Skip to main content

Mr. Perfectionist: Liburan ke Mars (Cerpen)

Mr. Perfectionis: Liburan ke Mars

Anissa Tiwi (18) dan Adelia Keza (16) sedang santai membaca buku di taman rumah mereka dan duduk bersebelahan sambil menghadap meja putih bundar.

Jaey Junior (14) juga ada disana sedang jugling bola, pandangannya tertuju pada kedua kakaknya itu yang tampak seperti dua buah tiang gawang, ia kemudian menendangkan bolanya ke antara keduanya dan sontak mereka mengusap dada karena kaget hampir terkena bola.

Melihat ekspresi kedua kakaknya yang tampak kaget, ia merasa berhasil dan bersorak-sorak, "Goal.. Goal.."

"Dasar anak nakal." Rutuk kedua kakaknya. Dengan langkah seribu anak tampan itu pergi berlari meninggalkan keduanya yang tampak marah.

Karena ditinggal pergi begitu saja tanpa meminta maaf, kedua kakaknya semakin marah dan mengumpat lebih ekstrim lagi.

"Dasar anak har**." Salah satu dari mereka hampir keceplosan sambil menutup mulut.

"Sssttt.." Sergah salah seorang dari mereka mengingatkan, kita semua anak haram, terlahir dari tiga ibu berbeda yang dibutakan cinta oleh ketampanan ayah, sehingga terjadi hamil diluar nikah dan lahir kita bertiga.

***

Dari lantai dua yang dinding bangunannya terbuat dari kaca. Jaey Senior (30) dan istrinya Amanda Mecca (24) menyaksikan ulah ketiga anaknya itu.

"Pah, Sepertinya anak-anak butuh liburan deh." Insting seorang ibu dan mengutarakannya pada suaminya.

Mereka tidak bisa mendengar obrolan ketiga anak mereka tapi mereka bisa melihat ekspresi anak-anak mereka yang tampak seperti butuh liburan.

"Ya, mungkin kamu benar, kita semua memang sudah lama sekali tidak liburan, semenjak kamu dan Amelia sering minggat dari rumah, kita tidak punya kesempatan untuk berbicara banyak hal."

"Bagaimana kalau kita liburan ke Mars saja, Pah."

"Terdengar seru, meski kita sudah pernah beberapa kali kesana. Tapi, kita perlu merundingkannya terlebih dulu bersama anggota keluarga lainnya."

Suaminya mendekat dan merangkul kedua pinggul istrinya. Istrinya membalas dengan meletakkan kedua tangannya di bahu suaminya, dan "Cupss" kedua bibir mereka menyatu.

"Pah nyanyikan lagu buat Mamah. Papah sudah lama tidak melakukannya."

"Tapi janji jangan tertawakan Papah." 

"Hehe.." Belum suaminya memulai tapi istrinya sudah tertawa duluan.

Masih dengan kedua tangan dibahu suaminya, dan kedua tangan suaminya dipinggul istrinya, mereka berdansa, dan suaminya mulai mengekspresikan melodi sebuah lagu ke bahasa tubuhnya, berdansa dan mulai bernyanyi.

"Tak bosan-bosan, aku memandangmu.
Tak puas-puas, aku merindumu.
Begitu cantik, sempurna dirimu.
Begitu baiknya, hatimu cintaku."
(Setia untuk selamanya, Remix by Abang DJ)

Istrinya menyandarkan pipinya ke bahu suaminya, dan suaminya memeluknya dengan tangan di belakang leher istrinya. Mereka larut dalam bayangan akan merdunya melodi remix lagu tersebut, yang terdengar sangat menghanyutkan.

"Prok.. Prok.. Ciee.. Ciee.." Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan diikuti suara tawa kecil yang membuat suami istri itu menghentikan dansanya.

"Mel.." Jaey merenggangkan pelukannya pada Amanda dan menyapa istrinya yang kedua Amelia Caesa (24), yang tiba-tiba muncul.

