Skip to main content

Mengapa orang Indonesia cenderung mengucapkan kata Untung?

Lagi iseng pengen membahas ini secara khusus, saya cari di Google belum ada (menemukan) yang membahas ini.

Serius ini screenshotnya, dari 10 hasil pencarian yang tampil belum ada satupun yang membahas itu.

Mengapa orang Indonesia cenderung mengucapkan kata Untung?

Tapi saya nyarinya cuma sekali sih kalau berkali-kali mungkin ketemu juga tapi malas ah wkwk!

Mengapa orang Indonesia cenderung mengucapkan kata Untung dalam berbagai situasi?

Sebelumnya saya mau polling/vote dulu, setuju kan rata-rata orang Indonesia cenderung mengucapkan kata itu?

Saya anggap semua setuju dan mungkin sering mengucapkannya dalam setiap kesempatan.

Contohnya gimana ya?

Misalnya terpeleset kulit pisang.
Lalu biasanya baik yang mengalaminya ataupun yang menyaksikannya akan mengatakan: "Untung cuma... Blabla".

Satu hal yang terlintas dipikiran saya mengapa orang spontan mengucapkan kata itu kemungkinan ini ada kaitannya dengan mayoritas masyarakat Indonesia yang beragama Islam. Wow sensitif ini mesti pelan-pelan menulisnya, hehe.

Orang Islam biasanya selalu bersyukur dalam situasi kondisi apapun, syukur biasanya diucapkan dengan kata Alhamdulillah.

Kata "untung" KEMUNGKINAN memiliki persamaan dengan kata "Alhamdulillah".

Sebagaimana juga orang Indonesia ketika kaget biasanya mengucapkan "astaga" yang KEMUNGKINAN kependekan dari kata "Astagfirullah".

Sok tau lu Jaey. HiHi_maaf_ken!

Iya, betul kan? Orang muslim selalu bersyukur alias selalu merasa untung (bersyukur).

Tentunya syukur disini dalam konteks lingkup "beruntung tidak mendapatkan sesuatu dari yang seharusnya".

Contohnya, yang seharusnya terpeleset kulit pisang itu menjadi jatuh tapi untungnya cuma oleng-oleng saja sedikit.

Kalaupun memang jatuh, untungnya jatuhnya gak sakit-sakit amat, dst.

Mengapa ucapan syukur diucapkan dengan kata untung? Kemungkinan kalau diucapkan dengan kata Alhamdulillah kuatir orang akan tersinggung, jadi lebih memilih menggantinya dengan kata untung. (Hanya Allah yang tahu).

Contohnya kalau ada teman yang terpeleset kulit pisang misalnya, lalu teman yang lainnya mengucapkan kata "sukurin luu.." yang diucapin kata itu justru cengengesan, ya karena itu tadi kemungkinan alam bawah sadarnya mendeteksi dan otomatis mengkonversinya merubah kata "sukurin" menjadi "untung".

Akan lain ceritanya ketika teman terpeleset dan teman lainnya mengucapkan kata "Alhamdulillah", seperti yang saya sebutkan diatas kemungkinan temannya akan tersinggung.

Namun saya kurang yakin apakah kata "sukurin" semakna dengan kata "syukurin".

Lalu mungkin akan muncul pertanyaan, mengapa orang Arab tidak mengucapkan kata untung padahal disana juga mayoritas Islam. Ya karena mereka punya bahasa Nasional sendiri.

Kalau kita bicara sesuatu yang seharusnya, kemungkinan kata yang tepat saat mengalami atau melihat teman terpeleset adalah mengucapkan kalimat istigfar.

Jadi kesimpulannya, kata untung disini sepertinya gabungan dari rasa bersyukur (berterimakasih) dan bentuk lain dari istigfar (memohon ampun).

Apakah saya cocoklogi? Mungkin saja tapi saya lebih suka menyebutnya sebagai opini.

Bagaimana menurut teman-teman, Mengapa orang Indonesia cenderung mengucapkan kata Untung?

Comments

  1. Sama kek mamak bapakku. Habis jatoh dari motor, luka², eh mash bilang untung. "Untung jatohnya di jalan datar, bukan ditemurunan yang panjang."

    Humhh wong Indonesia emang unik😂

    ReplyDelete
  2. Untungnya aku baca artikel tentang untung ini, jadinya untung.😅

    ReplyDelete

Post a Comment