Aku tersenyum saja, hanya bisa tersenyum dan mengiyakan.

Seorang tua duduk di kursi tua mulai berteriak, “Aku terbangun dalam kesakitan; wajah-wajah luka ada di semua mata. Datang berkerumun ribuan gugur bunga. Katanya mati satu tumbuh seribu. Tapi udara penuh bau darah dan mesiu, menuntut mati satu tumbuh beribu-ribu.”

Aku tersenyum saja, hanya bisa tersenyum dan mengiyakan.

Seorang tua duduk di kursi tua mulai berteriak teramat kencang, “Aku tahu yang aku dengar, kita merdeka! Indonesia telah merdeka! Gema bahagia membilas duka buritan masa. Oh, merdeka milik siapa? Milik kalian semua. Tapi aku juga akan kibarkan benderaku di dalam hati—bendera hati tinggi-tinggi. Kemerdekaanku sendiri—merdeka sendiri sampai mati.”

Aku tersenyum saja, hanya bisa tersenyum dan mengiyakan.

Seorang tua yang duduk di kursi tua tersenyum dan berbisik lirih, “Lihat, lihat itu, bendera yang berkibar di halaman rumah ini berusia 77 tahun,” jari tuanya menunjuk ke luar jendela melewatiku.

Aku tersenyum saja, hanya bisa tersenyum. 
Kedua mata pejuang tua itu buta sejak 77 tahun yang lalu, ketika sebuah granat meledak di dekatnya. 

Dalam apa yang telah dikatakannya, aku belajar perihal negeri ini. Jauh lebih banyak, dari semua yang aku dapat sejak masa kanak-kanak.

Mahesa Jenar, Yogya, 16 Agustus 2022
Sumber: Facebook

Comments

  1. Berarti meski buta ia masih bisa melihat bendera merah putih selama 77 tahun yee Huu..😁😁 Apakah kalau ada Rondo lewat didepan matanya ia juga bisa melihat Huu..🤣🤣


    Ooh penyair tua lagumu sederhana mutunya pun tak ada dan anehnya banyak pendengarnya.

    siapa itu heeii ku tak tahu?

    siapa itu heeiii Amanda pun tak tahu.🤣🤣🤣


    ReplyDelete
    Replies
    1. Entahlah huu, saya juga gatau siapa Bapak itu dan apakah ia bisa melihat bendera ataupun rondo lewat, saya juga gatau siapa yg ngposting ini hihi.. 🙏

      Delete
  2. wah... mikir negara sampai tua.....
    👍👍

    ReplyDelete
  3. Tersenyum saja dan mengiyakannya sudah buat beliau lega.

    Perjuangan yang begitu hebatnya mengukirkan kesan di dalam hati yang tak akan pernah terlupakan.

    Dari teriakannya, bisa dibayangkan jika dulu begitu banyak pejuang bersama-sama meneriakan kalimat yang sama maka semangat dari setiap pejuang pasti akan mendidih, meluap-luap dan akan teringat sepanjang hidupnya.

    🫡🫡🫡🫡

    ReplyDelete
  4. Mahesa Jenar, jadi ingat nama tokoh di cerita naga sasra dan sabuk inten..hihihi

    ReplyDelete
  5. Artikel ini cocoknya nanti buat bulan Agustus untuk memperingati perjuangan para pahlawan kita dalam merebut kemerdekaan.

    Eh, tapi sekarang juga bagus sih, soalnya nasionalisme sudah mulai pudar

    ReplyDelete

Post a Comment