"Bang, aku mau juga dong dinyanyiin sama Abang." Pinta Amel dengan manja dan sedikit cemberut yang menimbulkan guratan khas di wajahnya yang menjadikannya terlihat sangat manis.

Amanda sudah memakluminya dan sangat paham dengan madunya itu, mereka sudah sangat saling mengerti satu sama lain sebagai sesama istri.

"Ya, baiklah.." Jaey mulai menyanyikan lagu untuk Amelia. Sementara Amanda menuju sofa memeluk bantal sambil tersenyum menyaksikan suami dan madunya itu.

Jaey mulai bernyanyi dan merentangkan kedua tangannya.

"Ho wo wo.. my angel, 
angel baby angel, 
you my angel baby, 
baby you my angel."
(Angel Baby by Troye Sivan)

Amanda mengakak sambil memukul bantal sofa yang ada dipangkuannya, dia tau lagu itu aslinya bernada sendu namun yang membuatnya tertawa, suaminya menyanyikan lagu itu dengan nada ceria.

Amelia juga mengetahui lagu itu dan tampaknya ia tak berkenan.

"Tidak, aku tidak mau lagu itu, aku mau lagu yang sama seperti tadi."

"Baiklah, aku ulangi ya."

"Tak bosan-bosan, aku memandangmu.
Tak puas-puas, aku merindumu.
Begitu cantik, sempurna dirimu.
Begitu baiknya, hatimu cintaku."

Itu baru terasa adil baginya karena sebelumnya suaminya juga telah menyanyikan lagu yang sama untuk istri pertamanya.

Amelia merasa puas dan menghambur kedalam pelukan suaminya yang sedari tadi merentangkan kedua tangannya. Begitu berpelukan "Cupps" kedua bibir mereka menyatu lalu kemudian mereka menghambur ke sofa bergabung bersama Amanda.

"Mel, Amanda mengajak liburan ke Mars, bagaimana menurutmu?" Tanya Jaey.

"Entahlah, ke Aere mungkin, kudengar wisata tempat berenang disana cukup seru." Jawab Amelia.

"Seram ah arusnya deras, baru-baru ini wisatawan Indonesia hanyut disana." Sergah Amanda.

"Iya juga sih, terserah kalian sajalah, aku menurut saja rasa-rasanya selama ini rata-rata tempat wisata di dunia ini sudah pernah kita kunjungi lebih dari 5x." Amel mulai tersenyum sombong.

"Sebenarnya aku juga sudah bosan sih ke Mars." Amanda tak kalah sombong untuk membenarkan perkataan Amelia.

Suami mereka hanya terdiam mendengar obrolan kedua istrinya itu, dalam lubuk hatinya juga merasakan hal yang sama, bosan karena semua tempat yang mereka ketahui sudah sering mereka kunjungi.

"Kurasa anak-anak juga sama bosannya seperti apa yang kita rasakan, rasa-rasanya percuma juga liburan kalau pada akhirnya kita bosan ditempat liburannya."

"Ya, santai aja dulu sambil menunggu barangkali kita menemukan tempat yang belum kita kunjungi." Saran Amel.

"Tempat-tempat sederhana juga tidak masalah yang penting belum pernah kita kunjungi." Timpal Amanda.

"Apa perlu kita meminta pendapat Netizen?" Amel ancang-ancang memegang ponselnya ingin membuat posting di medsos untuk bertanya pada Warganet dimana tempat liburan.

"Jangaaan, nanti kita dihujat." Sergah Amanda melarang Amel, yang sontak disambut tawa oleh Amel dan suami mereka, mereka tau persis bagaimana watak Netizen yang kurang menyukai orang kaya yang sok-sok'an.

Sesaat kemudian mereka terdiam bersamaan, merenungkan apa yang terbaik.

