Skip to main content

The Power Of Crazy Love

The Power Of Crazy Love

Hanya dalam semalam gedung perusahaan tempat mereka bekerja itu berubah menjadi seperti Club Night. Semua karyawannya party "Jeb ajeb jeb ajeb.. Jeb ajeb jeb ajeb.. Jeb ajeb jeb ajeb.. Jeb ajeb jeb ajeb.. here we go!"

Pagi harinya Amelia dan Ajaey terbangun walau agak kesiangan, mereka bergegas mengenakan pakaian masing-masing dan keluar dari ruang kantor gedung tersebut.

Bekas pesta perayaan tahun baru tadi malam membuat gedung perusahaan miliknya itu tampak seperti kapal pecah, terdapat sisa-sisa dari botol minuman, bungkus makanan, dll.

Beberapa orang karyawan juga tampak masih tertidur pulas di sofa dan meja kerja namun berhubung hari libur maka ia membiarkannya saja dan berlalu keluar dari gedung itu lalu masuk ke mobil dan pulang kerumahnya.

Sesampainya dirumah masing-masing tak berselang lama ponsel Ajaey berdering, terdengar suara Amel menangis sesegukan dari seberang telpon. Meskipun ia tak bicara sepatah katapun namun Ajaey mengerti arti dari tangisannya, ia pun mencoba meyakinkan agar Amel tenang dan akan bertanggung jawab atas kehilafannya malam itu.

Beberapa hari kemudian Ajaey bersama Ibunya datang ke rumah orang tuanya Amel untuk menyampaikan maksudnya, namun betapa terkejutnya Ajaey ketika melihat ayahnya Amel, Pak Agus Baraja. Wajah itu begitu familiar diingatannya, wajah yang memiliki tahi lalat agak menonjol seperti kutil di kening kirinya, wajah seseorang yang telah menghabisi ayahnya di depan matanya 15 tahun silam saat Ajaey berusia sekitar 5 tahun kala itu.

Lama Ajaey tertegun memandang wajah Pak Agus hingga membuatnya tersadar dari pandangannya ketika lelaki bertahi lalat itu mempersilakannya duduk di sofa.

***

Setelah peristiwa kunjungan perkenalan pihak keluarga Ajaey kerumah keluarga Amel tersebut, Ajaey jadi mendadak pendiam. Pikirannya berkecamuk, Antara cinta pada Amel dan dendam pada Ayahnya Amel.

Tak ingin berlarut-larut dalam dugaan, Ajaey kemudian menemui Pak Herman SH, kuasa hukum di perusahaanya. Ia mempertanyakan apakah selama ini perusahaannya memiliki musuh sehingga ayahnya dihabisi. Namun menurut Pak Herman perusahaan mereka tidak memiliki musuh. Kalaupun memiliki rival tapi masih dalam batas persaingan sehat.

Ajaey kemudian mengajak Pak Agus bertemu untuk berbicara empat mata mengenai apa tujuannya menghabisi ayahnya. Pak Agus kemudian bercerita, dulu 15 tahun silam ketika istrinya akan melahirkan Amel harus dengan cara operasi caesar namun ia tak memiliki biaya, Pak Agus berusaha meminjam uang pada semua orang yang dikenalnya namun tak ada seorangpun yang mau memberinya pinjaman, hingga suatu hari ia mendapat surat dari pengirim tak di kenal, surat tersebut berisi tugas untuk membunuh ayahnya Ajaey, surat tersebut menjanjikan bayaran besar, Pak Agus pun menyetujuinya dan melaksanakan tugas itu hingga mendapat bayaran dan dengan uang itu ia berhasil melunasi biaya persalinan istrinya melalui proses caesar dan lahirlah Amelia Chesa.

Nampak penyesalan mendalam di mata Pak Agus, ia bersedia dihabisi oleh Ajaey jika Ajaey memang tak bisa memaafkannya, namun Ajaey tak mau melakukannya karena Ajaey takut masuk penjara dan Ajaey juga tak mungkin melaporkannya ke polisi karena kasian Amel kalau ayahnya dipenjara, dia pasti cedih, "kalau Amel cedih Ajaey juga ikut cedih" wkwk.

Namun Ajaey memaafkan Pak Agus dengan satu syarat, Pak Agus harus menemukan orang yang menyuruhnya untuk menghabisi ayahnya tersebut, dengan bayaran yang sama Ajaey menyuruh Pak Agus untuk menghabisi orang tersebut.

Pak Agus menyanggupinya meskipun bingung harus mulai dari mana mencarinya, karena kejadian itu sudah terlalu lama, 15 tahun silam, bukti-bukti semuanya sudah hilang, tapi Pak Agus mungkin bisa melacak rekening si pengirim bayaran itu tapi mungkin butuh waktu lama dan prosedur yang rumit, tapi untungnya ada Pak Herman, Pak Agus agus bisa mengajaknya untuk berkolaborasi mengingat koneksi Pak Herman jangkauannya lumayan luas. Sebagai pengacara Pak Herman mengenal jaksa, kepala polisi, kepala intelijen, bahkan kepala penjahat, intinya urusan prosedur bisa menjadi mudah di tangan Pak Herman.