"Bagiku, mencubit pipi kedua istriku adalah liburan yang tak kalah menyenangkan." Jaey mencoba memecah kesunyian sambil mencubiti pipi kedua istrinya, membuat kedua istrinya meringis, Jaey berlari pergi meninggalkan kedua istrinya, kalau tidak segera berlari efeknya bisa berbahaya karena kedua istrinya paling benci kalau pipinya dicubit, mungkin ini kekanak-kanakan, menjadikan hal paling dibenci sebagai candaan tapi bagi Jaey Senior itu hal romantis, seperti Jaey Junior yang juga berlari pergi setelah membuat kedua kakaknya kesal, sifat ayah sepertinya menurun pada anak laki-lakinya.

***

Siang berlalu begitu saja, mereka belum memutuskan akan berlibur kemana. 

Hari sudah malam, saatnya anggota keluarga Triliuner Jaeya Wijaya berkumpul di meja makan untuk makan malam.

Meja panjang dengan 3 kursi saling berhadap-hadapan di masing-masing sisinya dan 2 kursi di setiap ujungnya.

Jaey duduk paling ujung, di sebelah kirinya Amelia, dan di sebelah kanannya, Amanda.

Disisi Amanda, ada Tiwi, dan disisi Amelia ada Keza, dan di sisi Tiwi ada Jaey Junior serta di kursi sisi Keza ada kucing Orange.

Jaey Senior memandang ke arah kursi yang diduduki si Oyen, seharusnya ada satu orang wanita lagi mengisi kursi itu yaitu Ariana, ibu dari Jaey Junior tapi berhubung Ariana memiliki keluarga lain jadi tak mungkin ia duduk disana.

Lamunan Jaey Senior buyar ketika para koki menata hidangan di meja makan tepat dihadapannya, ruang makan rumah ini sama seperti sebuah restoran, setiap orang dengan menu pesanannya masing-masing kecuali si kucing oyen yang menerima apapun yang disuguhkan. Si oyen juga sebenarnya punya keluarga sendiri dan bahkan istrinya melebihi majikannya, istri si orange, ada si black, si white, si abu, si belang, bukan hanya dari kalangan sesama kucing kampung saja tapi juga dari berbagai negara tapi si oyen jarang makan bersama-sama istrinya karena istri-istrinya tak ada yang mau diatur.

"Ayo Yen, kita makan. Oyen yang memimpin doa ya." Jaey Senior memberi isyarat mengajak semua keluarganya untuk mulai menyantap hidangan.

Sambil menyantap makanan masing-masing, Keza buka suara mengadu pada Ayahnya tentang kejadian sore tadi.

"Ayah, tadi sore Adik nakal, tendang bola ke arah Keza dan Tiwi." Meskipun sudah 16 tahun tapi Keza masih suka mengadu pada Ayahnya, berbeda dengan Tiwi yang sudah berusia 18 yang lebih memilih menyimpan masalahnya sendiri.

Sontak "Bruukk.." Tendangan Jaey Junior tepat mengenai lutut Keza dibawah meja. Keza lalu mengancamkan garpu dengan wajah geram menatap Adiknya itu namun adiknya itu pura-pura seolah tak terjadi apa-apa.

"Nah tuh Yah, lutut aku ditendangnya." Adu Keza lagi dengan nada manja pada ayahnya. Ayahnya hanya menanggapi dengan senyuman sambil terus mengunyah makanannya.

"Adik nakal begini baiknya dihanyutkan saja di sungai Aere, Yah, hihi." Tiwi terkekeh yang langsung mendapat balasan adiknya, sebuah olesan saos ditangannya.

"Ihh kotor tau." Tiwi cemberut memandang adiknya sambil membersihkan tangannya dengan tisu.

Kesal dengan sikap ayahnya yang hanya menanggapinya dengan senyam-senyum, Keza mengumpat pada Jaey Junior.

"Dasar anak rob.." Umpat Keza tertahan.

"Bot.." Lanjutnya pelan. Jaey Junior adalah anak Ariana yang ia lahirkan sebelum menjadi robot.

"Hmm, hmm, sudah_sudah, jangan berkata seperti itu pada adikmu." Lerai Amelia. Sementara Jaey Junior memelet-meletkan lidah ke Keza.

Jaey Senior pura-pura tidak mendengar keributan kecil itu, susah baginya menentukan sikap, ketika satu dibela yang lain pasti cemburu, ketika yang satunya diberi pengertian mungkin akan mengartikannya tidak disayang.

Ia kemudian menatap ke kursi si Oyen, "Andai ada Ariana duduk disana, mungkin Jaey Junior tidak senakal ini, kenakalannya ini mungkin sebab dari tak ada ibunya bersamanya." Jaey Senior membatin.

Meskipun ada Amanda dan Amelia yang juga memberikan kasih sayang tapi tetap saja tak sesempurna kasih sayang ibu kandung.

"Perlukah aku merampas Ariana dari tangan Herman." Jaey Senior masih membatin. "Ataukah aku carikan saja dia ibu baru", "Buset dah pikiran macam apa ini." Ucapnya pada kata hatinya sambil menggelengkan kepala agar pikiran tak pantas itu rontok ketika menggeleng.

"Ayo anak-anak cepat dihabiskan makanannya, ayah ingin menyampaikan sesuatu." Jaey Senior buru-buru mengalihkan perhatian sebelum ada yang menyadari kalau ia sedang melamunkan Ariana.

"Soal apa, Pah?" Tanya Amanda.

"Soal liburan." Jawab Jaey sambil me-lap bibir dengan tisu.

"Horee liburan.." Jawab Tiwi dan Keza. Terkecuali Jaey Junior, dia tidak mengatakan apa-apa, hanya sibuk bercanda dengan si Oyen.

"Itu yang ingin ayah sampaikan, asiknya kita liburan kemana?" Tanya Ayahnya.

"Ke sungai Aere, Yah, biar kita hanyutkan anak nakal ini." Usul Tiwi sambil menarik-narik kaos adik laki-lakinya.

"Iya, Yah, kesana aja Yah, sungai itu viral banget di medsos." Timpal Keza.

"Sayang?" Tanya Jaey pada Amanda dan Amelia bergantian.

"Aku sih, eyyes!" Jawab Amanda.

"Aku juga, eyyes!" Jawab Amelia.

"Jaey?" Tanya Ayahnya meminta pendapatnya.

"Aku mau lihat dede janin saja Yah?" Jawab Jaey Junior.

Jaey Senior berfikir sejenak. "Baik, kita tengok dulu dede_dede janin setelah itu kita berangkat ke Aere." Pungkas Jaey Senior.

Mereka pernah ke sungai Aere tapi belum pernah berenang disana, agenda kali ini mungkin mereka akan memutuskan berenang disana menyusuri sungai terpanjang di Swiss itu.

Namun sebelumnya mereka juga akan menengok Dede_Dede janin di Laboratorium milik Ariana, kecelakaan Helicopter sebulan lalu membuat Amanda dan Amelia harus mengeluarkan janin dalam kandungan mereka melalui proses operasi tanpa bekas luka dan janinnya dipindahkan ke suatu tempat semacam inkubator yang bernama Rahim Robotik dan dalam alat itu anak mereka tumbuh layaknya dalam rahim ibunya.

Selain itu, ini kesempatan Jaey Senior untuk bertemu Ariana, barangkali dia bisa mengajaknya rujuk kembali demi Jaey Junior agar dapat merasakan kasih sayang seorang ibu setiap hari dan berharap kenakalannya jadi sedikit berkurang.

Tak mudah memang, akan ada banyak rintangan, Herman tak mungkin menyerahkan istrinya begitu saja, begitu juga dengan Amanda dan Amelia, belum tentu dapat menerima Ariana begitu saja.