***

Setelah beberapa waktu akhirnya mereka menemukannya, otak pelakunya bernama Pak Satria. Dia yang memerintahkan Pak Agus untuk menghabisi Ayahnya Ajaey.

Ajaey, Pak Agus, Pak Herman, mereka bertiga kemudian mendatangi rumah Pak Satria untuk menginterogasinya, laki-laki paruh baya bertato harimau putih di lehernya itu mempersilakan ketiga tamunya untuk masuk. Setelah menceritakan maksud kedatangan mereka dan tak banyak berkelit Pak Satria mengakui semuanya dan mengejutkan ternyata motifnya cemburu karena cinta.

15 tahun silam Ibunya Ajaey, Hj Pratiwi (38 th) adalah kekasih dari Pak Satria (40 th) namun Ibunya Ajaey lebih memilih lelaki lain bernama Pak Dahlan hingga Pak Satria kecewa dan menyuruh Pak Agus untuk menghabisi Pak Dahlan yang tiada lain adalah ayah dari Ajaey.

Namun tampaknya Pak Satria sangat menyesal atas semua perbuatannya tapi nasi sudah menjadi bubur, nyawa harus dibayar dengan nyawa.

Sesuai syarat yang diberikan Ajaey untuk Pak Agus, bahwa Pak Agus harus menghabisi Pak Satria. Dengan gemetar Pak Agus nenodongkan pistol ke kepala Pak Satria, lelaki paruh baya itu hanya bisa pasrah di todong pistol.

"Maaf, Nak Ajaey.. aku tak sanggup melakukannya.. aku tak ingin menghabisi nyawa orang lain lagi untuk kedua kalinya." kata Pak Agus sambil meletakkan pistol di meja.

"Paling tidak Amel sudah berada di tangan yang tepat, aku dapat tenang jika memang harus masuk penjara.. aku titipkan Amel kepadamu Nak Ajaey.." ucap Pak Agus lagi dengan raut wajah memelas.

Pak Satria kemudian buka suara, ternyata bertahun-tahun sejak Ajaey masih kecil Pak Satria selalu mengawasi anaknya itu dari jauh. Namun Pak Satria tak sanggup menemui Ajaey, Pak Satria tak ingin karir anaknya itu hancur, kalau terendus media bisa-bisa saham perusahaan anaknya itu akan turun drastis, Pak Satria juga terlalu takut kalau Ajaey sampai tahu kalah ayah kandungnya seorang otak pelaku pembunuhan. Rupanya Ajaey merupakan anak biologisnya Pak Satria. Semua orang diruangan itu tampak terkejut.

Ajaey tak sanggup mendengar semua kisah itu, Ajaey tak menyangka bahwa Pak Satria adalah ayahnya.

Ajaey melangkah pergi meninggalkan mereka namun baru beberapa langkah akan menuju pintu ke luar terdengar suara "Dooooor.." Ajaey menoleh ke belakang dan rupanya Pak Satria menghabisi dirinya sendiri dengan pistol.

Ajaey berlari mengejar Pak Satria yang terbaring bersimbah darah, Ajaey memeluk kepala Pak Satria dan berteriak sekuat tenaga hingga menggema "Ayaaaaaah.." tangan Pak Satria ingin meraih wajah Ajaey namun sepertinya tenaganya sudah habis dan tangannya terjatuh lunglai.

Pak Herman sibuk memanggil ambulan dan beruntung cepat datang, Pak Satria kemudian dibawa ambulan menuju RS.

***

Setelah dilakukan operasi akhirnya Pak Satria dapat melalui masa krisisnya, Ajaey mendonorkan darahnya untuk Pak Satria, Ibunya Ajaey juga hadir disana memegang tangan Pak Satria.

"Mass... iki Wiwi.." panggil Ibunya Ajaey memanggil Pak Satria.

"Take my hand.. please open your eyes mas.. i need u.." ucap Tiwi sesegukan sambil mengusap-usap tatto bertuliskan Wiwi di dada Pak Satria.

"Iam so sorry, selama ini tak seperti yang kamu kira mas, orang tuaku kalah judi dengan Pak Dahlan hingga orang tuaku menjadikanku jaminan dan menikah dengan Pak Dahlan.." Kekuatan cinta, tak disangka Pak Satria selamat dari maut dan siuman lebih cepat dari perkiraan.

Mendengar penuturan Wiwi tersebut membuat Pak Herman menangis dan memeluk Tiwi.

"Maafin ayah Nak.." pinta Pak Herman pada Wiwi namun wanita yang sudah berstatus hajjah (naik haji) diusia muda tersebut meronta melepaskan pelukan Pak Herman.

"Orang tua macam apa yang menjual anaknya di meja judi." ucap Tiwi pada Pak Herman dengan suara tesendat-sendat saking emosinya.

Tanpa sepengetahuan Ajaey rupanya Tiwi anak dari Herman dan Herman ayahnya Tiwi. Tiwi sangat membenci Herman hingga tak mengakui dia sebagai ayahnya. Pak Herman kalah judi bersama Pak Dahlan dan menjual Tiwi ke Pak Dahlan.