Tapi apa keinginan Mr. Perfectionis yang selama ini belum tercapai, luas halaman 10x lapangan bola, apartemen pencakar langit menembus awan, lantai air ala istana Nabi Sulaiman, membeli Zirah IronMan, mobil dan motor BatMan, bahkan hal serumit mengurus perijinan penggunaan duplikasi Monas, Eifel, dan Liberty saja, yang ingin dia pasang dipekarangan apartemennya dapat tercapai dengan baik, tapi memang tidak boleh takabbur dan tetap memohon pada Tuhan agar mendapat ridhoNya.

***

Tak ingin membuang-buang waktu, malam itu juga Jaey menyusun rencana di ruang kantor apartemennya.

"Malam, Pak." Sapa Khanif ketika melihat Boss dia masuk ke ruang kantor.

Khanif adalah pegawai magang, jabatannya hampir sama dengan Juru bicara Kepresidenan namun juga merangkap asisten pribadi, dll.

"Malam juga, Nif. Tolong minta Pak Tanza sama Pak Anton keruangan saya, Nif."

"Baik, Pak." Jawab Khanif.

Tak berlangsung lama Pak Tanza dan Pak Anton masuk keruangan Boss mereka dan duduk di kursi berhadapan dengan Boss mereka.

Pak Tanza dan Pak Anton adalah pegawai multi fungsi yang mengurus Apartemen beserta semua keperluan keluarga Boss mereka. 

Tak menunggu lama Boss mereka langsung mengutarakan maksudnya "Saya dan keluarga akan liburan ke sungai Aere di Swiss. Saya ingin pengamanan penuh disana, Heli beserta awak penyelamat yang berjaga-jaga dari udara mengikuti sepanjang alur sungai tempat kami berenang nantinya, saat terjadi hal tidak beres penjaga akan langsung melompat dari Heli untuk memberikan pertolongan." Urai Boss mereka.

"Itu mudah, kami akan melakukan yang terbaik." Jawab Pak Tanza.

"Tapi saya maunya Helinya nanti jangan sampai menimbulkan suara." Permintaan Boss mereka mulai aneh, seaneh ia meminta duplikasi Monas, Eifel, Liberty, waktu dulu. Tapi mereka sudah mengenal Boss mereka, jika permintaannya A maka harus A.

"Hmm, Helicopter tanpa suara?" Gumam Pak Anton sambil menggaruk-garuk dagunya dengan ujung ponsel.

"Baiklah itu saja, kalau sudah, tolong kabari saya secepatnya." Tegas Boss mereka berlalu pergi dan menganggap mereka sudah memahami maksudnya. Untuk urusan biaya, Pak Tanza dan Pak Anton sudah mengerti harus meminta kemana, biasanya dibebankan kepada Trio Pemegang Saham di perusahan Jaey_Phone yaitu Pak Satria (30), Pak Agus (30), dan Pak Herman (30) yang akan menanggung semua biayanya. Karena bagi mereka bertiga Boss mereka merupakan menantu yang sangat baik jadi tak ada salahnya membalasnya dengan kebaikan pula meskipun dalam hati kecil mereka sedikit menggerutu 'Yang liburan siapa yang bayarin siapa, hadeeh.' Tapi tetap ikhlas.

Sebenarnya Boss mereka sering menolak jika ingin diberi bantuan oleh ketiga mertua angkatnya itu, 'Biar pakai keuangan perusahaan saja kata Boss mereka' tapi jiwa 'ke_mertua_an' dan 'ke_kakek_an' mereka tampaknya lebih besar, sehingga mereka rela mengeluarkan uang pribadinya, 'ya sudah, terimakasih banyak kalau begitu, kata Boss mereka'.

Malam itu juga Pak Tanza dan Pak Anton mengerahkan bawahannya untuk mencari informasi Helicopter tanpa suara yang bisa dibeli atau disewa, dan Pak Tanza dan Pak Anton memang dapat diandalkan, tak membutuhkan waktu lama mereka menemukannya, sebuah Heli canggih yang kebetulan pernah dibuat untuk keperluan syuting film. Mereka menyewa Heli itu dan mengirimnya ke Aere malam itu juga dan meminta izin pemerintah setempat untuk peninjauan lokasi di area.

Tak ingin berlama-lama Pak Tanza dan Pak Anton langsung memberi kabar melalui telpon ke Boss mereka bahwa dalam satu atau dua hari semuanya akan siap dan Boss mereka beserta keluarganya dapat langsung bertolak ke Aere.

"Thank you, bapak_bapak, kalian yang terbaik." Puji Boss mereka dari seberang telpon.

***

Esok harinya iring-iringan mobil mewah melintas di jalan raya, iring-iringan itu menuju Laboratorium milik Ariana.

"Wah, Presiden datang!" Ledek Ariana memberi hormat ala militer menyambut tamunya itu begitu iring-iringan sampai di pekarangan gedung lab. Hanya Ariana yang berani meledek mantan suaminya itu meski ia tau pengaruh mantan suaminya itu melebihi Presiden. Pernah suatu hari netizen mengumpat menggunakan kata "Anjayy.." meski tidak ditujukan untuk dirinya tapi ia memenjarakan semua netizen itu, itulah sejarah awal mengapa umpatan dengan kata "Anjayy.." berubah menjadi "Anjirr.."

"Mana Herman, Rin?" Jaey menanyakan keberadaan Herman, suami Ariana, begitu keluar dari mobil serta setelah bersalaman dengan Ariana.

"Biasa, masih di Banjarnegara." Ariana sambil mempersilakan agar Jaey beserta keluarganya untuk mengikutinya.

"Oh.."

Setelah itu mereka sekeluarga mengikuti Ariana menuju lab untuk melihat janin anak mereka yang baru berumur sekitar 2 bulan.

Sesampainya di Lab, Jaey mendekati seorang pria berbadan tegap, mengenakan kaca mata hitam dan mengenakan earphone dikupingnya.

"Bagaimana?" Tanya Jaey pada orang itu.

"Terkendali, Boss!" Jawab pria itu.

"Bagus." Jaey menepuk-nepuk pundak pria itu, dia adalah kepala pengawas khusus yang ditempatkan Jaey untuk menjaga janin di lab itu, berjaga-jaga seandainya Ariana macam-macam dengan kedua janin milik Amanda dan Amelia itu. Walau bagaimanapun Ariana tetap harus diawasi.

Mr. Perfectionis: Liburan ke Mars

Setelah puas melihat-lihat dede_janin mereka sekeluarga memutuskan pamit pulang.

"Jaey mau ngomong apa sama Mamanya?" Jaey Senior mengedipkan mata pada Jaey Junior tentang apa yang harus disampaikan anaknya itu pada ibunya.

"Ma, Mama, diajakin Ayah liburan ke Aere!"

Sontak Ariana melotot, menutup mulut menahan tawa melihat kepolosan putranya, sementara Amanda dan Amelia menghela nafas kesal mengetahui suaminya mengajak wanita itu, Jaey Senior jadi malu gegara kejujuran putranya, tapi salahnya juga tak mewanti-wanti putranya terlebih dulu.

Melihat suaminya yang salah tingkah Amanda dan Amelia mendekat mencoba menyelamatkannya.

"Kami akan senang jika kamu mau ikut bersama-sama kami, Rin." Amanda menunjukkan sikap bersahabat meski dalam hatinya berbeda. Walau bagaimanapun Amanda dan Amelia cukup dewasa untuk menyadari kalau mereka berutang budi pada Ariana karena pernah menyelamatkan perusahaan suami mereka dari kebangkrutan.

"Jadi sambil liburan kita bisa berburu fashion disana." Perkataan Amelia membuat Ariana yakin bahwa ajakan itu bukan sekedar basa-basi.

"Baiklah, nanti akan saya kabari setelah meminta izin sama Mas Herman." Ariana senang akhirnya anggota keluarga itu mulai menerimanya sebagai bagian dari kisah hidup mereka.

"Ayo kita pulang, Tiwi dan Keza mana?"