Selama 15 tahun Tiwi menutupi semuanya sangat rapat hingga Ajaey tak tau kalau Pak Herman (46 th) yang berprofesi sebagai seorang kuasa hukum diperusahaannya tersebut adalah kakeknya.

Melihat kegaduhan tersebut Pak Satria memaksakan diri untuk bicara, walau sambil memegang kepalanya yang memakai perban.

"Ada apa ini ribut-ribut, maaf.. kalian siapa ya?" tanya Pak Satria pada semua orang yang berada di ruangan tersebut. Sepertinya efek operasi pengeluaran peluru di kepalanya itu membuat Pak Satria kehilangan ingatan.

Pak Agus hanya bisa mengusap-usap tahi lalat di keningnya menyaksikan semua itu. Di ruang RS tersebut ada juga Amel, Ajaey dan Pak Herman SH sedang membesuk Pak Satria.

Tamat!

Comments

  1. Wah, habis ngapain itu Ajaey dan Amelia di gedung tidak pakai baju.🀣

    Keterlaluan si Ajaey, habis Amanda sekarang Amelia, nanti jangan-jangan Satria.🀣

    Kaboorrr. πŸšΆπŸƒπŸ’¨

    ReplyDelete
    Replies
    1. Habis kerokan mungkin 🀣

      Ogah kalau sama laki2, mending sama boneka 🀣

      Delete

    2. 🀣🀣🀣🀣🀣🀣🀣🀣🀣🀣🀣🀣🀣🀣🀣🀣🀣🀣🀣🀣

      Delete
    3. Bagus tuh huu dijadikan cerpen baru, kasi judul "Mr. Herman dan Boneka"? 🀣

      Delete

    4. Boneka apaan? Boneka sextoy apa boneka yang isinya Jin..🀣🀣🀣🀣

      Delete
    5. Yang lagi rame boneka spirit seperti Ivan Gunawan itu kang.πŸ˜…

      Delete
    6. Nah cocok tuh, bininya boneka sextoy anaknya boneka spirit 🀣🀣

      Delete
  2. Jadi Tiwi ibunya Ajaey itu anak pak Herman ya? Tiwi masih muda baru 20 tahun tapi sudah punya anak ajaey ya? πŸ˜…

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Wiwi anak Pak Herman πŸ˜›πŸ˜›

      Wiwi usianya saat ini 38 thn dikurang 15 thn silam = 23 thn.

      Umur 23 thn Wiwi menikah dgn Pak Dahlan.
      Dan saat umurnya 24 thn lahirlah Ajaey.
      Umur Ajaey saat ini sekitar 14 thn mgkn 🀣

      Delete

    2. 14 kali 5 yeee Huu usianya...🀣🀣🀣🀣🀣🀣🀣

      Delete
    3. Kali tiga tambah sedikit lah kalau usia aslinya πŸ˜›

      Delete
    4. 14 kali 5 kayaknya kebanyakan ya kang jaey, berarti 70 tahun dong.πŸ€”

      Yang benar 14 tambah nol satu dibelakangnya.🀣

      Delete
    5. 14 tambahi 0 = berarti 140.
      Termasuk manusia purba ini πŸ˜…

      Delete

  3. Beeeehhhhaaaaa!!!! 🀣🀣🀣🀣 Apes banget nasib gue Huu...udah mau bunuh diri eehh hidup lagi...Ditambah lupa ingatan pula..🀣🀣🀣

    Jadi biang masalah sebenarnya si Dahlan yee Huu..🀣🀣🀣🀣

    Tapi yang Suueee sebenarnya yaa pak MR. Herman wong..🀣🀣🀣

    Ini persis kaya novel Wang si Macan. Jadi hampir semua kisahnya saling berkaitan satu dengan lainnya...🀣🀣🀣🀣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ga apes2 banget lah kan banyak suster di RS yg akan menghibur dan tak perlu mikirin biaya krn semua di tanggung Mr. Herman Wong πŸ˜…πŸ˜…

      Iya juga sih gara2 Mr. Dahlan main judi sama Mr. Herman itu awal masalahnya πŸ˜›πŸ˜›

      Wah keren dong kalau kisahnya persis novel πŸ˜›
      Malah sempat terpikir ingin dikaitkan lagi, Mr. Agus dijadikan saudara kandung sama Mr. Herman tapi ga jadi krn klo bgitu rugi Ajaey ga bisa pepet Amel πŸ˜›

      Delete

    2. Nggak ngaruh kan bisa buat alasan tidak tahu...Yang penting grepe2 aja dulu...urusan selanjutnya bisa diatur.πŸ˜†πŸ˜†πŸ€£πŸ€£πŸ€£πŸ€£πŸ€£

      Delete
    3. Wah aku diajari hal ga bener nih, "toloong..." 🀣

      Delete
  4. complicated ceritanya....
    tapi menarik untuk dibaca
    πŸ‘πŸ‘πŸ‘

    ReplyDelete

Post a Comment