"Jaey cari kedua kakakmu."

Dipojok gedung tampaknya Tiwi dan Keza sedang selfi_selfi.

"Kakak_kakak cantik, ayo sudah waktunya pulang." Jangan terpedaya dengan sebutan 'Kakak_kakak cantik' karena Jaey Junior anak tak terduga.

Ketiga bersaudara itu berjalan beriringan menuju mobil, Jaey yang diberada dibelakang merasa kedua kakanya yang gemoy berjalan sedikit lamban.

"Ayo, gemoy jalan yang cepat." Jaey sedikit mendorong dari belakang.

"Haduhh.." Mereka berdua hampir terjatuh akibat dorongan itu. Seperti biasa Jaey Junior langsung mengambil langkah seribu sebelum kedua kakaknya memarahinya.

"Sialan.." Gerutu mereka.

***

Esok harinya dari Indonesia mereka semua sudah sampai di hotel dekat Aere, bersiap-siap untuk ke sungai Aere. Ariana memutuskan ikut bersama mereka dan menimbulkan kebimbangan di pihak Amanda dan Amelia, entah apakah mereka harus senang karena ajakan mereka dituruti ataukah sebaliknya tapi jauh dilubuk hati Amanda dan Amelia tampaknya bukan orang yang egois, mereka juga menyadari Jaey Junior berhak bersenang-senang bersama ibu kandungnya.

Sesuai pengamanan yang dilakukan Pak Tanza dan Pak Anton semuanya berjalan sesuai rencana, mereka berenang sepuasnya dan kembali ke hotel pas sore hari.

Malamnya semua tertidur lebih awal karena sepertinya kecapean, kecuali Ariana dan Jaey Senior yang masih santai-santai di balkon hotel kamar mereka sedang mengobrol seperti merencanakan sesuatu yang mungkin dapat mengakibatkan perang dunia ketiga.

Bersambung..

Comments

  1. Waahh kira2 sesampai di Mars bakal ada kejadian apa nih setelah mereka berlibur disana. Apakah Amanda akan bertemu Suto terus langsung jatuh cinta.🤣🤣🤣

    Kalau menurut gue mending berlibur ke Banjarnegara aja Huu bersama Herman...Terus langsung menuju ke kolam Sabda Dewa pasti dijamin akan awet muda selamanya.🤣🤣🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ga jadi ke Mars, soalnya ada Suto lagi berantem sama Dragon Ball disana 🤣

      Wah ide bagus tuh ke Sabda Dewa, bisa bikin awet muda kan 😅😅

      Delete
    2. Berarti mereka semua pada ikut Herman dong Huu ke Banjarnegara nyari tuak dawet.🤣🤣🤣

      Naah betul Huu mending liburan kesana.🤣🤣🤣

      Delete
    3. Yaya boleh juga kesana, nyari tuak dawet dan pusaka termos ajaib 😅😅 tapi tergantung Herman dia mau neraktir gak, soalnya Jaey trliuner Boss pelit maunya ditraktir 🤣🤣

      Delete
  2. Nganu mas Jaey.. sebelum ngikik baca sampai bawah (ntar malah keburu lupa), mau mastiin dulu, bener Ini Jaey senior usia 30? Jd waktu si sulung Annisa lahir umurnya baru 12 tahun??😁🤣😭

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak 30, silakan ngikik saja mbak, saya juga ngikik 🤣

      Nanti saya hitung lagi umurnya, mungkin anaknya perlu dimudakan lagi, biar sesuai 🤣🙏

      Delete
  3. mendahului Elon Musk nih....
    bisa berlibur ke Mars

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lho emang Elon blm pernah ke Mars kah pak, kirain dia sdh sering bolak balik kesana soalnya dia pencetus liburan kesana 😅

      Delete
  4. Gimana sih rasanya liburan ke Mars hahahha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepertinya di Mars tandus mbak dan ga ada air 🤣🤣🤦‍♂️

      Delete

Post a Comment